Stella masih terbaring lemas di atas brangkas dan mulai terbangun karna sudah pagi, Saat Stella menoleh ke sumber cahaya suatu objek menarik perhatiannya. Ada lelaki sejatinya sedang terbaring lemas di tumpuan tangan tanpa alas selimut pun.
Stella mulai tersenyum, Mulai menaruhkan selimut keatas punggung Velan yang seang tertidur sambil menggenggam tangan Stella tanpa ia lepas sedari tadi malam.
Tiba-tiba saja mata Velan sedikit terbuka, membuat Stela terkejut. Velan mulai menatap wajah tenang gadisnya yang sedari tadi terdiam menatapnya.
"Udah bangun aja kamu, Ekhem-" kode Velan, Stella mulai memfokuskn pandangannya ke arah lain. Sedangkan Velan mulai melepas genggaman tanganya dan melipat selimut yang baru saja di taruhkan ke punggungnya.
"Good morning sayang," ujar Velan yang mulai mengecup lembut kening Stella, Stella sudah kehabisan tenaga untuk menolak suaminya berperilaku manja sepagi ini.
"Hari ini, kalau kamu mau kerja. Kerja aja gkpp," ucap Stella, lagi-lagi membuat Velan merasa iba dan kesihan kepada sang istri.
"Aku-" ucap Velan terpotong oleh ucaan Stella terlebih dahulu.
"Aku gak apa-apa sendirian, udah biasa ko," ucap Stella yang benar-benar membuat Velan merasa sakit.
Velan langsung mengecup kening dan pipi milik Stella.
"Aku gak bakalan ninggalin kamu sendirian gini, Aku harus jagain kamu. Sayang, kamu cemburu dengan aku bekerja? nanti, aku bakalan suruh sekretaris atau tangan kanan aku aja yang ngehendel semua kerja aku," ujar Velan panjang lebar, Stella juga gak bisa gini teruskan. Stella langsung memeluk pinggang Velan."Ehmm- Afwan," ucap Stella lirih, Velan mulai mengusap kepala Stella yang masih terbalut dengan kerudungnya tanpa niqob, Stella baru menyadarinya. Padahal dokter melarangnya untuk berniqob sementara ini, karna akan repot jika berniqob untuk memasangkan infusnya.
"Aku cuci muka dulu ya di wc, tunggu sebentar," ujar Velan yang kemudian meninggalkan Stella menuju kamar mandi yang berada di kamar tersebut.
Stella mulai menoleh ke pemandangan pagi yang ada di balkon samping kasurnya, rasanya Stella ingin sekali pulang ke rumah. Namun, dia takut karna ancaman Mama Velani masih terngiang di ingatannya.
Stella baru mengandung 3 bulan, dan harus kehilangan janinnya alias keguguran. Pertanda ini ujian Stella harus lebih bersabar lagi.
Velan sudah selesai sambil tersenyum manis kepada bidadarinya yang sedang lesu memandangi pandangan luar jendela.
"Mau kesana?" tanya Velan, Stella mulai menoleh. "emang boleh?" tanya Stella ragu.
Velan mulai menganggukkan kepalanya dan mulai mengambilkan kursi roda di samping brangkas Stella.
"Atau gak kita ke taman, mau?" tanya velan, Stella mengangguk. Velan mulai menggendong Stella memindahkannya ke kursi roda.
Mereka mulai berjalan keluar menuju taman, yang katanya sangat indah banyak bunga-bunga.
"Mas, mas beneran gak kerja?" tanya Stella lagi, Benar-benar membuat Velan gak habis pikir dengan pikiran sang istri.
"Bentar lagi sampai nih," ujar Velan seraya mengalihkan topik pertanyaan Stella. Stella mulai terdiam hanya bisa menatap lurus kedepan sambil menundukan kepalanya.
Stella mulai terpanah dengan indahnya banyak bunga aster berwarna putih, kuning, dan ungu yang sangat indah tersusun rapi.
"Kamu cemburu kenapa? apa aku pulang kemarin di antar sama Natusya? dia hanya rekan kerja aku, Stell. Percaya deh sama aku," ujar Velan yang kemudian membuat mood pagi Stella rusak.
"Balik ke ruangan aja ya," ucap Stella yang tiba-tiba, Membuat Velan bergedik.
"Baru sampai loh, masa gitu. Maafin mas deh, atau gak pas pulang nanti kita liburan ke rumah mama gimana?" bujuk Velan, Stella hanya bisa terdiam dan enggan mau beragrumen nanti malah runyem.
"Nanti aku cek visa, paspor, dan tiketnya ya," ujar Velan tersenyum kecut melihat Stella yang benar-benar berubah.
Terkadang ego pun bisa membuat rusaknya kepercayaan.
Hayuk, baper atau emosi lagi?
Kasih vote dan komen❤Semangat Puasanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
Algemene fictieIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...