"HUAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"
Jeritan itu berasal dari kamar Mika. Penyebabnya? Azka tentu.
"MIKAILA SABRINA BERISIK MICIN!!!"
Mika tidak menghiraukan teriakan dari Sarah di samping kamar.
Kalian tau apa yang terjadi setelah Mika memergoki Azka? Azka malah tersenyum ke arah Mika.
Sudah dua kali seorang Azka membuat manusia batu ini salah tingkah.
Mika berlari ke kama Sarah yang berada di sebelah kamarnya.
"Woii Sar!!"
Sarah yang tadinya sedang kayang, langsung duduk menunjukkan ekspresi 'ngapa nyet?'
"Gue disenyumin sama Azka woi! Tadi dia ketemu gue waktu jogging!"
"Bagus dong, abis itu gimana?"
Mika menghela napas, "ya gak gimana-gimana. Gue langsung ngalihin muka, insinyur gue disenyumin pangeran."
"Jijik monyet."
"Menurut lo gue harus maju terus gak deketin Azka?"
Sarah terlihat berpikir sebentar, "gue rasa sih maju terus aja. Alisa aja bisa luluhin dia, lo coba aja."
"Tapi gue gak setara Alisa huaaaa. Alisa tuh ramah, pinter, manis, banyak lagi yang suka temenan sama dia. Gue? Ramah kagak, otak ngepas, temen berapa biji," curhat Mika.
Sarah menghela napas, "gue serius nih ngomong sama lo. Jangan ketawa! Sedingin-dingin orang pasti bisa diluluhin kok, dia kan punya hati juga. Tapi lo deketin dia ada cara juga lah, jangan buat dia ngerasa kalo lo gak bisa hidup tanpa dia. Deketin aja dengan cara lo bisa berprestasi kayak Alisa, tapi lo juga harus tetep deketin dia dengan cara ramah dikitt sama dia. Minimal kalo dia lewat lo senyum deh, atau kalo dia buat status, lo bales-balesin. Tapi jangan keseringan, itu si yang pernah gue lakuin ke gebetan," ceramah Sarah.
Mendengar nasihat Sarah, Mika langsung memeluknya, "aaaaa! Tumben lo otaknya agak bener. Sayang deh."
Tiba-tiba Dimas lewat di depan kamar Sarah yang pintunya terbuka, mengambil ponsel, dan memotret kedua adiknya itu.
"Tumben lo dua akur. Biasa kayak kucing kawin."
"Pergi lo sana!!" teriak Mika dan Sarah.
¤¤¤
Upacara di hari senin yang cerah.
Terlihat seorang siswi yang sedang panik mencari topinya di dalam kelas. Siapa lagi? Mika tentunya.
"Aduhh dimana topi gue! Kok ilang mulu sih!" gerutu Mika.
Teman-teman kelasnya sudah keluar untuk melaksanakan upacara. Tidak ada yang bisa dia tanya untuk meminjamkan topi.
"Gimana? Ada?" tanya Riri.
"Gak ada, gimana nih. Nanti gue diberdiriin di pinggir lapangan huaaaa!"
Riri yang tidak tega melihat temannya itu berinisiatif, "yaudah gue juga deh temenin lo."
Mika langsung melotot mendengarnya, "ya jangan dong. Kalo gue mati lo mau mati juga gitu? Jangan ih."
"Ya terus lo gimana?"
"Yaudah pasrah gue.."
Mereka pun turun ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Mika
Teen Fiction"Aku tau aku terlalu berkhayal bahwa kamu akan kesini dan menyayangi aku layaknya aku menyayangimu. Tapi aku sadar, aku tidak setara untuk mendapatkan rasa yang kamu punya." -Mikaila Sabrina-