puisi masalalu

19 0 0
                                    

Berjalan menyusuri koridor menuju ke sebuah tempat yang selalu membakar api semangat nya, mungkin saja jika di tempat itu ia dapat merasakan sebuah kedamaian dan menyelesaikan apa yang telah ditugaskan.

Azka sedang berdiri di depan ring basket menatap nanar ring itu, ia bingung apa yang harus ia tulis dia tak se-puitis itu untuk mendefinisikan semua hal indah maupun buruk dalam hidupnya.

Ia mendapat hukuman dari Bu Euis guru bahasa Indonesia di kelas 12 yang lumayan killer, karena ketauan tertidur saat Bu Euis membacakan puisi yang berjudul cinta kamu dan dusta.

Sebaik dan pintarnya Azka ia selalu mengantuk pada saat pelajaran bahasa Indonesia, dan sejarah. Biasanya ia tidak akan menempelkan tubuhnya pada meja atau apapun, tapi yang terjadi di luar kuasanya ia tertidur dalam kelas, mungkin efek semalam ia tak tidur hingga jam 3 pagi.

"Bang  Azka" seorang gadis melambaikan tangannya kepada Azka

Apaan si tuh bocah gak tau kalo gue lagi pusing apa. Bisiknya pelan

Gadis itu berlari kecil dari kelas 10 IPS dan menghampiri Azka.

"Apa?" Tanya Azka pada gadis itu gadis itu berdecak.

"Ketus amat" kata Ina

"Gue lagi pusing, Lo ngapain ini kan masih jam belajar?"

"Ina abis dari kantin, jamkos 2jam lo ngapain jangan bilang Lo di hukum, karena gak mungkin seorang good boy kayak Lo di hukum"

"Gue di hukum"

"Lah kenapa?"

"Ketiduran di kelas"

"Masa sih"

"Iya gue di suruh bikin puisi di luar kelas makanya gue kesini kali aja gue dapet Ilham" jawab nya

"Ilham, nanti kalo ada guru telpon me!" Teriak Ina sambil melambaikan tangan pada Ilham teman sekelasnya yang di balas Dangan anggukan, sedangkan Azka hanya diam melihat kelakuan Ina.

"Tuh Ilham lewat" sambung Ina

"Lo tuh tambah bikin pusing tau nggak pergi dari sini!" Pinta Azka

"Ina bantuin mau nggak? Kan kemaren bang Azka udah bantuin Ina dan Ina dapet nilai seratus sama temen-temen"
Tawar Ina

"Emang Lo bisa?" Tanya Azka, ia teringat bahwa Ina yang akan mewakili sekolahnya untuk lomba di kabupaten.

"Hmm dikit, mana bukunya"

Azka menyodorkan bukunya. Dia menatap Ina dalam kalo dilihat dengan seksama Ina itu manis kelopak matanya hidung, bibir dan wajahnya persis seperti Dion, amat manis.

Manis itu yang gue lihat saat ini, sikap Lo yang periang, dan apa Lo gak marah kemarin atas sikap gue. Lamunya

"Tema nya apa?" Pertanyaan Ina sukses membuyarkan lamunannya.

"Euh terserah Lo"

Ina menatap Azka tajam
"Ya Ina bingung kalo gak ada tema nya"

"Terserah Lo aja" mata mereka bertemu Azka langsung "yang menurut Lo bagus" sambungnya

"Patah hati, tentang ayah, ibu, jatuh cinta, sahabat, semangat, alam"

"Jatuh cinta" jawabnya memandang Ina. Ina hanya menunduk menyadari Azka yang memandang nya.

"Yaudah jangan liatin mulu!"

"Hhh gr banget" Azka tertawa kecil dalam hatinya berkata, kenapa gue jadi terbawa suasana ke gini.

Ina kembali fokus pada puisinya dengan tema yang telah Azka tetapkan.

Ini temanya jatuh cinta kok gue nyesek, kenapa lagi gue harus bayangin dulu. Ahh udah gue harus kuat gue harus lupain semuanya. Batin Ina

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang