Part 1

11 2 0
                                    

Dhera..
     Ya namaku dhera dhera natasya terlalu alay menurutku namun aku bangga dengan namaku,nama yg menurutku sulit untuk di ucapkan apalagi sama ibu-ibu mereka selalu memanggilku dira.

Bukannya itu malah nambah dan ngurangin huruf dari nama ku?tapi well gapapa lah biasa aja sih.Terlalu bertele-tele jika harus ku jelaskan.

                                      ~~~
     Seperti biasa,hari ini aku berangkat ke sekolah aku bukan tipe anak nakal,bukan juga anak alim,ngg cuek dan ngg cerewet yah begitulah caraku mendeskripsikan diri seperti yg ku katakan "cermin ku ada pada orang lain,namun saat cermin itu bohong tentu aku tau".

     "Rha hari ini,hari senin,tau ngg siapa yg bakal ngaji" kata Tiara yang saat ini berjalan disamping ku.

yah begitulah di sekolah ku setiap hari senin selepas upacara kami selalu melaksanakan pengajian,di pandu oleh satu siswa dan siswa yg lain duduk di depan kelas sambil membaca mushaf masing-masing.

"Emang siapa?" kataku sambil melirik tiara dengan wajah yg ku buat agar terlihat sedikit penasaran

"Zaki Rha" jawab Tiara dengan nada dan ekspresi wajah yg entah di buat buat agar terlihat dan terdengar gembira,atau memang sedang gembira.

"O"balasku sambil mengagguk-anggukkan kepala

"Nih orang napa ceria bennar" gumam ku dalam hati heran akan sikap Tiara.

     "A'udzubillahiminasysyaithonirrajiim"
Lantunan ayat suci mulai terdengar..

"indah" gumamku dalam hati.

para siswa dan juga guru semua tertunduk  fokus pada satu tujuan menunduk sambil khusyu membaca Al-Qur'an mentadaburri maknanya seolah lupa dengan sekitarnya.

kecuali satu guru,yah bapak sugiarto guru teladan yg sangat di takuti murid kulihat sedari tadi ia sibuk mondar mandir  membawa sebuah kayu mengitari para murid sambil mencari siapa yg tidak membawa Al-Qur'an.

"Wassalamu alaikum warohmatullah wabarokatuh" ucap Dzaki menutup kegiatan pagi ini.

Belum lagi para murid beranjak dari tempat duduknya pak Sugiarto dengan lantangnya berteriak "Jangan ada yg bubar" sambil membawa ke tengah lapangan Rey dan teman-temannya.

"Apalagi si" Ucapku dalam hati mulai kesal karna ulah Rey belum lagi matahari sudah semakin panas

"Inilah contoh murid yang nakal yang tidak boleh kalian contohi,kalian sedang melaksanakan kegiatan,mereka malah sibuk merokok di kantin" teriak pak sugiarto dengan nada menggebu-gebu sambil sesekali menunjuk 3 siswa yg ada di hadapannya,terlihat jelas guratan marah dari wajah beliau.

"kalian itu muslim kalian juga sudah kelas 11 seharusnya kalian mampu menjadi contoh,sekarang kalian pungut sampah sekeliling sekolah,siram bunga dan menghadap saya ke kantor nanti",Tambah Pak Sugiarto masih dengan nada yang  tidak bersahabat.

"Kalian semua anak-anak ku silahkan bubar" teriak pak Sugiarto membubarkan kami menambah volume suaranya namun terdengar sedikit lebih baik

     ~~~

"Etdah bapak botak,masa iya kita disuruh pungut sampah, terus apa gunanya tukang bersih sekolah?"keluh Ilham

"Benner tuh,belum lagi kita di suruh siram bunga emang kita emmak emmak" tambah Farit sambil sesekali menendang botol yang seharusnya di masukkan ke dalam tempat sampah.

"Udah ngg usah berisik kek cewe lu pada ,kerjain aja napa"timpal Rey yang mulai kesal dengan ocehan teman-temannya.

~~~

DheraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang