Ceritanya..

8 0 0
                                    

Kacau... Keadaan kelas kacau, rrr ini semester baru di kelas akhir SMA. Untungnya selama 3 kali berganti kelas, aku selalu bersama mereka, teman-teman tersayang. Hhehe

"Udah selesai belum ngelap kacanya? Jangan ngelamun, nanti jatuh" ucap laki-laki dibelakangku, memegang kursi yang aku naiki agar tidak jatuh

"Udah nih" aku turun "hupla" lalu nyengir "hehe, makasih Bri!" ucapku

Laki-laki itu tersenyum manis
"Hm yaudah, gue u mau keruang kesenian dulu" ucapnya sambil berlalu

"Jangan lama-lama Bri" sahutku

"Iyaaa"

Setelah melihat kepergian Brian atensiku beralih ke dua anak laki-laki. Yang dua ini anak laki-laki, bukan kayak Brian yang laki-laki banget. Lihat saja kelakuan mereka, duduk tepat dibawah papan tulis, sambil bermain semacam permainan tangan anak-anak jaman dulu.

"Heh! Kalian ga kerja kan? Ihh bangun ga!" ucapku sambil memukul mereka berdua layaknya emak-emak rempong

"Aku udah tauk, tadi bantu Jae masang gorden" ucap Dowoon tak mau disalahkan. Lalu aku menoleh pada Wonpil, dengan tidak bersalah dia hanya menyingir. Lalu aku tarik tangannya agar bangun, tapi ga bisa :( kurus sih dia, tapi mau gimanapun, dia lakik

Aku pun mengeluarkan pena dari kantong dan mengayun-ayunkan tepat di depan wajah wonpil

"Pili pili powww~" ucapku layaknya sihir, niatku membangunkannya, tapi dia malah pura-pura mati
Hhhh, itu memang mainan kami, sebenarnya dia sendiri yang berkata dengan randomnya "pili pili poww~" pun aku adopsi menjadi mantra gadungan

Jae yang sudah selesai dengan tugasnya pun bersuara
"Udahlah, gausah diladeni anak satu itu"

"Yaudah deh, gue mau ke kantin" ucapku yang sudah capek padahal cuma ngelap kaca.

"Tanya Sungjin sana" lalu kubalas dengan gestur ok

Akupun menghampiri Sungjin selaku ketua kelas yang sedang menyusun strurtur kelas dengan sekertaris

"Ucok, aku kekantin dulu ya" ucapku pada sungjin, hehe. Dia dirumah sering dipanggil Ucok sama ayahnya, ayahnya sendiri orang medan. jadi aku manggil dia ucok juga. Lucu tau ><

"Hm, jangan lama-lama, bentar lagi mau masuk" ucapnya hanya melihatku sekilas

"Okayyy"

"Dowoon, hayu ke kantin yuk" kulihat ia lagi main game online, duhh

"Ayolah" dia berjalan tapi matanya tak lepas dari ponsel

Tiba-tiba ada tangan yang memegang kakiku. Untung aku ga teriak. 

"Ihh Wonpil lepasss" kataku seraya melepaskan tangannya dari kakiku. Orangnya sendiri masih betah dengan posisi awal, telentang di lantai

"Ayi, nitip es jenifer ya" ucapnya memelas. Emm.. Btw jenifer tu jeruk nipis peras ya.
Dengan wajah datar, aku mengadakan tangan, meminta uang.

"Kan cuma seribu, bayari ya" wajah memelasnya yang bikin aku ga tahan. Imut sih, tapi kalo udah didepanku manjanya kelewatan batas, jadi eneg.
Setelah berdebat ga panjang, aku pergi dengan Dowoon yang masih anteng memegang ponsel. Aku pun memesan makanan, lalu duduk menunggu pesanan di meja kantin, kantin pun ramai, karna emang jam pertama sampai ketiga dipake buat bersih-bersih kelas. Aku sama Dowoon berbincang ngalor-ngidul dengan bahan obrolan yang ga pernah abis. Dari bahas gosipan terbaru artis, ngomongin degem, atau sambat masalah pelajaran kelas 3 yang kita aja belum mulai belajar intensif. Emang Dowoon ini partner in crime dalam hal perjulitanku.

"Oh iya Woon, kok udah sepi aja ya kantin" ucapku mengedarkan pandangan

"Udah masuk kali" ucapnya santai, aku menatapnya, dia menatap aku. Syalala lalalala~ ggg.
Kami langsung lari ngebirit ke kelas, dan iya, udah masuk, terlihat pak Suho, wali kelas kami lagi otw dari jauh. Dia masuk disusul kami dibelakang. Saat masuk kelas udah ada aja yang gangguin

"Psstt, Ayi, es Jenifer gue mana?" ucap seseorang dari belakang. Aku cuma ha? Ho?

"Iss kan lupa" Wonpil dengan wajah cemberutnya yang, eww

"Duh, maap hehe. Ni minum susu aja, biar cepat tinggi" aku memberikan dia susu yang telah aku minum itu

"Bekas lo eww" ucapnya so jiji.

"Sini kalo ga mau!" ucapku tinggi tapi tetap berbisik karna masih ada pak Suho

Jae yang duduk didepan Wonpil pun mengkode aku agar fokus ke depan. Didepan ku sendiri ada Brian yang badannya besar tapi tetap aja duduk di depan

"Bri, ngapain ke ruang seni tadi?" tanyaku, tetap berbisik ya gais, nanti kena marah pak Suho

"Gapapa, bosen di kelas, main gitar aja di situ" tetap dengan senyum manis ala Brian

"Oo, cari pacar gitu biar ga bosanan" kataku, aku bilang kayak gini karna aku udah ada pacar ya.

"Haha, pacaran pun ga memungkinkan bisa bikin ga bosan juga kali Ayi" dia tergelak kecil

"Yeee"


.






This is my first story, enjoying ^^

Lets be friend :o

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Day OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang