Vania duduk termenung di dekat sungai. ia berfikir, apa yang membuat Teguh benar benar marah dengannya. Tapi ketika ia mengucapkan nama itu dalam hatinya. Ia merasa sangat marah. Ia tak akan memaafkannya begitu saja. dan mungkin, ia tak akan pernah mau berbicara dengannya lagi.
Hari sudah mulai malam. Rezon dan Teguh sedang memakan makanan yang mereka panggang. Vania masih melamun di dekat sungai.
"Van lu gak mau makan nih? enak banget loh dagingnya." Tanya Rezon dengan suara yang besar.
"Ngak! Kalian makan aja, Gua gak selera makan." Jawab Vania dengan nada yang sedikit keras.
"Yaudah, kami habisin ya?" Ucap Rezon.
Vania benar benar kesal. Ia beranjak masuk kedalam rumah village dan tidur.
(Esok paginya)
Hari ketiga.
Vania terbangun dari tidurnya. Ia keluar dari rumah Village dan menatap langit. Ia menuju sungai. ia berkumur kumur dan membersikan wajahnya. Setelah ia selesai, ia berjalan menuju Rezon dan Teguh yang sedang makan di dekat perapian yang sudah padam. Ia duduk bersila dan memakan roti yang diberikan oleh Rezon.
"Van, lu gak kenapa kenapa kan?" Tanya Teguh memulai pembicaraan. Vania tak menjawab, ia hanya diam sambil memakan roti.
"Zon, nanti temenin gua mining ya?" Tanya Vania.
"Iya iya." Jawab Rezon.
Vania beranjak dari tempat perapian dan pergi memotong pohon. Ketika menebang pohon seseorang datang ke tempat mereka.
"Eh zon, kalian disini ya?" Tanya Adhit yang datang.
"Eh Adhit. Iya, kami disini 3 hari." Jawab Rezon.
"Adhit.." Panggil Vania. Ia berlari menuju Adhit dan memeluknya. Teguh berpikir mungkin Vania dan Adhit sudah berteman.
"Teguh ya?" Tanya Adhit sambil mengulurkan tangannya. "Iya." Jawab Teguh membalas uluran tangan adhit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Minecraft [End]
PertualanganMinecraft adalah sebuah game yang diminati oleh banyak orang. Game yang dapat mengasah kecreativitas otak ini sangatlah seru. Padahal game ini hanyalah game kotak-kotak dengan grafik jelek. Dunia tanpa batas yang bisa kau mainkan kapanpun yang kau...