14.2. Art Culture Festival (2)

240 53 4
                                    

(Disarankan untuk mendengarkan media demi kenyamanan membaca.)

"Penampilan yang bagus, Sejeong-ah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Penampilan yang bagus, Sejeong-ah."

Sejeong menoleh. Ia melempar senyuman tipis kepada Doyoung yang tersenyum lebar sembari mengacungkan dua jempol ke arahnya.

"Terima kasih, Kim Doyoung," ucap Sejeong pelan kemudian kembali menonton drama yang sedang ditampilkan para anak teater.

Sedikit informasi tentang drama yang ditampilkan para anak teater, naskah dan ceritanya dibuat sendiri oleh beberapa Guru yang bertanggung jawab atas Klub Seni.

Alasan mengapa lagu yang ditampilkan Doyoung nanti bergenre ballad adalah karena drama yang ditampilkan anak-anak klub teater ini memiliki ending yang cukup tragis.

Pertunjukan drama itu hampir selesai. Itu berarti Doyoung akan segera naik ke atas panggung untuk menampilkan nyanyiannya.

Sejeong menatap ke arah Doyoung. Wajah bak kelinci itu benar-benar terlihat pucat. Bahkan lebih pucat dibanding biasanya. Apa Doyoung sangat kelelahan? Apakah latihan mereka terlalu berat baginya?

"Doyoung, aku bisa meminta bu Taeyeon untuk melewatkan penampilan solomu jika kau benar-benar lelah," ucap Sejeong khawatir.

Doyoung menatap Sejeong lalu terkekeh pelan. Lelaki itu menarik pipi Sejeong pelan. "Sudah ku bilang aku sungguh tidak apa-apa, Sejeong," ucapnya gemas.

"Tapi-"

"Wah, lihat! Anak teater telah selesai. Mereka benar-benar sukses," potong Doyoung sembari bertepuk tangan dengan tatapan yang tertuju pada panggung auditorium. Ia menatap Sejeong lalu mengusap rambut si gadis pelan. "Doakan aku, ya?" ucapnya lalu berjalan menuju ke tengah panggung.

Lelaki itu mengerjap kagum. Suasana ini sudah lama tidak ia rasakan. Terhitung sudah 8 tahun sejak terakhir kali ia berdiri di hadapan banyak orang seperti ini.

Lelaki itu memejamkan mata sembari menarik nafasnya pelan lalu membuka mata dan menghembuskan nafasnya tepat dengan musik yang mulai dimainkan.

Jantung Sejeong berdetak tidak sabaran. Ia belum pernah melihat Doyoung latihan untuk penampilan solo. Apakah kali ini Doyoung akan kembali menangis seperti saat ia tidak sengaja mendapati Lelaki itu bernyanyi di ruang seni waktu itu?

Kkumeseodo geuriun moksorineun
Ireum bulleodo daedabeul haji anha
Geulsseongineun geu meariman dorawa
Geu sorireul na honjaseo deureo

Suara rendah Doyoung mulai mengisi ruang auditorium yang senyap. Perhatian mereka benar-benar tertuju pada Lelaki kelinci yang tengah berdiri di tengah panggung itu.

Sejeong heran, kenapa sebelumnya bu Taeyeon tidak pernah mengajak Doyoung untuk tampil di acara sekolah atau menjadikan Lelaki itu sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba bernyanyi? Kalau memang bu Taeyeon sudah sedekat ini dengan Doyoung sejak dulu, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu?

Kkeuteopsi gireossdeon jitgo eoduun bam sairo
Joyonghi sarajin ne sowoneul ara
Orae gidarilge bandeusi neoreul chajeulge
Boiji anhdorok meoreodo
Gaja i saebyeogi kkeutnaneun go-

Hal yang Sejeong suka saat Doyoung bernyanyi adalah bagaimana Lelaki itu bisa larut dalam nyanyiannya sendiri juga bagaimana ia membuat orang-orang yang mendengarkan nyanyiannya ikut merasakan perasaan dan arti dari lagu tersebut.

Sueopsi ilheossdeon chupgo mojin nal sairo
Joyonghi ijhyeojin ne ireumeul ara

Setetes liquid bening jatuh dari mata Sejeong yang melebar kagum, usai mendengar high notes yang dinyanyikan Doyoung.

Meomchuji anheulge myeot beon irado oechilge
Mideul su eopsdorok meoreodo
Gaja i saebyeogi kkeutnaneun goseuro

Doyoung mengakhiri nyanyian tersebut dengan nada tinggi nan lembut. Suara tepukan tangan yang meriah terdengar mengisi ruang auditorium. Ia tersenyum. Lelaki itu tidak pernah membayangkan, kembali bernyanyi di atas panggung akan se-menyenangkan ini.

Suara Doyoung memang lembut dan merdu, Sejeong akui itu. Tapi Sejeong tidak pernah menduga Doyoung bisa menyanyikan nada yang begitu tinggi dengan sempurna seperti ini.

Sejeong menangis. Tidak, tidak hanya dia. Banyak orang di auditorium itu menangis sebab terlalu larut dengan nyanyian Doyoung. Anak-anak klub juga menangis. Bahkan bu Taeyeon pun ikut meneteskan air matanya.

Sebenarnya apa yang membuat Doyoung bernyanyi dengan penghayatan luar biasa seperti ini? Apa karena hidup Lelaki itu jauh lebih menyedihkan dibanding nyanyiannya yang menyayat hati?

Kim Doyoung.... Kenapa Lelaki itu selalu membuat Sejeong penasaran? Kenapa ia selalu penuh rahasia seperti ini?

 Kenapa Lelaki itu selalu membuat Sejeong penasaran? Kenapa ia selalu penuh rahasia seperti ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ihiy ihiy, ak up lagi:>
siap-siap lagi guys, ak mau up lagi ntar wkwkwkwk.

see you, soon!♡
- zel.

Your Lie in April - Dojeong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang