Pikiran Ara terus saja kosong, pandangannya terus lurus, air matanya tak henti-hentinya menetes.
Untuk kemarin, setelah beberapa bulan ia tidur ditemani sosok yang ia cintai, dan untuk kemarin ia hanya tidur seorang diri.
Dan kini, gadis yang perutnya sudah semakin membesar itu, sedang meratapi cobaan hidupnya di balkon kamarnya.
Semangat hidupnya hilang, matahari hidupnya telah pergi, hidupnya kosong nan gelap.
Felly yang sejak kemarin menemani sang sahabat pun merasa sangat kasihan.
Ditengah kebahagiannya menanti buah hatinya, tapi sahabatnya itu malahan dikhianati seperti ini.
Felly sedikit merasa bersalah, akibat kakak angkatnya itu menjadikan sahabatnya seperti ini.
Perlahan Felly mendekati Ara, dipeluknya Ara dari belakang, berusaha menyalurkan semangat.
Ara seketika reflek kaget, senyuman getir perlahan terukir diwajahnya, pelukan hangat dari sahabatnya itu membuatnya merasa hidup kembali.
Meski, pelukannya tak sehangat dan senyaman pelukan Rey.
Ara membalikkan badan sembari melepas pelukan Felly. Ara memaksa tersenyum, meski senyum itu adalah luka.
Felly menghela napas gusar, "Dibawah ada cowok yang nyariin lo, gih sana!" ucap Felly sembari mengusap air mata Ara.
Ara mengangguk lalu turun diikuti Felly.
😭😭😭
Ara memasang wajah datarnya, ia tidak terkejud akan kehadiran orang itu. Farel. Ara duduk diikuti Felly.
Farel tersenyum, "Kemaren lo kerumah gue ya kata Sandy sama Juna? Maaf, kemarin gue lagi ada tugas dirumah sakit,"
Ara mengangguk, Felly masih mencoba mencerna, siapa pria ini? Ia merasa tak kenal.
Dari perkenalannya tadi, ia adalah tetangga Ara. Tapi, apa Ara sedekat itu dengannya?
"Kenapa kerumah gue? Sandy bilang lo lagi ada masalah sama Rey?" Ara memalingkan wajahnya, mendengar nama Rey membuat hatinya kembali luka.
Dengan lemah, Ara hanya menggeleng.
"Dia siapa sih Ra?" tanya Felly penasaran, Ara mendongak, ia menatap Farel sekejap, baru akan menjawab, Farel sudah menyelanya.
"Gue calon ayah tiri anaknya Ara." Felly terbelalak, berbeda dengan Ara, gadis itu tetap datar. Ia malas untuk berekspresi apapun.
Otak Felly kembali bekerja, ia menyimpulkan Farel menyukai Ara. Dan otaknya kembali pada masalah Ara, ia menatap Ara serius.
"Ra.." Ara hanya berdehem.
"Lo tau siapa pengirim foto itu?" Ara terdiam sejenak, ia lalu menggeleng. Ara memang tak ada niatan untuk mencari tau siapa orang itu. Baginya tak penting.
Felly kembali berpikir-pikir, ia menatap Farel menyelidiki. Seketika ia membuka ponsel Ara dan menampilkan foto itu.
"Lo yang ngirim kan!?" tudingnya sembari menyodorkan layar ponselnya Ara.
Farel melongo, diamatinya foto itu secara jelas. Kemudian, ia menggeleng keras.
"Gila suami lo ra! Alim gitu ternyata Astagfirulah istigfar gue!!" ucap Farel sembari geleng-geleng dan mengelus dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Teen Fiction[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...