07

28 1 0
                                    

Clara memaku didepan meja belajar nya, sedari tadi ia kehilangan fokus belajarnya padahal sebentar lagi akan dilaksanakan ujian nasional tingkat SMP. Al selalu memenuhi pikirannya, Al yang manis, Al yang dewasa dengan segala sikapnya, kini berganti dengan rasa kecewa.

Clara menangis, menangis dalam diamnya. Tak ada setetes air mata yang jatuh membasahi pipinya. Yang Clara rasakan saat ini hatinya sedang bergemuruh menahan sesak di dadanya.

Kecewa. Satu kata yang terus melintas dikepalanya. Kecewa dengan keadaan ini. Kecewa kenapa ia gampang tertipu dengan bujuk rayu laki laki, padahal ia tak sedikit pun tahu latar belakang dari Al.

"Kenapa kamu nyakitin aku disaat kamu baru menyatakan cinta mu Al" ucap Clara lirih dengan suara yang hampir tak terdengar.

Clara ingin sekali menangis, tapi menangis pun tak ada gunanya. Dia dan Al bukan lah siapa siapa,  tidak pernah menjalin kasih. Lantas untuk apa ia menangis. Clara masih tidak menyangka kelakuan Al dulu, ia mengira bahwa Al adalah pria yang baik, yang mampu membimbingnya dengan kedewasaannya.

Clara mengambil ponselnya diatas nakas, berniat menghubungi Al karena semenjak kejadian itu Al tidak ada sedikit pun mengirimkan pesan menanyakan keadaanya. Biasanya, hampir tiap malam mereka selalu menatap layar ponsel sambil terus tersenyum.

~♥~~♥~

"Kamu kenapa Ra? Kok mukanya datar kali gitu" tanya Mona yang heran melihat Clara masuk kedalam kelas dengan pandangan dingin.

Clara menatap sekilas ketiga sahabatnya lalu menatap lurus kearah papan tulis. Mona, Ria, dan Salsa saling berpandangan bertanya apa yang terjadi dengan Clara karna tak biasanya Clara seperti ini, namun tak ada satu pun yang tahu.

"Lagi PMS kali"

"Iya juga kali ya"

Jam pelajaran pertama pun berlangsung, mata Clara terus memandang kearah guru yang sedang mengajar tapi pikirian nya kembali mengingat kejadian kemarin sore ditaman. Tadi pagi Al tidak menjemputnya untuk mengantarnya sekolah, jadi Clara pun terpaksa pergi dengan papanya.

"Ra kantin yok, lapar nih" ucap Mona. Bel sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

"Luan aja" cuek Clara.

"Kamu gak lapar Ra?" tanya Salsa.

Clara hanya melirik sekilas sahabatnya kemudian mendengus kencang lalu kembali menatap buku pelajarannya.

"Nih anak kenapa sih, aneh banget" ucap Ria.

Tiba tiba Mona ingat dengan perkataan Al kemarin. Setaunya yang dapat membuat mood Clara berubah itu hanya Al. Yang biasa nya Clara kalau disekolah itu biasa biasa saja, setelah mengenal Al Clara jadi hiperaktif sendiri. Dan sekarang, Clara tiba tiba menjadi dingin.

"Apa jangan jangan karna dia Ra?" tanya Mona, seketika mereka semua menoleh menatap Mona ingin mengetahui maksud dari kalimatnya itu.

"Yuk ah kantin, ntar bel ga bisa makan. Mana cacing aku udah minta makan dari tadi" ajak Mona.
"Ra kita luan ya, kalau kamu mau nyusul datang aja ya" ucap Mona sebelum pergi sambil menyeret dua sahabatnya.

~♥~~♥~

Al menjemput Clara pulang sekolah. Berniat ingin menjelaskan insiden kemarin, tetapi Clara menolak ajakan Al. Clara tidak mau mendengar apa pun lagi dari Al, ia sudah terlalu kecewa.

Percuma baginya mendengarkan penjelasan Al kalau nantinya akan membuat hatinya semakin sakit.

"Ra plis dengerin aku dulu, biar aku jelaskan apa yang terjadi sebenernya. Ini gak seperti yang kamu pikirkan Ra" ucap Al memelas.

