Bab 47: Menyesal di bawah hujan.

407 19 2
                                    

Stella sangat bahagia, Akhirnya hari terakhir berkumpul bersama keluarga besar Reyes.

"Udah ah suka banget galau-galau," ucap Velan yang mulai memeluk Stella yang sedang memandangi luar jendela dari pesawat yang sudah terbang mengawan.

"Ish! siapa yang galau, aku tuh cuman agak pusing gitu," ucap Stella yang mulai menyenderkan kepalanya ke pundak Velan, Velan mengernyitkan kepalanya.

"Kamu ngisi lagi?" tanya Velan yang tiba-tiba membuat Stella terbangun dan memukul lengan Velan.

"Ahh kamu ini, Jangan halu dululah," ujar Stellayang masih saja trauma dengan keguguran anak pertamanya.

Lion sedang asik mendengarkan musik dari aerphonenya pun mulai terusik oleh pertingkaian antara dua insan di hadapannya.

"Bang, ka! Nanti Lion pindah? terus sekolah SMP Lion gimana?" tanya Lion sambil menggaruk kepalanya, Stella dan Velan mulai terdiam dan tersenyum.

"Udah abang urus, tenang aja. Sekolah kamu tuh deket kantor Abang jadi tenang aja," ucap Velan, Lion langsung mengangguk. Mereka mulai menuju sebuah mobil alfard yang kebetulan singgah di hadapan mereka, sang asistent langsung mengambil dan meletakan koper-koper milik Velan, Stella dan Lion.

Tak tunggu lama, mereka sudah sampai di sebuah hunian yang lebih besar dari pada apartement yang beberapa tahun Stella pijak bersama Velan dan kenangannya.

Stella menelusuri arsitektur rumah yang sangat modern dengan serba putih, hitam dan abu-abu. Taman belakang saja luas sekali di lengkapi dengan sebuah danau, pohon vinus dan taman bunga mawar dan aster.

Stella mulai memasuki kamarnya terlebih dahulu, Stella mulai membuka jendelanya untuk melihat dan menghirup udara segar dari atas sini yang kebetulan tepat di hadapan kota yang sangat mewah dan megah.

Stella sedari tadi tak menyadari kalau velan sudah berendap-endap masuk dan menghampirinya, gak tunggu lama Velan langsung mendekap tubuh Stella.

"Astagfirullah! kamu inihh!" jerit Stella yang sangat terkejut, Velan hanya tertawa dengan keterkejutan sang istri.

"Kamu suka? lebih luas dan ada tamannya," ucap Velan sambil melihat pemandangan taman belakangnya. Stella mulai mengangguk.

Tiba-tiba saja ponsel Velan berdering ada telpon yang masuk, langsung sja Velan melepas dan meminta izin untuk mengangkat telpon yang baru saja menggangguk suasana mereka.

Tring.. Tring.. Tring..

"Aku angkat telpon dulu ya," izinnya yang mulai meninggalkan Stella begitu saja. Velan sudah selesai dan bergegas mengambil jas kerjanya.

Saat Velan keluar ke wc, Stella tidak sengaja melihat popscan dari ponsel Velan yang tertera sangat besar.

Natusya
Aku tunggu kamu
di caffe biasanya
ya sayang❤

Stella langsung meletakan ponsel velan kembali, Stella hanya bisa berdiam diri dan menjauhkan rasa yang begitu menusuk dirinya.

"Aku izin sebentar ada kerjaan yang mendadak, ouh iya. Kamu jangan kemana-mana ya, Aku pamit Assalamualaikum," pamit Velan yang hanya di balas Stella dengan anggukan.

"Lama-lama juga pun aku gkpp, udh biasa. Waalaikumsalam," sahut Stella yang mulai mencium tangan Velan dan tersenyum tipis kepadanya.

Velan mulai bergegas menuju tujuannya, namun sebelum berangkat velan memeriksa ponselnya terlebih dahulu.

"Apasih yang dia mau?!" kesal velan.

Velando
Y

Read.

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang