Kepingan 11 - Tekad

57 6 25
                                    

(Perhatikan tahunnya yah!)

Perasaaan itu bukan milikmu...

Apartemen 341, Seoul, Awal Januari 2009

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemen 341, Seoul, Awal Januari 2009.
SUASANA rumah itu terdengar berisik, dengan wanita yang memakai apron sibuk menjalankan aktivitasnya di dapur. Sesekali ia berteriak memanggil seseorang.

"Sayang! Cepatlah bangun dan sarapan! Kau bisa telat untuk bertugas." teriak GaIn dari arah dapur.

Junghoon keluar dari kamar dengan wajah yang masih menahan kantuk, pria itu menggaruk kepalanya. Bergegas pergi kekamar mandi dan membasuh muka, kemudian keluar menghampiri GaIn di dapur, memeluk pinggang istrinya.

"Yak! Cepat ke meja makan." tukas GaIn melepaskan tangan Junghoon dari pinggangnya.  "Apa pahlawan kecil kita sudah bangun?" tanya GaIn ke arah Junghoon. Pria itu melepaskan pelukannya dan hendak pergi kekamar anaknya.

Tapi kehadiran sosok anak kecil berdiri tidak jauh di hadapan mereka. Wonho berdiri disana sambil mengucek matanya.

"Apa pagi ini juga aku harus melihat adegan bermesraan orangtuaku? Huh, mereka tidak tau tempat sekali, aku kesal!" ujar Wonho beranjak dari dapur dan duduk di meja makan sembari menekuk wajahnya, cemberut.

"Uh~ ternyata kau cemburu eoh?" goda Junghoon menusuk pipi Wonho dengan jari telunjuknya. Menggoyangkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, membuat Wonho menepis tangan ayahnya itu.

"Ayah, berhenti. Itu menggelikan!" ujar Wonho berusaha kabur dari aksi godaan ayahnya.

GaIn yang melihat dari arah dapur tertawa. Sungguh pagi yang menyenangkan, ditemani keluarga yang hangat. GaIn meletakkan panci ke tengah meja makan, membuka penutupnya sehingga asap langsung keluar.

"Wah, wanginya sangat enak sekali ibu!" seru Wonho refleks mengambil sendok makan dan hendak mengambil sup, sebelum tangan GaIn mencegahnya.

"Besok aku di promosikan. Itu membuat pekerjaanku lebih berat lagi dan juga membuatku akan terlambat pulang." sesal Junghoon.

"Tidak apa, penghasilan pun semakin tinggi." kekeh GaIn sembari mengambil nasi untuk Junghoon.

"Tapi, waktu ayah bersamaku semakin menipis." sedih Wonho menghampiri Junghoon.

Seoul, Akhir Februari, 2009
Suara nyaring yang berasal dari teko air itu menyeruak dengan keras ke seluruh penjuru rumah. GaIn yang tengah sibuk menata makan malam itu berteriak memanggil Junghoon.

Di meja makan, Wonho dengan setia menunggu ayahnya keluar dari ruang tidur. Berharap tidak ada perang mulut diantara ayah dan ibunya itu. Karna bosan, Wonho menjadikan lengannya sebagai bantal, sungguh ia mengantuk.

"Ini sudah jam 8, aku bisa terlambat." ujar Junghoon terlihat terburu - buru, melewati meja makan dengan seragam polisinya yang terlihat kurang rapi.

Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang