"Terlalu sibuk memecahkan misteri sampai lupa untuk menghibur diri."
~~~
Markas memang sudah menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi geng DARK atau bisa disebut sebagai rumah kedua bagi mereka.
Anggota geng DARK sudah berkumpul semua dimarkas karena sebelumnya Devaro izin sebentar menjenguk calon pacarnya itu, dasar bucin menurut yang lain.
Barang bukti sudah mereka kumpulkan menjadi satu diatas meja kaca yang ada diruang tengah markas ini.
Dari foto printan coretan pilok didinding gedung tua yang barusan mereka temukan, jejak kaki sepatu pelaku saat dia dengan lantangnya memasuki markas geng DARK, liontin Tanisya, dan terakhir beberapa sketsa rupa maupun ciri-ciri pelaku.
Seperti detektif saja mereka tapi ini semua untuk cepat memecahkan masalah yang dari 2 tahun lalu tak kunjung selesai juga.
Sebenarnya sudah banyak jebakan-jebakan yang geng DARK sengaja kasih ke geng FIRE untuk mereka mengakui kesalahannya tapi diluar nalar sekali selalu saja mereka bisa lolos dengan ide liciknya atau ada orang dalam di permasalahan ini.
"Bukti kita ga cukup kuat." Albara yang masih fokus memperhatikan bukti-bukti yang ada dihadapannya itu.
Lelah dengan semua pikirannya, Kenzo merebahkan badannya disofa ruang tengah tersebut. "Terlalu susah buat nebak siapa dalang semua ini."
"Gue yakin ini ga jauh dari orang terdekat kita." pendapat Rezvan
Albara memegang kepalanya pusing akan semua masalah ini. "I know, RR itu pasti ahli banget dalam menyembunyikan identitasnya tapi ia selalu buat kita kebingungan sama petunjuk-petunjuk yang sengaja ia kasih."
"RR... Apa jangan-jangan itu lo?!" tuduh Kenzo sembarangan yang menunjuk kearah Rezvan
"Yakali mentang-mentang nama gue R, lo jadi nuduh gue." ucap Rezvan tak terima
"Diem!" bentak Devaro
"Kita bakalan nyerang markas geng FIRE sehabis semester 1 ini atau bisa dibilang habis kita liburan ke Bali karena gue ga mau ganggu rencana party kita." tatapan tajam mulai menyorot dibola mata hijau milik ketua geng DARK tersebut.
Ketiga lainnya hanya mengangguk setuju dengan rencana Devaro itu sangat bisa merencanakan waktu yang tepat.
"Artinya ga lama lagi dong, sekitar satu bulanan?" pikir Albara
"Yap." Kenzo mengangguk mantap
Devaro menaikkan kakinya keatas meja lalu tangannya direntangkan hingga menutupi senderan sofa, menghembuskan asap rokoknya sesekali dengan santainya.
Banyak hal yang memenuhi pikirannya saat ini, otak bisa ngebul lama-lama kalau caranya gini terus.
"Kita ga ada rencana buat nyewa mata-mata gitu?" saran Rezvan
"Jangan, gue maunya kita nyelesain masalah ini ditangan kita sendiri." Devaro menggeleng keras
Sekalinya Devaro berpegang teguh dengan satu pendirian itu, tidak ada satupun yang bisa menggugatnya karena ia orangnya tidak suka dikekang ataupun dilawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ice [END]
Teen FictionIni tentang Ryehanna Arestha Neldric, gadis berparas cantik yang tidak pernah berhenti berjuang dengan takdir semenjak kehilangan segalanya termasuk orang-orang yang ia sayangi membuat sifatnya berubah drastis menjadi gadis dingin. Gadis itu hanya k...