"Aku mau pulang ada urusan" ucap Clara ketus sembari pergi meninggalkan Al yang masih mematung ditempatnya menatap kepergian Clara.

Al berniat mengejar Clara. Belum sempat ia dapat mengimbangi langkah Clara tiba tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan.

Ciiitttt

Brraaaakkk

Al berlari panik mengejar Clara, ia sempat memandang mobil yang menabrak Clara tadi. Kaget. Al sepertinya mengenal mobil itu dan juga yang mengendarainya, kalau ia tak salah lihat.

Tubuh Clara penuh dengan cairan merah kental. Al langsung membopong tubuh Clara ke dalam mobilnya dan membawanya kerumah sakit.

"Bertahanlah Ra, aku mohon" ucap Al tanpa sadar air matanya sudah turun membanjiri pipi.

Al duduk di depan ruang operasi dengan wajah frustasi. Al merasa sangat bersalah, kalau saja tadi dia bisa menahan Clara pasti Clara tidak akan bisa seperti ini. Kalau saja tadi ia tidak datang menjemput Clara, pasti tidak akan terjadi apa apa dengan gadis ini. Kalau saja...

"Al bagaimana keadaan Clara?" tanya papa Clara yang baru saja datang dengan wajah sedih. Sedangakan mama Clara hanya bisa menangis, tak bersuara barang satu kata pun.

"Clara lagi di operasi om" jawab Al dengan lesu. Matanya masih merah menahan tangis.

"Kenapa bisa sampai dioperasi, apa yang terjadi dengan Clara Al" ucap papa Clara dengan setetes air mata membasahi pipinya.

"Kata dokter tulang kaki Clara patah om" ucap Al tertunduk menahan sesak di dadanya.
"Maafkan saya om tidak bisa menjaga Clara dengan baik"

"Udah kamu jangan menyesal seperti itu, kita doakan saja semoga tidak terjadi apa apa dengan Clara"

Al pergi meninggalkan rumah sakit, ia sengaja pergi karna tidak tahan melihat gadis yang ia cintai harys mengalami nasib seperti ini. Ini semua karna dirinya, kalau saja tadi..

~♥~~♥~

Mobil Al berhenti disebuah apartement mewah, kemudian Al memasuki apartement itu dan mencari salah satu kamar.

Al sudah berhenti didepan pintu kamar yang ia tuju, tanpa menunggu lama Al pun menekan bel. Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik yang tersenyum sumringah melihat kedatangan Al.

"Al akhirnya kamu datang juga, aku yakin banget kalau sebenarnya kamu itu gak bisa ninggalin aku" ucap Felysia tanpa menghilangkan senyum yang mengembang itu dari bibirnya.

"Ayo masuk dulu Al, biar kita lebih enak bicarain soal pernikahan kita nanti" lanjut Felysia.

"DIAM KAMU!! Kamu pikir aku kemari untuk membicarakan hal gak penting itu? Iya?" tanya Al setengah membentak.

"Al kamu ngomong apaan sih. Udah deh Al gak usah akting gitu, aku tau kalau kamu itu mau buat aku merasa sedih dulu baru setelah itu kamu mau lamar aku, iya kan Al"

"TUTUP MULUT KAMU!! Jangan harap aku akan sudi nikah sama kamu. Sekarang kamy jawab pertanyaan aku, kamu kan yang nabrak Clara tadi?"

"Kamu apaan sih Al, kok kamu jadi nuduh aku. Jadi Clara tadi ditabrak ya, bagus dong. Paling ntar lagi dia mati"

"JAGA UCAPANMU"

"Udah deh Al, lagian kalau kamu datang kemari cuma buat nanyain si jalang itu mending kamu pergi aja"

Felysia kembali memasuki apartement nya dan membanting pintu sehingga menimbulkan suara yang cukup kuat dan mengagetkan semua orang yang berada disana, termasuk Al.

"Sialan" ucap Al dan langsung pergi menuju rumah sakit.

~♥~~♥~




.

Halo semua
Jangan lupa di votmen ya😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STOP LOVINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang