fourth.

44 5 2
                                    

Selamat membaca!💖
Tau kan harus apa?
Enjoy..☺️
•••

Kini Anella dengan Lara sudah berada di ruangan kepala sekolah, tadi Lara menanyakan dimana ruangan kepsek pada salah satu murid yang kebetulan lewat didepan mereka, setelah diberitahu oleh murid tersebut. Alhasil disinilah mereka berdua, duduk manis dihadapan Pak Kepsek.

"Jadi kalian berdua ini murid baru itu ya?" tanya Pak Ali seraya menautkan kedua tangannya di atas meja kebangsaannya.

"Iya pak, saya Anella dan ini adik saya Lara." jawab Anella ramah, seraya mengenalkan dirinya dan adiknya. Betul betul betul! ehh..

Pak Ali mengagguk-anggukan kepalanya seraya membuka berkas-berkas.

"Anella sama Lara yaa.." ujar Pak Ali seraya mencari-cari nama mereka, keduanya hanya mengangguk samar.

"Nah. Kamu, Anella di kelas XI-IPA 1. Kalau Lara.. kelas X-IPA 3." ucap Pak Ali seraya menatap mereka.

"Silahkan ke kelas kalian masing-masing karena sebentar lagi mau upacara." lanjut Pak Ali mengembalikan berkas-berkasnya seperti semula.

Anella dan Lara pun berpamitan menyalimi Pak Ali lalu segera keluar dari ruangan tersebut.

*•°•°•°•°•*

Saat sudah diluar Lara memukul lengan Anella pelan tapi ga santai. Gimana gimana?

"Kak! sumpah heran gue kok lo bisa masuk IPA-1 lagi sih!?" tanya Lara menatap bangga kakaknya. Pasalnya di sekolah lamanya kakaknya IPA-1 juga.

"Ya bisa lah! kan gue pintar." jawab Anella dengan nada sombong.
"Makanya otak tu di asah terus! jangan drakor aja!" lanjutnya memperingatinya, pasalnya di sekolah Lara masih mending adiknya itu masuk IPA-2, lah sekarang? Ckckck..

"Dih. sombong amat lo! Ehh btw kelasnya dimana yak?" tanya Lara lagi. Yang ditanya hanya mengangkat bahunya tak tahu.

Tak lama kemudian ada segerombolan laki-laki menghampiri mereka, terlihat cogan yang paling cogan berjalan di paling depan dengan senyuman tipis tercetak dibibirnya.

"Ekhm." dehem cowok tersebut saat sudah tepat dibelakang Anella.

Anella yang sedang membelakanginya dengan gerakan reflek membalikan tubuhnya.

"Ehh!?" gumam Anella terkejut, matanya pun ikut melotot karna saking terkejutnya. Reflek ia memundurkan langkahnya sedikit karna jaraknya dengan cowok tersebut sangat dekat.

Cowok tersebut semakin mengembangkan senyumnya Lucu, batinnya.

Hening sesaat, semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Pagi." sapa cowok tersebut memecah keheningan dengan tatapan lembutnya. Hmm ada udang dibalik tepung ni!

"Eh? Juga." jawab Anella seadanya dengan senyum manisnya.

Samar-samar kembali terdengar lagi bisikan-bisikan dari kaum julid SMA Wijaya.

"Gila gilaaa si Zidan! tatapannyaa!"

ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang