PROLOG

90 7 12
                                    

Teruntuk, kamu yang tak tersentuh

Untuk kesekian kalinya, aku merangkai aksara tentangmu di catatan harianku.

Ketahuilah, sekarang aku tengah menolak semua kemungkinan dan mematahkan segala fakta yang ada, bahwa, aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkanmu .

Aku menyesal, disaat baru mengetahuinya, kamu telah terjerumus begitu dalam di hatiku.

Kamu seolah memberikan ku pegangan, tapi mengapa disaat pegangan itu sudah mulai ku genggam kamu malah melepaskannya.

Namun, disaat logika ku memerintahkan untuk  melupakanmu, mengapa hatiku tetap mengira bahwa perasaan bodoh itu menyenangkan.

Mungkin aku yang terlalu bodoh, menaruh harapan pada hal yang tidak mungkin aku dapatkan, seharusnya aku sadar kamu hanyalah imajinasi yang hanya dapat ku miliki di dalam halusinasi.

Kenapa harus kamu? Kamu yang selalu ada tapi terasa tinggi untuk di gapai, kamu yang begitu dekat tapi terasa jauh untuk di rengkuh, tak tersentuh.

Tepat di saat kalimat terakhir itu ku ketik, cairan bening keluar dari pelupuk mataku, Jemariku mengusap dengan kasar air mata yang berhasil mengenai wajahku. Ah sial, padahal aku hanya menulis kisah di masa remajaku yang telah ku lewati bertahan-tahun yang lalu, tapi sakitnya masih terasa sampai sekarang seolah-olah baru terjadi kemarin.

Disaat aku mulai menutup laptop, rintik hujan mulai turun membasahi bumi yang datang beriringan dengan bunyi petir yang terdengar menakutkan, dan untuk pertama kalinya aku tidak suka mendengarkan suara hujan, karena akan semakin membuatku larut dalam kesedihan di masa lalu, dan sekarang aku hanya bisa menikmati hujan dari balik kaca

Aku mulai mengacak-acak rambut frustrasi karena semakin larut dalam kesedihan yang sangat mendalam, dadaku bergetar hebat, seolah aliran sakit mengalir deras disana.

Kenangan demi kenangan yang dulu ku lewati berputar secara acak di dalam kepalaku seperti kaset rusak.

Hujan memang selalu berhasil membawaku ke suasana melankolis hingga pikiranku kembali teringat masa lalu.

- - -
Author Notes :

Finally aku update!

Setelah sekian lama tertarik di dalam dunia kepenulisan dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri untuk memposting sebuah cerita yang aku karang.

Banyak yang aku hadapi hingga berani melangkah ke tahap ini, mulai dari ngerasa apa yang itu namanya Writer Block, Stuck imagination, hingga mulai merasa pusing  dengan memikirkan apa nilai kehidupan yang bisa aku ciptakan dari cerita ini and finally here I am.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Disaat Hujan Telah UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang