13. Setelah Pengakuan

392 79 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Untungnya, besok adalah hari yang paling Mark sukai. Benar, hari minggu. Mark berharap, minggu kali ini ia tidak memiliki kesibukan apa pun sehingga bisa menenangkan dirinya dengan berbaring seharian di ranjangnya yang paling empuk.

Sepulang dari sekolah tadi, Mark dengan wajahnya yang kusut, melewati Theo dan Jian yang tengah bermesraan di depan rumah.

Theo menatap Mark dengan tatapan aneh saat adiknya itu melintas di hadapannya. Kenapa aneh? Ya, karena biasanya jika Jian berada di rumah, Mark pasti yang paling gencar menggoda Theo hingga pada akhirnya Theo dan Jian pergi keluar agar tidak diganggu oleh Mark.

Dan sekarang anak itu melintas begitu saja, ditambah lagi dengan wajahnya kusut tidak seperti biasanya.

"Wajah Mark kok kusut gitu ya yang?" tanya Jian yang ternyata juga sadar akan hal itu.

Theo mengalihkan pandangannya ke arah Jian. "Iya tuh, biasanya heboh banget kalo lewat di depan terus gangguin kita," ucapnya lalu meminum minuman kaleng.

"Mungkin putus sama pacarnya yang." Jian pun menoleh ke belakang melihat Mark yang berjalan seperti tidak ada gairah.

Taeyong tertawa. "Nggak mungkin lah yang, dia itu jomblo abadi jadi pacarnya itu nggak ada."

"Ya mungkin kamunya aja yang nggak tau."

Taeyong melirik Jian, dan mengerutkan dahinya. "Ya udah, aku ke dalam ya mau liatin Mark sebentar. Mana tau tuh bocah lagi sakit."

"Iya, coba liat deh. Biar aku tunggu di luar," ucap Jian.

Setalah itu Theo pun bangkit dari kursi dan berjalan mengikuti Mark.

***

"Woy, anak kesayangannya Mama. Ngape lu? Sakit? Elah, Mama baru aja pergi dua hari yang lalu elo malah sakitnya sekarang," ucap Theo saat melihat Mark terbaring di atas kasur bahkan seragamnya belum diganti.

"Berisik ya bang, gue ngantuk, pergi dah lu, atau gue timpuk lo pake bantal," ucap Mark kesal.

"Eh bocah! nggak biasanya lu kayak gini. Coba deh cerita sama gue, jarang nih gue jadi baik," kata Theo lalu tertawa kecil menggoda Mark.

"Gapapa kok, perasaan lo aja tuh. Gue ngantuk, capek banget tadi latihan di ruang musik," dusta Mark.

"Ya udah deh kalo lo emang nggak mau diganggu. Oh iya, gue mau keluar nih sama calon kakak ipar lo. Mau nitip nggak?"

Mark mengangguk. "Nitip obat sakit kepala ya, satu papan. Pusing kepala gue tiba-tiba," kata Mark.

"Iya-iya, gue duluan ya. Ada lagi nggak?"

"Oh iya, beliin sekalian martabak, yang keju ya," ucap Mark sambil memijat pelipisnya

"Iya, gue duluan nih ya." Theo mulai melangkah keluar dari kamar Mark.

"Tiati lo bang," pinta Mark.

"Selow, selagi sama Jian gue nggak bakal ngebut naik motor," kata Theo lalu keluar dari kamar Mark sambil sedikit menari ala-ala boygroup.

"BUCEEEN ANJIMM!" teriak Mark.

***

Sementara itu, Setelah Mark pergi, Acha segera mencari sosok Rayena Silvia. Ia akan melayangkan beberapa pertanyaan kepada gadis itu terkait dengan Mark.

Acha turun dari rooftop dan melihat Yena sedang berdiri dan bersandar di dinding sambil memijat pelipisnya.

"Yena!" seru Acha.

"Oi, apaan?" sahut Yena yang mulai menjauh dari dinding dan berdiri di hadapan Acha.

"Acha mau nanya, soal Mark," ucap Acha tanpa basa-basi.

"Sorry ya Cha, gue nggak bermaksud buat nyembunyiin ini dari lo. Tapi Mark yang minta buat nutupin semuanya dari lo. Dia nggak mau kalau lo sampe tau." Jelas Yena yang merasa bersalah.

Acha memutar bola matanya. "Nggak gitu juga. Yena kan bisa kasih Acha clue atau apalah itu, Acha jadi nggak tega liat mukanya Mark tadi Yena."

"Sebenarnya gue udah sempet bilangin dia, kalau Satya nanyain tentang lo. Tapi dia masih ngeles juga," kata Yena.

"Jadi Mark beneran suka sama Acha?" tanya Acha memastikan.

Yena mengangguk cepat. "Iya, sejak dia ngeliat lo di bus untuk pertama kalinya. Dan dia langsung suka sama lo."

"O-oh."

"Lagian, lo kok bisa jadian sama Satya sih? Bukannya rasa lo sama dia udah berkurang?" tanya Yena.

Acha menghela napasnya berat. "Berkurang. Bukan berarti nggak ada kan? Rasa itu masih ada walaupun dikit Yena."

Yena ikut menghembuskan napasnya. "Pokoknya gue minta maaf ya Cha, jadi kelanjutannya gimana nih?"

"Acha nggak tau."

"Kalau jodoh pasti ketemu lagi kok," sambung Acha lalu tersenyum tipis.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





























To be continue...












© 2020

aintnowin

[✓] Sweet Stalker ; MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang