Merasa bosan berada di rumah seharian. Naya beranjak dari tempat tidurnya dan pergi bersama sepedanya menuju sungai sepi yang memberi ketenangan untuknya.
Sesampainya di tempat itu Naya memarkirkan sepedanya di bawah pohon rindang lalu kakinya maju mendekati sungai, menarik celana panjangnya ke atas lalu merendam kedua kakinya kedalam sungai dan duduk di tepi sembari menatap pemandangan yang ada dihadapannya yang memberi ketenangan.
Hampir satu jam Naya berdiam diri disana lalu tiba-tiba punggungnya terasa sakit. Sebuah benda keras baru saja menghantam punggungnya, setelah menoleh dia melihat seseorang sedang berdiri menendang-nendang kerikil yang ada diatas tanah seperti kesetanan.
Dengan segera Renaya berdiri dari tempat itu rasanya hatinya yang berapi-api saat ini ingin membentak dan memarahi pelakunya. Langkahnya semakin cepat menghampiri orang tersebut. Sebelum mulutnya memulai cerocosannya. Dia melihat Randy yang sedang marah, kesal dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kak Randy!" teriak Naya menghentikan langkahnya. Hatinya yang berapi-api pun kini berubah setelah mengetahui pelakunya adalah sang idola. Randy hanya diam tanpa kata dan hampir menjatuhkan air matanya melihat Naya berada di hadapannya.
"Sini kak duduk dulu" ajak Naya membawanya ke bangku panjang yang ada disana. Randy menuruti Naya, diam dan tak mengucapkan apa-apa. Rambutnya berantakan, Mata berkaca-kaca berubah jadi buliran air Mata, tubuhnya lemah Tak Ada semangat.
"Kalau kakak butuh orang untuk mendengar cerita kakak, aku siap menjadi pendengar budiman" ucap Naya tanpa melihat Randy yang kini berada disampingnya.
"Kalau kakak butuh bahu untuk menangis, aku punya bahu kanan dan bahu kiri, tinggal kakak pilih aja" sahut Naya lagi dengan pandangan yang tetap tertuju pada pepohonan yang begitu menyejukkan suasana disana.
"Kata orang kalau kita cerita, Hati kita bakalan terasa lebih lega lho kak" kata Naya supaya Randy mau berbicara.
"Kamu bener Nay!" ucap Randy memalingkan wajahnya kepada Naya yang sama sekali tidak memandangnya.
"Nay, aku minta maaf sama kamu. Aku tidak percaya dengan ucapanmu" kata Randy dengan air mata yang kini menghujani kedua pipinya.
"Sefia selingkuh dariku!" ucapnya lagi sembari memegang kedua kepalanya dengan hati yang begitu menyayat sehingga air matanya begitu deras mengalir memenuhi pipi tampannya.
Naya menarik pelan kepala Randy dan menempelkannya di pundak kanannya sembari tangan kirinya mengelus lembut kepala lelaki ini mencoba menenangkan perasaannya.
Naya Tau betul bagaimana perasaan cowok idolanya itu saat ini. Perasaan sakit yang teramat menyayat hati seperti yang pernah dialaminya sebelumnya.
"Sebelum kakak minta maaf, aku udah lebih dulu memaafkan kak Randy" ucap Naya sembari menepuk-nepuk lengan lelaki yang pernah membuatnya jatuh cinta sampai detik ini
"Kenapa kamu baik banget sih Nay!" ucap Randy melihat wajah Naya. "kamu gak boleh secepat itu memaafkan aku yang udah sangat jahat ini" sahut Randy menghukum dirinya sendiri lalu meletakkan kembali kepalanya di pundak Naya yang memberikan sedikit ketenangan untuknya.
"Aku sayang kak Randy! Bagaimana bisa aku tidak memaafkan kakak" balas Renaya lalu tersenyum. "Kakak hanya terlalu dibutakan oleh Cinta sehingga tidak bisa menerima ucapanku saat itu" bisik Naya dengan tangan yang masih mengelus kepala Randy.
Randy hanya bisa diam diperlakukan seperti itu oleh Naya. Hatinya menjadi lebih baik sekarang detak jantungnya pun kembali berdenyut normal. Untuk pertama kalinya dia merasa nyaman oleh seorang perempuan yang dia harapkan bisa dia dapatkan dari Sefia.
"Sama seperti aku yang selalu terima apapun yang kakak buat kepadaku. Karna aku juga telah dibutakan oleh cinta, seperti kak Randy juga" ucap Renaya yang membangunkan Randy yang sedari tadi hampir tertidur di pundak Naya.
"Kamu mau kan maafin aku?" Ucap Randy memohon kepada Naya dengan mata yang menyiratkan ketulusan.
"Aku udah maafin kakak dari dulu" ucap Naya tersenyum. Randy memeluk tubuh Naya tiba-tiba yang membuat Renaya syok, matanya terbelalak dengan mulut setengah menganga melihat sikap lelaki yang pernah bersikap cuek kepadanya kini tengah memeluknya.
"Sa sama-sama kak" ucap Renaya terbata-bata karna salah tingkah di peluk oleh cowok idolanya itu.
"Bentar ya! Kakak tunggu disini" ucap Renaya setelah Randy melepas pelukannya. "jangan kemana-mana" sahutnya lalu beranjak pergi.
Tak lama kemudian dia datang kembali ke hadapan Randy dengan senyuman yang terbentang di pipinya.
"Taraaaa! Ice cream Vanila buat kak Randy" teriak Naya sembari menyodorkan sebuah ice cream cone kepada Randy.
Saat penjual itu menanyakan varian rasa yang di pesan oleh perempuan itu. Naya mengingat es krim yang di pesan Randy di taman Lorena tempat mereka untuk pertama kalinya bertatap mata kemarin.
"Makasi banyak ya Nay! Kamu baik banget sih" ucapnya yang kini mulai tersenyum kembali
"Kata orang-orang es krim bisa membuat hati yang galau jadi ceria kembali lho kak" kata Naya tersenyum sembari menyantap es krim yang ada di tangannya.
Siang itu Naya sangat senang bisa menghabiskan waktu berdua dengan cowok idolanya itu. Dan yang semakin membuatnya sangat bahagia adalah kini lelaki itu menyadari bahwa Renaya adalah perempuan yang baik. Dan Randy telah berubah menjadi baik kepadanya.
"Kamu makannya semangat banget sih" ucap Randy sembari meletakkan jari jempolnya di bibir bawah Naya.
Membuat Naya berhenti mencicipi es krimnya dan diam terpaku. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang tidak normal saat jari lelaki yang ada di hadapannya mengusap bibirnya yang dipenuhi bekas es krim yang menempel berantakan itu.
"Pelan-pelan dong makannya" kata Randy membuyarkan lamunan Naya.
Setelah es krim yang mereka nikmati habis ludes kedalam perut mereka. Naya mengajak Randy pulang setelah melihat kondisi Randy yang kini sudah membaik.
Meskipun Naya masih ingin berlama-lama di tempat ini dengan cowok idolanya tetapi kepalanya mengingatkannya untuk segera pulang karna Mamanya bisa ngamuk jikat pulang terlalu sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA] Sejak berumur 5 tahun aku selalu mengimpikan mendapat karangan bunga pada hari ulang tahunku, karangan bunga mawar merah dengan jumlah tangkai sebanyak usiaku dan di ikat dengan pita warna biru muda. Dan didalamnya ters...