Pagi ,1999
"Udah diambil semua jatahmu ti?" Seorang wanita separuh baya tampak khusyuk menghitung tumpukan koran dan menyamakannya dengan catatan yang dibawanya ....
Aku mengangguk dan merapikan rambutku ....sudah dua minggu pak gino tak buka sementara rambutku sudah jauh melebihi mata ...
bukannya aku tidak cocok dengan tukang cukur rambut yang lain ..hanya saja cuma pak Gino yang jasanya bisa kubarter dengan KR ....kedaulatan rakyat .... surat kabar kesayangan kota ini
Perkenalkan ....Bapakku memberiku nama Pria Sejati Widodokromo ....lugas ....jujur ...tanpa tedeng aling aling ...karena itu yang bapak harapkan dariku ... jadi Pria sejati
Bapakku yatim piatu yang besar di panti asuhan di kaki gunung merapi yang masuk wilayah muntilan ....dia terbiasa bekerja keras untuk mendapatkan yang diinginkan ...masuk hubungan internasional UGM .....dan berakhir di departemen luar negeri sebagai diplomat ....
Playboy semenjak akhil balik ....Bapak merasakan karmanya ketika bertugas di singapore dan bertemu pramugari singapore airlines keturunan melayu chinese bernama Emmeline Lee ....Ibuku yang tiba tiba meninggal di usiaku yang baru lima tahun.....
Long Story short ....aku kabur dari rumah sejak usia lima belas dan terdampar di kota kelahiran Bapak ....Yogyakarta .....dan sebenarnya terdampar bukan kata kata yang tepat karena Gosh.....aku mencintai kota ini...
"Mam dulu bubur lemunya sebelum mutar ..." ujar mbak Irah sambil tersenyum ....mbak Irah adalah orang yang dengan sukacita menampungku ...usia akhir 50an ...dia menawariku tempat tinggal karena aku yang bisa melindunginya dari pak mbeling ....teman kumpul kebonya yang mendatanginya jika butuh uang untuk mabuk, judi atau pun mendatangi salah satu lonte di barat stasiun tugu....
"Nanti muternya ke daerah prawirotaman aja le ...jangan selisipan sama agung ...nanti gak laku koran kalian ..." usul Mbak Irah ...
Aku mengangguk "siap Mbak ...aku abis ini ikut mas Darman ngenekin jalur duanya ...sepeda ku taruh di umbulharjo ya...." jelasku seraya memakan suapan terakhir dari bubur yang diberikan mbak Mirah ...
Matahari baru muncul malu malu ditimur ....lapak koran pagi tempatku berbincang dengan mbak Mirah mulai riuh rendah ....di timur ada pasar kranggan ....dan semua orang menuju pusat keramaian itu...
Hari itu tahun 1999 dimana semua baru memulai lagi setelah kericuhan politik diikuti kerusuhan massal satu tahun lalu ....tahun ini aku sembilan belas tahun.....
setelah menyisihkan uang tabunganku dari berjualan koran,menjadi kenek dan menjaga parkir di pasar senthir aku bisa mendaftar untuk kuliahku ...aku mengambil kelas malam manajemen di sarjana Wiyata ....
Maksudku...aku tak terlalu butuh gelar... tapi sepertinya akan ada kepuasan tersendiri kalo aku bisa lemparkan ijasahku ke muka bapak dan berkata "tuh ...aku bisa tanpamu...."
Lamunanku seketika terhenti ketika sepeda yang kukendarai mendapat benturan keras dari belakang ....koran koran yang kubawa beterbangan dan yang terakhir kuingat adalah ...akhirnya aku bisa berkumpul bersama Ibu ......
************
"A...aduh ....." aku terbangun dengan pusing luar biasa di kepalaku dan kaki kanan yang terbebat ......
"Tulang keringmu fraktur sedikit....untungnya benturannya tidak bikin kerusakan di kepalamu ...." ujar orang yang terduduk di kursi sebelah ranjangku ....
"Aku dimana ?" Lirihku
"Rumahku di Kota Baru .. Kamu ketabrak di asem gede ...aku gak nyaman karena banyak sekali orang ...jadi kubawa kau dan sepedamu pulang ke sini...." ujar Laki laki itu ...ku rasa usianya hanya terpaut beberapa tahun lebih tua dariku....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eternity Origins : Sejati
Historical FictionBapak memang full of himself ....bahkan untuk teenager satu satunya yang ditinggalkan ibu dia gak sudi untuk kasih rasa sayang sedikit pun ....aku ragu ini pendisiplinan atau simply abandonment tapi gak papa ...kalo dia gak mau liat aku.... berarti...