"Ketika aku rapuh, ketika aku kecewa, ketika aku menangis, ketika itulah hanya Allah Ta'ala yang aku butuhkan."
_Clara Azzahra_
💧💧💧
Rey kini mulai paham akan kesalah pahaman yang ada, setelah Sintya datang dan menjelaskan semuanya, Rey tau apa yang terjadi pada Ara.
Hari sudah mulai terik, Ara juga belum pulang kerumah. Rey sudah mencari Ara dirumah Farel, namun nihil.
Rey mencoba mengerti, istrinya itu pasti butuh waktu untuk sendiri. Tapi, Rey juga butuh waktu untuk menjelaskan semuanya.
Tak lama, orang yang ditunggu pun datang. Matanya sembab, wajahnya pucat. Rey benar-benar merasa frustasi melihat sang istri.
Ara hendak berlalu begitu saja dari hadapan Rey, tapi Rey menghalangi tubuhnya.
"Biarkan aku menjelaskan." Ara menggeleng, sekejap ia terkekeh sinis. Ara menatap iris mata Rey yang nampak tenang.
Ara kembali menggeleng dan langsung berlalu pergi sembari menepis kasar tangan Rey.
Baru beberapa anak tangga yang ia naiki, suara Rey menghenti'kan nya.
"Ini salah paham Ara! Foto itu nggak bener!"
Ara seketika menoleh, dirinya kembali terkekeh muak. Rupanya sang suami telah tau perihal foto itu.
Tidak benar dimananya? Si pengirim tak bersalah kan? Toh, dia hanya mengirim foto itu tanpa ada caption apapun.
Foto itu pun real. Dimana salahnya? Salahnya ada pada asumsi Ara.
"Foto itu udah cukup jadi bukti!" sinis Ara dengan nada yang menekan disetiap kalimatnya.
Rey menggeleng keras, ia berlari kecil mendekat pada Ara.
"Kamu sendiri yang bilang waktu dipasar malam itu. Tutup mata, dan tajamkan telinga! Itu kunci menyelesaikan masalah."
Ara terdiam. Seolah ia termakan dengan omongannya sendiri. Tapi Ara masih saja kekeuh dengan pemikirannya.
Berpelukkan, menggendong, dan menidurkan didalam hotel. Sudah jelas kan?
"Bukti itu udah sangat jelas! Nggak ada rekayasa!" Rey mengacak rambutnya frustasi. Berkali-kali ia berdecak.
Rey mencoba beristigfar agar ia tak emosi terhadap Ara, "Bukti itu emang asli. Tap--"
"Tuh! Jadi, nggak perlu penjelasan kan?" potong Ara sembari tersenyum sinis. Rey lagi-lagi mendesah frustasi.
Ara kembali terkekeh palsu, "atau kamu mau menjelaskan kejadian lebih jelasnya? Tentang yang kalian lakukan dikamar itu hm?" sinis Ara sembari tersenyum palsu.
Rey menggeleng lemah, dirinya makin frustasi. Bibirnya seolah tak bisa berucap lagi, Ara sangat kekeuh dengan asumsinya.
Bahkan Ara langsung percaya dengan foto itu, dan menyimpulkan jika Rey berzina dengan Sintya.
Ditengah percek-cokan antara Rey dan Ara, suara dobrakan pintu yang begitu keras membuat keduanya tersentak lalu menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Novela Juvenil[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...