5 tahun yang lalu...
Kebiasaan Tisha dan teman-teman nya saat istirahat adalah berdiri didepan balkon lantai dua kelas nya sambil membawa jajanan masing-masing lalu melihat anak-anak cowok yang main sepak bola di lapangan. Tapi hari ini berbeda, tidak ada yang bermain bola hari ini. Di lapangan hanya ada beberapa kakak-kakak SMP nya yang sedang istirahat.
"Kok tumben ya ga ada yang main bola?" Tanya Jihan.
"Iya nih. Padahal Tica lagi pengen teriak-teriak kalo nanti ada yang gol." Jawab Tisha lalu menghembuskan nafas nya pelan.
Mereka akhirnya hanya diam mengamati orang-orang yang berlalu lalang dibawah sana. Lalu mata Tisha menangkap sesuatu dilapangan. Ada tetangga rumah nya disana.
"MBA PUJI!" Panggil Tisha dari balkon.
Yang dipanggil pun menengok ke arah Tisha lalu tersenyum dan melambaikan tangan nya.
"TICA MAU KE MBA PUJI, TUNGGU BENTAR." Teriak Tisha lalu pamit pada Jihan untuk kebawah dulu.
"Kamu gak ke kantin Ca?" Tanya Puji ketika gadis kecil itu sudah ada didepan nya.
"Udah kok tadi. Oiya mumpung inget Tica mau tau dong cowok yang diceritaiin sama Mba Puji waktu itu."
"Yang suka sama Mba Puji?"
Tisha menganggukan kepala nya.
"Emm sebentar Mba Puji cari dulu orang nya" Ucap Puji lalu mengedarkan pandangan nya.
"Nah ketemu. Coba Tica liat cowok yang lagi senderan ditembok depan kantin," Tunjuk Puji. "Kan yang suka sama Mba Puji ada dua orang. Nah kalo cowok yang itu nama nya Dhavin." Lanjut Puji.
"Eh itu kan kakak gulali nya Tica." Ucap Tisha dalam hati.
"Itu Ka Dhavin yang Mba Puji ceritaiin selama ini? Yang Mba Puji bilang orang nya baik tapi Mba Puji ga suka sama dia? Ish cowok semanis itu Mba Puji tolak? Yaampun kalo Tica jadi Mba Puji pasti langsung Tica terima Ka Dhavin nya" Protes Tisha.
"Hahaha ya gitu deh, Mba Puji lebih nyaman sama yang satu lagi Ca." Kekeh Puji.
*
*
"Jadi gitu deh cerita nya Tica bisa tau nama Kadap." Ujar Tisha pada Meisya yang tadi minta untuk diceritakan tentang awal Tisha tahu nama Dhavin. Karena Meisya belum lama dekat dengan Tisha, jadi dia belum banyak tau asal usul Tisha bisa sebucin ini dengan si Kadap.
"Trus kenapa lo ngubah nama panggilan 'Kakak Gulali' jadi 'Kadap' sekarang?" Tanya Meisya. Mereka hanya berdua dimeja kanti sekarang, sedangkan teman-teman nya yang lain sedang gantian untuk jajan.
"Soalnya kalo dipanggil 'Kakak Gulali' kepanjangan. Ribet manggil nya."
"Bener juga si. Terus gimana tuh jantung udah tenang belum gara-gara kejadian dimading kemarin?"
"Belum lahhh Sya. Gila tadi malem Tica aja masi uring-uringan ga jelas kalo inget itu. Malu banget Tica tuh. Pokoknya Tica ga boleh nunjukin muka dulu depan Kadap."
"Ya lagian lo nya juga sih suka ga liat tempat kalo mau ngebucin. Harus nya lo sadar di sekolah ini ada kemungkinan lo ketemu Kadap kayak kemarin." Omel Meisya.
"Mau gimana lagi, Tica kan ga bisa nahan kalo udah soal Kadap." Lirih Tisha. Kemudian membuka ponsel yang barusan berbunyi. Ada chat masuk dari grup Osis nya ternyata.
Osis SMAN Cabun
DavidAth
Selamat siang semua. Mau mengingatkan kalau pulang sekolah kita ada rapat untuk event ulang tahun SMAN Cabun minggu depan. Di mohon kehadiran seluruh anggota Osis khusus nya yang kelas 11. Ini event besar pertama kalian, jadi saya harap bisa menjadi pengalaman baru. Sekian pemberitahuan ini. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Teen FictionEuphoria artinya sumber kebahagiaan. Begitu pula dengan Muhammad Dhavin Allansyah sumber kebahagiaannya Tisha Aurellia. Gadis pecicilan dan sangat menyebalkan menurut teman-temannya yang menyukai kaka kelas nya itu secara diam-diam selama 7 tah...