Are u blind?

195 55 88
                                    

📍High School Seoul Sky Elite
📍Koridor Sekolah

"Pagi Jena." Sapa Avril pada Jena yang berada didepannya

Jena tidak merespon sapaan dari Avril. Ia melirik sinis.

"Pagi juga Avril." Sahut Mr. Jeon yang kebetulan ada saat Avril menegur Jena

Avril sangat senang saat mengetahui Mr. Jeon membalas sapaannya, "Mr. Jeon!"

"Cih! Bedebah!" Sahut Jena

"Jena ayo barengan ke kelas." Ajak Avril

Jena tidak merespon ajakan Avril. Ia lebih memilih mengikuti Mr. Jeon, "Mr. Jeon tunggu!"

Avril merasa panas dan ia memberikan tatapan sinis saat Jena mengejar Mr. Jeon.


📍 Kelas 3-1

"Enak ya jadi Jena." Ucap Avril

"Kenapa emang?" Tanya Saffa

"Didalam hidupnya gak ada kamus kemiskinan." Jawab Avril sembari melirik tas Jena

"Sekarang aja tasnya ganti merk." Ucap Saffa

Avril melirik tas Jena dan menghembuskan napas panjang, "Hm."

Saffa melihat tas Jena, "Kemarin Dior, sekarang Guess."

Avril mengulang ucapan Saffa, "Guess."

"Orang kaya."

"Kenapa sih Jena gak mau temanan sama aku lagi? Aku salah apa sih?"

Saffa menepuk pundak Avril, "Gak usah mau temanan sama psikopat. Nanti kau bisa mati ditangannya."

"Tapi bagaimanapun dia temanku." Ucap Avril lirih

Saffa muak dengan Avril yang terlalu baik, "Terserahlah ya. Nessa dimana ni? Kok belum datang? Sebentar lagi bel masuk berbunyi."

"Kenapa disana tu? Kok rame?"

"Kesana yuk!"

📍Koridor sekolah

"Aduh! Kaki ku!" Nessa merintih kesakitan saat ia terjatuh dari tangga sekolah

"Nn. Lee!" Mr. Min membentak Jena

"Kenapa?! Dia jatuh bukan salah ku kok! Siapa suruh lari-lari ditangga." Ucap Jena guna membela dirinya sendiri

"Setidaknya kamu tolong Nn. Lee." Ucap Mr. Min

"Kalo aku gak mau? Kenapa? Kenapa aku harus menanggung kesalahan orang lain?" Tanya Jena pada Mr. Min

"Saya aja Mr. Min yang bawa Nessa ke UKS." Sahut Avril

"Sini aku bantu." Ucap Saffa

"Dasar bermuka dua." Ucap Jena pada Avril dan Saffa

"Ada apa ini?" Tanya Mr. Jeon

Nessa mengadu pada Mr. Jeon, "Mr. Jeon! Dia membuatku jatuh! Dia sengaja menyenggol bahuku!"

Mr. Jeon tidak menghiraukan ucapan Nessa, ia lebih perhatian pada Jena, "Apa itu benar Nn. Lee?"

"Gak." Jawab Jena

"Nn. Lee! Tatap mata saya!" Bentak Mr. Jeon pada Jena yang terus memalingkan wajahnya

"Aku gak menyenggolnya! Dia lari-lari ditangga. Untuk apa aku membantu orang yang licik seperti dia?" Tanya Jena pada Mr. Jeon

"Mr. Min tolong minta perawat jaga Nn. Kim. Nn. Lee, ikut keruangan saya."

📍Ruang kepala sekolah

"Jena."

"Mr. Bamz."

"Jika ada orang yang jatuh kau harus membantunya. Tidak peduli siapa dia. Orang itu harus dibantu." Ucap Mr. Jeon pada Jena agar ia bisa peduli pada orang lain

"Aku gak mau bantu dia." Tolak Jena

Mr. Jeon menganguk, "Aku mengerti."

"Mr. Bamz." Ucap Jena

"Ya?"

"Gapapa."

"Bicara aja Jena. Aku gak marah kok." Ucap Mr. Jeon dengan tersenyum ramah

"Mr. Bamz gak malu sama aku? Secara aku ini pembuat onar disekolah ini." Tanya Jena

"Tidak pernah terlintas sekali pun di pikiran ku. Mau aku antar ke kelas?" Tanya Mr. Jeon pada Jena

"Aku mau pulang." Jawab Jena

"Jadwalmu?"

"Ya. Sangat padat hari ini."

"Tunggu sebentar aku akan memanggil temanmu." Ucap Mr. Jeon

Jena berbaring di sofa tamu dan bertanya pada Mr. Jeon, "Mr. Bamz nanti pulang jam berapa?"

"Permisi Mr. Jeon." Ucap Avril saat tiba di ruangan kepala sekolah

Jena menatap Avril dengan sinis.

"Nn. Jung tolong antarkan surat ini ke wali kelas kalian ya." Pinta Mr. Jeon pada Avril

"Surat apa ini Mr. Jeon?" Tanya Avril

"Jena Lee minta maaf atas kejadian tadi pagi. Dia gak sempat minta maaf langsung jadi dia tulis disurat aja." Jawab Mr. Jeon

"Jena ayo ke kelas." Ajak Avril

"Gak." Jena menolak ajakan Avril

"Kenapa?"

"Lebih baik aku melakukan pemotretan daripada jalan beriringan dengan sampah seperti kau."

Avril berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Terima kasih ya Nn. Jung." Ucap Mr. Jeon

"Sama-sama Mr. Jeon." Jawab Avril

📍Kelas 3-1

"Surat apa itu?" Tanya Saffa

"Surat permintaan maaf sama surat dispensasi."

"Mau melarikan diri kemana dia?"

"Jena kan model. Jadwalnya sangat padat. Aku khawatir sama kesehatannya." Ucap Avril yang selalu khawatir pada Jena

"Baik banget kamu Vril." Jawab Saffa dan Avril membalasnya dengan senyuman

"Permisi. Saya kesini untuk mengambil barang-barang Jena."

"Siapa kamu?" Tanya Avril

"Jayler Shim."

"Mr. Shim ini tasnya Jena." Ucap Saffa dan ia memberikan tas Jena pada Jayler

"Terima kasih." Ucap Jayler dan ia langsung meninggalkan ruang kelas

"Sama-sama Mr. Shim." Jawab Avril

"Gila. Hidup si Jena dikelilingi cowo gagah semua. Tadi si Jena ngapain diruang kepala sekolah?" Tanya Saffa

"Baring disofa kepala sekolah."

"Apa?!" Saffa terkejut mendengar ucapan Avril

"Dia juga bertanya jam berapa Mr. Jeon pulang hari ini." Jawab Avril

"Berarti betul rumor kalo si Jena itu simpanan Mr. Jeon"

"Saffa.."

"Pasti Mr. Jeon yang tulisin surat permintaan maaf. Gak mungkin Jena yang buat sendiri." Tebak Saffa saat melihat surat yang diberikan oleh Mr. Jeon

"Bisa jadi. Tapi gak tau ya." Jawab Avril

I see, I feel u ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang