Seulgi mulai mengobati tangan Taeyong. Laki-laki itu sesekali meringis kesakitan dan Seulgi selalu mencibir setelahnya. Sampai akhirnya, Taeyong di buat membeku di tempat saat Seulgi mengobati luka yang ada di wajahnya. Taeyong bisa merasakan hembusan nafas Seulgi menerpa wajahnya. Bahkan saat ini Taeyong bisa melihat wajah Seulgi begitu dekat, harus Taeyong akui Seulgi gadis yang cantik, dan Taeyong sadar sedari tadi jantungnya terus berdetak, darahnya mendesir dan rasanya hal seperti pernah terjadi, benar- hal seperti ini pernah terjadi pada Taeyong dengan getaran yang sama. Apa mungkin Taeyong dan Seulgi pernah bertemu sebelumnya.03.
Taeyong menatap Seulgi yang sibuk menuangkan cairan antiseptik di kapas yang baru. Menekan pelan luka di wajah Taeyong.
Taeyong memfokuskan pandangannya. Pikirannya mulai melayang menuju kenangannya saat kecil. Ia berusaha menelusuri lebih jauh, sampai membuat kepalanya sedikit sakit.Taeyong terus berusaha untuk mengingat namun yang ia dapati justru hanya sebuah gambaran yang abu-abu.
Taeyong menggerakkan kepalanya gusar. Membuat Seulgi sedikit terkejut pasalnya ia belum selesai mengobatinya.
"Kau baik - baik saja ?" Seulgi mendapati Taeyong terus menekan area pelipisnya. Dahinya berkerut.
Tidak ada jawaban, Seulgi pun mencoba mengamati Taeyong yang menundukkan kepalanya. Seulgi mengikuti pergerakan Taeyong. Sampai akhirnya mata keduanya bertemu. Taeyong yang memandang Seulgi dengan dalam, dan Seulgi yang memandang Taeyong heran.Seulgi yang seakan sadar bahwa suasana menjadi canggung segera menjauhkan wajahnya.
"Jangan bergerak terus, lukamu itu belum selesai aku obati." cibir Seulgi. Ia kembali mengambil kapas yang baru, membuka tutup botol yang berisi cairan antiseptik, bersiap menuangkan di atas kapas, --"Apa kita pernah bertemua sebelumnya?" -- pertanyaan dari Taeyong berhasil membuat Seulgi menghentikan aktifitasnya. Ia menatap Taeyong yang juga menatapnya.
"Kita bertemu di depan persimpangan semalam." Seulgi menjawab seadanya. Ia kembali menungkan cairan antiseptik tersebut. Kembali mendekat ke arah Taeyong, Seulgi berusaha menghindari kontak mata dengan Taeyong. Pasalnya saat ini Taeyong terus menatapnya intens sehingga membuat Seulgi gugup. "Dia ini kenapa sih?" tanya Seulgi dalam hati.
Seulgi sudah selesai mengobati luka Taeyong. "Tunggulah disini sampai ibu pulang." Seulgi membereskan perlatan P3K nya. Ia bersiap meninggalkan ruang tersebut, namun kembali berbalik. --"Jangan coba-coba untuk kabur."-- Seulgi memicingkan matanya. Mencoba mengancam Taeyong melalui sorot matanya.
"Hm" balas Taeyong dingin. Laki-laki itu tidak lagi memandang Seulgi seperti tadi. Taeyong memilih untuk mengalihkan pandangannya menuju ke luar. Mengamati sinar matahari yang lumanyam terik. Mendapatu beberapa orang berlalu lalang. Meninggalkan Seulgi yang masih berdiri dengan mulut yang sudah mengucapkan berbagai sumpah serapah tanpa suara.
"Dasar. Dia itu bahkan lebih dingin dari es." Seulgu kembali mencibir dalam hati. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Taeyong yang duduk menghadap jendela rumah Seulgi, pikirannya terus melayang.
Sampai akhirnya sebuah suara pintu terbuka menyadarkan Taeyong. Laki-laki itu menolehkan kepalanya dan mendapati ibu Kang telah memasuki rumah. Membawa 2 kantong plastik yang lumanyan besar.
1 kantong diletakkan di meja depan Taeyong. Yang satu lagi Ibu Kang letakkan di belakang, di dapur tepatnya.
Ibu Kang kembali menuju ruang keluarga, ia berjongkok, membuka kantong plastik tersebut dan mengeluarkan beberapa makanan yang sepertinya baru ia beli.
Dan semua makanan itu rata-rata adalah kesukaan Taeyong saat masih remaja.Seulgi yang baru saja keluar dari kamarnya untuk mengganti baju terkejut melihat banyak sekali makanan yang dibeli ibunya.
"Ibu, siapa yang akan menghabiskan ini semua?" tanya Seulgi yang sudah ikut berjongkok sambil memandang makanan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything To You : SeulYong [√]
FanfictionSebuah pertemuan yang membawa Taeyong dan Seulgi dalam situasi yang menyulitkan.