Chapter 3 - 𝐂𝐨𝐜𝐨𝐤?

1K 69 5
                                    

Typo ada dimana-mana. Kata kata ga baku. Mungkin ada kata² yang kasar.. :) okie dokie~
Happy Reading!
-
Note : Boboiboy dan kawan kawan hanya milik Monsta, dalam cerita ini saya hanya meminjam tokohnya, tolong difahami:).
-

A u t h o r
------------------------------------

"Kita sama-sama sudah dewasa.
Jadi berhentilah bermain-main perihal rasa"

-

Author POV

Istirahat pun tiba. Murid murid pada keluar kelas untuk memenuhi perutnya dikantin.

"Yaya, lu mau bareng gue apa ngga?" tanya Ying kepada Yaya.

"Tinggal aja Ying, gue ga mood makan" jawab Yaya yang masih fokus dengan Diaryku.

"Oke deh... yuk Fang!" ajak Ying kepacarnya.

'Fang' menjawab dengan anggukan lalu menarik pergelangan tangan Ying keluar kelas.

Kulihat sekitar. Sepi. Dan masih ada 1 siswa yang betah didalam kelas. Siapa lagi kalau bukan Halilintar.

"Lu ga mau kekantin?" tanya Yaya kepadanya.

"Ga. Lagipula gue ga tau mana kantin" jawab Halilintar simple.

"Yuk bareng gue" ajak Yaya sedikit memaksa.

"Tadi diajak temen lu katanya ga mau" jelas Halilintar tak menengok kearahnya.

"Yaudah kalau gitu, gue keperpustakaan dulu" ucap Yaya lekas berdiri lalu meninggalkan Halilintar seorang didalam kelas.

Yaya POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaya POV

Aku pergi kearah perpustakaan dan melewati lorong sepi. Jika aku melewati lorong sejalur dengan Halilintar atau kembarannya, bisa bisa telingaku akan hancur berkeping-keping.

Aku mengeluarkan handphone lalu menyalakan dan menekan aplikasi musik.

Kutekan lagu Rival & Cadmium - Seasons.(yang diatas:D👆🏻) Lagu ini membuat diriku nyaman dan mengenang masa lalu.

"Gue ga tau mau ngapain lagi.." gumamku yang bingung untuk melakukan kegiatan bermanfaat.

Tiba-tiba aku melihat Ying dan Fang duduk dipinggir pohon. Kulihat mereka sedang bergurau ria.

Aku berjalan kearah kantin. Dan lagi lagi kantin dipenuhi para fangirl.

"Pangeran gue itu anjir"
"Ngga lah! Lu kan ga level sama dia!"
"Jangan ngehalu!"
"Dia itu tampan!"
"Saingan berat taehyung!"
"Omaigad... gue mau pingsan~!"

Dan seterusnya.

"Dasar sampah masyarakat" gumamku lalu menerobos keramaian tersebut.

Aku duduk dibangku paling pojok untuk menenangkan pikiran yang dari tadi ngga bisa diajak kompromi untuk berfikir.

Tiba-tiba sosok laki-laki seumuran duduk didepanku. Dia Gempa, Temanku.

"Lu ga mau makan?" tanya Gempa kepadaku, aku hanya menjawab dengan gelengan kepala dan melanjutkan untuk berfikir.

"Oh iya, gue mau bilang kalau teman baru lu itu kembaran gue" penjelasan Gempa membuat diriku terkejut setengah mati.

Bagaimana tidak? Daritadi kuperhatikan wajah Taufan dan Halilintar itu sulit dibedakan, hampir saja kusalah menyebut namanya.

"Lu tau kan kalau gue punya kembaran banyak?" tutur Gempa yang masih menyeruput soda.

Aku hanya bedehem yang berarti aku 'tau' dengan tuturannya Gempa.

Tiba tiba seorang pemuda menghampiri diriku dan Gempa. Dia Taufan dan Halilintar yang sedang membawa cemilannya.

Oke.. gue bakalan mundur.. gumamku yang perlahan berdiri.

"Lu mau kemana Ya?" tanya Gempa dengan tatapan heran.

"Gue mau keperpustakaan" balasku lalu berjalan mundur dan pergi meninggalkan 'mereka'.

Halilintar POV

Aku melihat punggung Yaya yang perlahan mulai memudar.

"Dasar aneh" umpatku pelan dan duduk disebelah Taufan.

"Gimana kak Kelasnya? Nyaman?" tanya Gempa kepadaku dengan nada 'ingin tau'.

"Biasa, untung temen sebangku gue ga cerewet jadi gue bisa fokus sama pelajaran" jelasku yang sedang mencampuri bubuk balado kedalam kripik kentang.

"Kalau lu Fan?" tanya Gempa ke Taufan.

"Menarik, sampe sampe Gopal manggil gue Ufan" jelas Taufan tertawa yang membuat diriku menyembur makanan kearahnya.

"Sorry, gue ga sengaja" ujarku lalu mengelap wajah Taufan dengan Tisu.

"Gapapa kok kak, gue malah seneng dilapin sama kakak gue tercinta" ungkapan Taufan membuat diriku ilfeel dan mengelapnya dengan kasar.

"Lu ngomong 'Tercinta' lagi, jangan harap lu masih didunia" jelasku yang membuat Taufan maupun Gempa bergidik ngeri.

"Btw Kak Hali itu cocok sama Yaya ya.." ucapan Gempa membuat diriku mendelik kearahnya tetapi mampu kutahan untuk tidak memarahinya.

"Cocok apanya?" tanyaku sedikit gusar terhadap Gempa.

"Kak Hali kan Dingin, kalau Yaya kan orangnya cuek, kalau digabungin mah.. jadi perang dunia" canda Gempa yang membuat Taufan tertawa keras.

"Serah lu deh" ucapku pasrah tidak memperdulikan Gempa dan Taufan.















































Emang sedikit cocok sih...
















































TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.TBC.

✴ Huyey~ Makasih dah mau vote ^^! Jangan lupa comment and share ya kawan kawan! Hiya-Hiya~ seharusnya tadi mau Up eh gara-gara lampu mati and wattpad sedikit error.. Jadi maapkeun author ya manteman~

Cya^^

--------------------------------------

𝐒𝐡𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝔹𝔹𝔹 𝕗𝕒𝕟𝕗𝕚𝕔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang