23/04/2020 Sam POV
Hai hai hai yuk kerjasamanya yuk, Jangan lupa Vote, Comment, dan Share ke sosial media kalian. Biar aku masih bisa bertahan di panggung wattpad ini (?) See you next time...Happy reading...
Selamat malam, malamku~ eaaa don't smile smile gaesnya. Eh lama-lama ini cerita kaya HTS rasa backstreet gitu gakseh #apeeedah. Gak tau ya pas ngetik part ini aku ikutan baper rada mewek juga ngebayanginnya. Mungkin karna magic suaranya Kak Abe. Semoga kalian yang baca bisa tersalurkan juga feelnya huhuhu.
***
"Ti, pinjem buku kamu dong" pinta Sam yang melihatku sedang menenteng peralatan sekolahku. Aku baru saja selesai mengerjakan tryout onlineku bersama Nuca, ketika melihatnya sedang berkutat dengan gitar akustiknya di pojok ruang tunggu.
Hal yang paling membosankan adalah, menunggu giliran untuk latihan bersama homeband. Belum lagi kalo latihannya harus berulang-ulang. Makanya, selagi menunggu aku dan kontestan lain pasti melakukan hal lain untuk mengisi waktu luang.
"Hah? Buat apa?" tanyaku, namun tetap memberikan buku tulisku padanya.
"Pulpen mana pulpen?" Sam langsung mencoret-coret bukuku ketika aku mengambilkan pulpen untuknya.
"Kamu nulis apaan sih?" tanyaku penasaran, lalu duduk lesehan disebelahnya.
"Lirik lagu, mumpung lagi dapet ide nih. mau dengerin nggak? Baru jadi dikit sih tapi"
"Wow Boleh"
Sam mengatur kunci gitarnya, memetiknya perlahan.
Bagai sang rembulan...
Menerangi setiap sudut di jalan...
Menerangi gelapnya malam-malam...Menyejukkan hati..
Menenangkan jiwa..
Kau bulan akulah malamnya...Sam bernyanyi dengan diiringi gitar coklatnya.
"Bagus nggak?" tanyanya.
"Waaah! Bagus banget!" responku "Kamu kalo bikin lagu gini dapet inspirasi dari mana sih? Hebat deh" ujarku kagum.
Aku juga ingin belajar membuat sebuah lagu. Walau baru sepenggal tapi lirik yang dibuat Sam sangat dalam menurutku, mudah diingat dan sangat sopan masuk ditelinga. Tak mudah menciptakan sebait lirik lagu, karena aku pernah mencobanya. Dan hasilnya tidak bisa dikatakan bagus.
"Jadi aku pernah ketemu perempuan lagi bersenandung di bawah sinar rembulan, waktu aku dengar suaranya hati aku damai banget" jawabnya.
"Waw beruntung banget ya seseorang itu jadi inspirasi kamu bikin lagu sebagus ini" ujarku tersenyum lebar mentapnya. Aku jadi teringat kejadian dimana aku mengira ada makhluk halus yang menangkapku.
"Nggak usah ge'er kamu" ujarnya melenyapkan khalayanku.
"Loh siapa yang ge'er? Kamu sendiri yang ngomong kok. Oh jadi ini lagunya terinspirasi dari mantan kamu? Atau temen sekolah kamu?" tanyaku sinis.
"Jangan cemburu gitu dong" godanya.
"Idih siapa yang cemburu? Kamu sendiri yang jawabnya nggak jelas" ambekku.
"Hahaha iya iya, kamu bulan yang ada di laguku" ujar Sam akhirnya mengakui.
"Tuh kan ngaku. Huuu... Eh tapi kenapa kamu jadi malam? Kan kamu bumi?" tanyaku penasaran.
"Nggak cocok liriknya. Lagian nanti aku dikira ngikutin HiVi lagi"
"Iya juga ya"
HiVi, ahh ya, lagu HiVi yang berjudul Bumi dan Bulan seperti mewakili aku dan Sam. Berpasangan walau tak sejalan, tak akan bisa bersama karena suatu perbedaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA CERITA DARI KARANTINA
FanfictionBersenang-senanglah. Karna hari ini yang akan kita rindukan. Di hari nanti, sebuah kisah klasik untuk masa depan... Mengintip kehaluan saya dan keseruan mereka Dari Karantina kita menemukan keluarga baru, persaudaraan yang kuat, saling melengkapi da...