Bab 14. Rindu Perhatianmu (Selesai Revisi)

140 5 0
                                    

"Terkadang rasa rindu itu terus menerpa qalbu, di mana setiap detik, setiap waktu terus saja memikirkan dirinya, yang jauh di sana. Sungguh diri ini sangat menginginkannya kembali, kembali ke masa-masa itu. Di mana selalu ada cinta di dalamnya"
~ Syifa

Alfin dirawat di mana tempat Azzam dulu juga dirawat. Alfin dimasukkan ke ICU, apakah Alfin separah itu sampai-sampai masuk ke ICU? Di rumah sakit masih ada Tiara, Arman, Jaka dan Zahra. Syifa masih di dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Hatinya sungguh hancur, sakit. Dia tak tahu bagaimana keadaan Alfin saat ini. Syifa takut terjadi sesuatu pada Alfin. Tak seharusnya dia seperti itu pada Alfin. Coba saja jika dirinya tak mendiamkan Alfin, semua ini enggak bakal terjadi.

"Umi, aku takut terjadi sesuatu pada Kak Alfin, hiks ... hiks ... ini semua salahku Mi, salahku. Seharusnya aku enggak diemin Kak Alfin Umi, hiks ... hiks ...," jerit Syifa dalam mobil.

"Sudah Sayang, tenangin diri kamu, Nak Alfin bakal baik-baik saja," ucap Fitri menenangkan putrinya dalam pelukannya.

Tangis Syifa semakin menjadi dalam pelukan Fitri. Tak lama kemudian Syifa dan Fitri sampai di rumah sakit. Fajar tidak ikut bersama mereka karena masih kuliah. Syifa berlari menuju IGD untuk menemui Alfin.

"Bunda ... gimana keadaan Kak Alfin, hiks ... hiks ...," tanya Syifa di sela tangisnya.

"Alfin masih ditangani Dokter, Nak. Kamu yang sabar ya, yang kuat. Bunda yakin Alfin baik-baik saja," jawab Tiara memeluk Syifa.

Tanpa berpikir, Syifa mendekati pintu ICU untuk mengintip Alfin. Hiks ... hiks ... hiks ... Kak Alfin ... hiks, maafin aku karena aku yang sudah membuat Kakak seperti ini, hiks ... Aku enggak becus urusin Kakak sampai-sampai Kakak kecelakaan karena aku terus saja mendiamkan Kakak hiks ... cuma gara-gara kematian Abi. Maafin aku Kak, karena udah salahin Kakak soal itu. Padahal kan Kakak enggak salah sama sekali, hiks ... hiks ..., jerit hati Syifa saat melihat suaminya di ruangan dengan berbagai selang ditubuhnya.

Hatinya semakin hancur, mengapa masalah datang bertubi-tubi dalam hidupnya. Kenapa sangat sulit baginya untuk mendapatkan kebahagiaan? Syifa hanya ingin kebahagiaan. Kenapa sangat sulit banget menggapai pelangi di atas awan?

***

Alfin masih dirawat di ICU, karena kondisinya yang masih kritis. Dan belum dipindahkan ke kamar inap. Syifa masih setia menunggu Alfin siuman di depan ICU. Dirinya hanya ditemani Fajar, Fitria pulang disuruh Fajar. Fajar juga enggak mau uminya sakit juga karena kurang istirahat.

Soal Tiara, Arman dan Kakak Alfin juga menantunya juga pulang. Tiara dan Arman pulang hanya mengambil beberapa pakaian dan peralatan yang digunakan di rumah sakit.

"Syifa, kamu makan dulu gih, nanti kamu sakit kalau enggak sampai makan," bujuk Fajar pada Syifa karena sedari pagi sampai malam ini, dirinya belum makan sama sekali.

"Enggak Kak, aku enggak lapar," jawab Syifa dengan posisi kepala bersandar di tembok.

"Kamu jangan seperti ini, nanti kalau kamu juga sakit yang rawat Alfin siapa? Makan dulu ya walau dikit. Biar perut kamu enggak kosong."

"Enggak mau, Kak."

Fajar jadi bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Karena Syifa masih saja tak mau makan sampai Tiara dan Arman kembali ke rumah sakit. Fajar menceritakan kalau Syifa enggak mau makan. Tiara dan Arman yang melihat itu merasa kasihan pada menantunya itu.

Assalamualaikum, Zauji (Terbit) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang