SATU🎧

137 21 5
                                    

🍀Happy reading🍀


🎧Diary Melody🎧

Namaku Melody Allena Tynetta, akrab dipanggil Melody. Pindahan dari kota kembang ke Ibu Kota Indonesia. Saat ini menempati bangku sekolah kelas 11. Jangan tanya kenapa memilih pindah kota. Kalau kalian tau jawabannya, mungkin kalian akan mengejekku, wkwk. Mau tau kisah dimasa putih abu-abu? Inilah kisah seorang Melody, kisah bagaikan air yang mengalir begitu saja.

🎧🎧🎧

Pagi-pagi sekali Melody sudah datang ke sekolah. Ia ingin mendatangi ruangan kepala sekolah untuk menanyakan di mana kelas-Nya. Di tengah-tengah koridor tidak sengaja Melody menabrak salah satu guru pria.

"Aduhh," lirih Melody.

"Astaghfirullah maaf, Nak." pria itu mengulurkan tangan untuk membantu dan langsung disambut Melody.

"Iya Pak, tidak apa-apa. Saya tadi tidak hati-hati, ehehe" ujar Melody dengan kekehan di akhir.

"Maaf ya sekali lagi. Saya sedang buru-buru soalnya. Ah iya, kamu anak baru?" tanya guru tersebut.

"Iya Pak, saya murid baru. Emm ... apakah bapak tau di mana ruang kepala sekolah?"

"Jelas sangat tau. Saya 'kan guru di sini. Apa kamu ingin ke ruang kepala sekolah? Kalau iya, biar saya antar."

"Wah, belum diminta sudah ditawarkan, ehehe. Boleh, Pak kalau tidak keberatan. Btw bapak peka banget deh, jadi demen saya, ahaha." pecah sudah tawa Melody, sehingga banyak murid yang memperhatikannya.

"Ada-ada saja kamu ini. Sudah, tawanya nanti saja dipending. Ayok, mari saya antar!" ajak guru tersebut.

Tawa Melody pun mereda, dan langsung mengikuti guru pria di depannya itu. Tiba-tiba guru tersebut berhenti secara mendadak, sehingga membuat kening Melody menabrak punggung tegap-Nya.

"Astaghfirullah, kamu ini kalau jalan liat-liat Melody," ucap guru itu dengan nada khawatir ketika melihat Melody hampir terhuyung ke belakang.

"Ck, Bapak sih tiba-tiba berhenti. Jadi nabrak 'kan."

"Iya, iya. Maaf, saya salah lagi." pria itu pun mengalah.

"Nah, bagus Pak. Gentleman," ujar Melody kegirangan. Melihat Melody kegirangan membuat hati pria itu menghangat dan tersenyum.

"Ayok, Pak kita masuk!" Melody melambaikan tangannya di depan wajah gurunya. Karena merasa aneh melihat guru itu tersenyum sendiri.

"Ah iya, maaf saya melamun tadi. Ayok kita masuk!" masuk pria itu ke ruang kepala sekolah tanpa mengetuk pintu, membuat Melody menganga tak percaya. Betapa tidak sopan gurunya ini kepada kepala sekolah, yang jelas-jelas atasan-Nya sendiri.

"Dosa apa hamba punya guru nggak sopan sama atasan. Astaghfirullah," batin Melody.

Akhirnya Melody masuk ke ruang kepala sekolah dengan mengetuk pelan pintu dan mengucapakan salam permisi. Ketika sudah berada di dalam ruangan, lagi-lagi Melody dibuat menganga atas perbuatan guru-Nya ini.

"Wah, parah nih Bapak. Jangan asal duduk, Pak. Nanti kalau kepala sekolah lihat, bisa dipecat loh Pak," ujar Melody dengan nada menasehati. Bukannya menyingkir dari meja kebesaran kepala sekolah, justru guru tersebut malah tertawa terbahak-bahak.

"Kok malah ketawa sih Pak? Awas, nanti saya adu 'kan ke kepala sekolah!" ancam Melody.

"Ahahaha ... silahkan jika kamu ingin mengadu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Of The MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang