Waktu sudah beranjak senja. hari mulai gelap. matahari mulai pulang keperanduanya. seorang nak laki-laki berjalan menyusuri kota seoul dengan bersenandung ria. dia berjalan sendiri di pinggir jalan kota, tidak sesekali dia menendang batu kerikil yang ada di jalan.
Dia berbelok di sebuah gang kecil. dijalan gang kecil itu ada banyak anak-anak seusianya yang sedang bermain. dia tersenyum pada mereka dan juga menyapanya.
Kini dia sudah berada di depan rumahnya yang kecil bercat abu-abu, perlahan dia membuka pintu rumahnya yang tak di kunci.
"Dari mana saja kau?" Suara pria paruh baya yang sudah beranjak kepala empat itu bertanya, sontak saja membuat pemuda umur 15 tahun itu terkoyak kaget.
" A-ayah" cicit anak laki-laki tersebut sambil menunduk.
" saya nanya kamu dari mana?jam segini baru pulang" gertak pria paruh baya tersebut atau lebih tepatnya Ayahnya dan lagi-lagi membuat anak laki-laki itu terkeju.
" Ja-jaemin baru p-pulang kerja"anak laki- laki bernama Jaemin itu menjawab.
" oh kerja, pasti ada duwit dong? Sini duwitnya"
Jaemin yang diminta uang oleh ayahnya memberikan uang hasil jerit payahnya, jamin gak mau dipukul lagi oleh ayahnya.
Jaemin menyodorkan beberapa lembar uang yang tak terlalu banyak.
" cuma segini doang?pasti kamu ambil ya separuhnya? Jawab?" Ayahnya jamin membentak jaemin karna uang yang di beri jaemin sangat sedikit.
" Ayah Jaemin hari ini cuma bantu di lestoran aja jadi cuma segitu bayarannya" jamin menjawab ayahnya sambil menunduk, jamin berbohong pada ayahnya, sebenarnya uang yang sudah di berikan kepada ayahnya sebagian iya simpan untuk membeli makan, jika dia tak menyisihkan uangnya dia pasti akan kelaparan, karna ayahnya tidak mungkin memberikan ya uang untuk membeli makan.
"Halah gak mau tau ya besok kamu harus dapet uang lebih banyak lagi dari pada hari ini, mengerti"
" mengerti ayah"
" bagus"
Setelah mengatakan itu ayah jaemin keluar rumah sambil membanting pintu rumahnya dan lagi- lagi membuatnya terkejut.
Kini jaemin melihat sekeliling ruangan rumahnya, Berantakan.
Jaemin beranjak untuk membersihkan ruangan yang berantakan." kenapa ayah masih saja meminum-minuman keras" ucap jaemin saat memunuti botol soju di meja ruang tamu, lalu berjalan kearah luar rumah dan membuang botol-botol itu ke tempat sampah.
Setelah membuang botolnya, kini jaemin kembali lagi ke dalam dan mengecek ruang yang lain, dan mulain membersihkannya kembali.
Sudah sekitar satu jam jaemin membersihkan seluruh ruangan di rumahnya kini dia beranjak ke kamarmandi.
Setelah beberapa menit mandi dan kini sudah memakai pakaian yang sederhana, kini dia kearah dapur dan membuka lemari kulkasnya, karna dia merasa lapar.
Ada dua butir telur di kulkasnya, dia mengambilnya satu dan mulai memechlanya, memisahkan isinya dan cangkanya.
Dia masih bersyukur dengan hidupnya meski masih kekurangan, tapi dia menjalaninya dengan tulus Karna dia yakin suatu saat nanti pasti ia mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah.
Kini dia berjalan ke meja makan dengan satu piring yang sudah ada telor urak-arik, meski sederhana dia tetap bersyukur.
Setelah selesai makan ia mencuci piring, setelah itu ia berjalan ke kamar untuk memulihkan tubuhnya yang merasa pegal.
Dia memandang langit- langit di kamarnya.
"Sebenarnya aku lelah ibu, tapi ini sudah kehidupanku mau bagai mana lagi, aku sangat merindukan mu bu, suatu saat nanati jaemin pasti bakal ketemu sama ibu"jamin tersenyum sekilas, lalu dia mulai terlelap dalam dunia mimpi.
=========$========
Di satu sisi lain ayah jaemin sedang ada di sebuah bar di kota, dia sedang menghambur-hamburkan uangnya untuk bersenang-senang, tidak mempedulikan anaknya yang kelelahan di rumah.
" sampai kapan lo seperti ini Soji, lo gak kasian apa sama anak lo itu" seorang wanita penggoda bertanya pada ayah jaemin yang sedang mabuk karna minum- minuman.
Ayah jaemin tertawa " haha kasian? Sama sekali ngak, buat apa gwe kasian sama dia, dia itu pembawa sia, istri gwe mati gara-gara dia, seharusnya dia ngak usah lahir di dunia"
" sebeci itu lo sama anak lo itu, sampe lo ngak kasian ama dia yang tiap hari kerja, padahal di usianya seharusnya belajar dan sekolah"ucap wanita penggoda itu atau lebih tepatnya namanya Sinai.
"Iya,gwe beci, sangat. sudahlah jan bahas tuh anak sialan"
Sinai hanya tersenyum, dia tak menyangka temanya ini akan seperti ini, semenjak ibu jaemin meninggal saat setelah melahirkan jaemin kini soji jadi orang yang gak tau rasa kasian.
Soji menyalhkan kelahiran jaemin yang telah membuat mendiang istrinya meninggal. padahal itu semua bukan salah jaemin, itu sudah takdir dari kehendak tuhan.
=========$========
"Bun, jangan sedih terus dong, nanti Jinyu malah iku sedih di sana, Bunda gak mau jinyu sedihkan?"Anak laki- laki usia 18 tahun itu sedang membujuk ibundanya untuk tidak bersedih atas kehilangan adiknya tiga tahun yang lalu.
" tapi bunda belum bisa menerima semua ini Jaehyun, mama masih ngak rela" ucap Yoona Bunda dari Jaehyung.
"Bun, kalo bunda gak ngrelain jinyu, jinyu bakal sedih, dia ngak tenang Bun, sampe kapan bunda kayak gini" ucap siwon menenangkan istrinya yang sedang duduk di ranjang kamar sambil memegang sebuah foto anak usia12 tahun.
" Bunda bakal usahain buat ngrelain jinyu, bunda ngak mau jinyu sedih" Yoona mengelap airmata yang membasahi pipinya.
" gitu dong bun,mulain saat ini kita ngak boleh sedih Okh"
" Iya Jaehyun" yoona memeluk putra sulungnya dan mengecup puncak kepala putranya. siwon yang melihatnya pun ikut tersenyum dan menyeka airmata di pipi istrinya.
" udah ya, sekarang kita tidur, udah malem, besok kamu sekolah kan jae? Jadi sekarang tidur "
" siap yah, Bun Jaehyun kekamarya mau tidur bunda juga harus tidur"
" Iya, bunda akan tidur, sudah sana gih tidur"
Setelah Jaehyun mengucap pipi Ibundanya dan ayahnya kini ia berjalan keluar kekamarnya dan terbaring mengangkang di kasur sambil melihat langi- langit kamarnya.
' semoga kamu bahagia dia sana ya dek' Batin Jaehyun.
Di kamar sebelah, yoona memandang sekilas foto di tangannya dan mengecupnya.
Siwon yang melihat itu mengelus surau milik istrinya.
" udah bun sekarang kita tidur ya"
Yoona mengangguk, dan meletakan bikai foto yang ia pegang di samping bantalnya dan terlempar tidur saat memeluk siwon.
' kenapa adek tinggalin ayah, bunda sama kakak secepat itu' batin Siwon.
Tbc.
Okh gays ini baru prolog.jangan di bulliy ya authornya,soalny baru pertama kali buat cerita jadi,masih ada kata- kata/penulisan kurang tepat.Oh ya jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak ya berupa vote and komenya.
Sekian makasih yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Jaemin's Life [On Going]
FanfictionKisan kehidupan seorang Na Jamin yang menghadapi kehidupannya yang sulit,namun di jalani dengan senyuman setiap hari. "Jalani kehidupanmu dengan sebaik mungkin Karna hidup hanya satu kali tidak berkali-kali" ~Na Jaemin~ . . . . . . . . ...