Akhirnya Velan dan Stella sudah sampai di sebuah apartemen yang cukup besar dengan balkon yang cukup membentang dengan menghadap ke sebuah taman kota.
Stella mulai menginjakan kakinya di dalam sebuah apartement yang cukup besar dan bersih.
Velan mulai tersenyum melihat Stella yang begitu menyukai pernak-pernik apartementnya. Penuh banyak kenangan pas jaman SMP dan ASMAnya.
"Ini foto kita pasa lulus SMA?" tanya Stella sambil menunjukan frame yang bergambar foto mereka berdua saat kelulusan.
"Hehe iyah, kamu cantik saat itu. Aku aja pangling lihatnya," ungkap Velan mampu membuat semburat merah semu terpancar di pipi Stella.
Stella mulai meletakan frame itu kembali dan mulai duduk di sebuah sofa menghadap tepat di depan balkon yang melintang luas dengan pemandangan kotanya.
"Kamu suka?" tanya Velan yang mulai duduk di samping Stella, Stella mulai mengangguk.
Hari sudah sore, Stella baru saja lupa akan membersihkan tubuhnya.
"Mandi, aku duluan atau kamu?" tanya Stella yang mulai mengambil handuk di dalam lemari yang sudah Velan siapkan. Stella terkejut, ada satu lemari khusus baju, niqob, dan khimar khusus untuk dirinya yang sudah lama Velan siapkan.
"Kenapa kaget? itu punya kamu semua, Tapi nanti malam aku boleh lihat rambut kamu?" tanya Velan yang mulai mendekatkan wajahnya ke hadapan Stella yang tertinggal sisa beberapa centi lagi.
Stella mulai menunduk dan mengangguk ucapan Velan, Velan mulai mengangkat Wajah ayu milik Stella.
"Menunduk di hadapan dan pandangan lelaki lain boleh, tapi kalau sama aku gak aku bolehin. Kamu aja duluan yang mandi, atau mau bareng?" Velan mulai usil sambil menatap Stella bak devil yang ingin memangsa targetnya sekarang.
"Ihhh! Mesum!" jerit Stella yang mulai masuk ke dalam kamar mandi yang begitu megah, Velan hanya bisa tersenyum dan bergulat dengan pikirin usilnya.
"Akhirnya bisa liat rambut dia juga," gumam Velan yang mulai mengambil stelan baju dan dalamannya. Stella sudah selesai mandi dengan handuk setengah badannya, Rambut masih basah yang terurai indah sepinggangnya. Sontak membuat hawa Velan mulai meningkat.
"Apa? Udah sana! mandiiiiii!" jerit Stella yang mulai menutup bagian atas dadanya, Velan tertawa gemas melihat tingkah manja istrinya ini.
Velan mulai mengedipkan sebelah matanya ke arah Stella yang mampu membuat Stella bergidik ngeri. Velan mulai masuk ke dalam kamar mandi.
Stella sudah rapi dengan baju daster yang ia pakai senada dengan kerusungnya. Stella mulai berlari ke dapur yang sengaja memang dekat dengan balkon, ruang makan dan tamu.
Velan mulai menghampiri Stella yang ia cari-cari ternyata sedang memasak makanan malam untuknya.
"Heummmm! wangi banget, masak apa nih?" tanya Velan yang langsung mendekatkan dirinya dari belakang punggung Stella, Stella terkejut bahkan hampir saja dirinya terjeumpus ke dalam wajan yang ia masak.
Untungnya Velan langsung merangkul pinggang Stella.
"Maaf ngejutin, Maafin ya," ucap Velan yang mulai menjauhkan dirinya dari Stella. Stella menggeleng."Gak apa-apa, duduk gih. Ini udah matang, langsung makan aja. Semoga enak ya," ujar Stella yang sudah meletakan sayur oseng-osengnya di piring, nasi yang sudah di letakannya di mangkuk besar, Ikan nila kesukaan Velan, dan sambal kesayangan Stella.
"Aku cuman bisa masak yang kaya gini, belom bisa banget," ujar Stella yang sudah mengambilkan nasi, ikan, dan sayurnya untuk Velan.
"Gak apa-apa ko Sayang, kamu makan juga,"
Stella mulai terdiam, Velan mulai memakannya.
"Wahhhhh! enak banget," puji Velan mampu membuat senyuman Stella terukir indah.
"Nanti aku ngajar di perkumpulan muslim ya Mas," ujar Stella yang membuat Velan langsung terdiam.
Ada apakah gerangan ini?
Guys, yuk di Vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...