Jungkook sangat takut petir, waktu dia masih kecil Jungkook pernah pingsan dikamarnya karena mendengar petir, dan saat ini itu masih berlanjut. Jungkook akan menggigil ketakutan, peluhnya akan bercucuran. Dan Lisa adalah orang yang selalu menemani Jungkook, Jungkook hanya tinggal bersama pembantunya, karena orang tuanya sibuk bekerja bolak-balik keluar negri. Mereka menitipkan Jungkook pada orang tua Lisa.
“Baiklah Lisa, sepertinya malam ini kau harus mengurus bayi besarmu.” Ucap Lisa pada dirinya sendiri.
Ya, Lisa harus pergi kerumah Jungkook, karena malam ini hujan sudah mulai membasahi bumi. Lisa harus siap siaga, karena sewaktu-waktu petir akan muncul. Jika dia tidak kerumah Jungkook, bisa-bisa anak itu sudah berhenti bernafas.
“Ibu, aku menginap ditempat Jungkook, ya?!” ucap Lisa pada ibunya yang sedang menonton drama kesukaannya.
“Ya, tapi jangan tidur sangat larut, nanti kalian kesiangan.” Ucap ibu Lisa, ibunya tau jika mereka kalau sudah berdua maka tidak akan tau waktu.
“Siap boss!” ucap Lisa sambil hormat pada ibunya. Ibunya hanya menggeleng-menggeleng melihat tingkah anak gadis semata wayangnya itu.
-
-
-
-
Malam ini kebetulan pembantu meminta izin pulang kampung. Jadi, Jungkook benar-benar sendirian.
Jungkook mondar-mandir diruang tamu, dia sudah merasa cemas mendengar suara hujan. Dan Lisa juga belum datang kerumahnya. Dia sudah menelvon Lisa, tetapi nomornya tidak aktif.
“Kau kemana Lisa? Apa aku saja kerumahnya? Sepertinya harus begitu,” ucap Jungkook pada dirinya sendiri. Dia ingin pergi kerumah Lisa, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Dia pergi membuka pintu.
“Akhirnya kau datang juga.” Ucap Jungkook yang langsung memeluk Lisa. Ya, Lisa baru sampai dirumah Jungkook lengkap dengan boneka kelinci kesayangannya.
“Aish! Lepaskan pelukanmu, Jungkook. Aku sudah muak dengan pelukanmu itu. Kau seperti orang yang tidak bertemu bertahun-tahun saja.” ucap Lisa kesal karena Jungkook tidak melepaskan pelukannya.
“Ne ne ne. Dasar pelit! Aku hanya memelukmu saja tidak boleh.” Ucap Jungkook kesal, lalu meninggalkan Lisa. Dia langsung pergi kekamarnya dengan bibir yang dimajukan.
Lisa memutar bola matanya melihat Jungkook yang merajuk.
“Ya Tuhan, sehari saja anak itu tidak merajuk” ucap Lisa yang menyusul pria itu.
Lisa masuk kedalam kamar Jungkook. Jungkook duduk ditepi ranjangnya yang membelakangi Lisa. Lisa tau anak itu masih merajuk padanya.
“Kookie-ya, jangan marah lagi. Aku tadi hanya bercanda.” Ucap Lisa sambil memegang lengan Jungkook. Tetapi Jungkook tidak menggubris Lisa, dia masih memjukan bibirnya.
“Baiklah, jika kau masih marah padaku. Aku pulang saja kalau begitu.” Ucap Lisa lalu berdiri ingin meninggalkan Jungkook. Itu hanya akal-akalan Lisa saja, agar Jungkook tidak merajuk lagi.
“Pulang saja sana, aku tidak peduli.” Jawab Jungkook singkat.
Mata Lisa membola, tidak biasanya Jungkook seperti ini.
“Baiklah, aku akan pulang. Kau juga tidak peduli denganku.” Ucap Lisa kesal, dia membanting pintu kamar Jungkook.
“Aku juga tidak peduli dengannya, lagian ini bukan kesalahanku. Dia saja yang terlalu berlebihan.” Lisa masih berbicara sendiri ketika sudah keluar dari kamar Jungkook. Ketika Lisa membuka pintu rumah Jungkook ingin kembali kerumahnya, tiba-tiba dentungan petir bergema sangat keras diluar.
“Kamchagiya!” Lisa sangat terkejut dan refleks menutup pintu kembali.
“Astaga, Jungkook!” Lisa langsung berlari kekamar Jungkook. Dia sangat cemas pada Jungkook. Ketika Lisa membuka kamar Jungkook, benar saja anak itu sudah duduk dilantai memeluk lututnya sendiri dengan peluh bercucuran. Lisa mengutuk dirinya sendiri yang dengan bodohnya meninggalkan Jungkook sendiri. Lisa langsung berlari pada Jungkook dengan hati yang sangat cemas.
“Maafkan aku, aku seharusnya tidak meninggalkanmu.” Ucap Lisa yang sudah memeluk Jungkook. Jungkook langsung membenamkan wajah pada dada Lisa. Dia sangat ketakutan.
“Aku takut, sangat takut.” Ucap Jungkook lirih.
“Aku sudah disini kookie, jangan takut lagi. Ayo kita tidur, hm?!” ucap Lisa menenangkan Jungkook. Lisa membantu Jungkook berdiri lalu membaringkan tubuh mereka diranjang.
“Tidurlah, kookie!” perintah Lisa pada Jungkook yang belum menutupnya.
“Aku takut Lisa, nanti mereka datang lagi bagaimana?” ucap Jungkook yang masih takut tiba-tiba nanti petir datang lagi.
“Akukan disini Kookie, bahkan kau memelukku sangat erat sekarang. Apalagi yang kau takutkan, tidurlah atau aku akan pulang.” Ancam Lisa. Jungkook langsung memejamkan matanya ketika mendengar ancaman Lisa. Lisa tersenyum melihat tingkah Jungkook.
Hanya Lisa yang mengetahui sifat Jungkook yang manja, Jungkook sangat berbeda ketika sudah diluar atau disekolah. Anak itu akan sangat mempesona dan sangat diidam-idamkan oleh para gadis-gadis. Walaupun begitu, dia tidak pernah mempunyai kekasih. Dihidupnya hanya menempel pada Lisa, mengganggu gadis itu setiap hari sangat menyenangkan baginya. Tidak jarang para gadis disekolah iri pada Lisa yang selalu bersama Jungkook. Bahkan Lisa mempunyai banyak haters disekolah, itu semua gara-gara Jungkook. Tetapi Lisa tidak peduli, yang terpenting sahabatnya selalu ada untuknya.
-
-
-
-
Jungkook bangun dari tidurnya, dengan psosisi masih memeluk Lisa. Dia tersenyum melihat Lisa yang masih tertidur pulas, dia bahkan tetap terlihat cantik dengan dengkuran kecil dari mulutnya.
“Terimakasih” ucap Jungkook senyum lalu mencium pipi gembul gadis tersebut. Gadis itu hanya mengeliat dan tidak bangun sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why am I always late?
Fanfiction"Aku mencintaimu, katakan sekali saja kau juga mencintaiku. Ku harap kau tak akan menyesal suatu saat nanti." Jeon Jungkook. "Tidak, aku menyayangimu. Jangan ucapkan kata itu lagi. Ku mohon!" Lalisa Manoban. "Kau tak pernah menganggapku ada. Lihat a...