Tak melihat sesuatu didepannya. Terjatuh dan menatap hal itu. Bukan main kagetnya. Itu hal gila.
D is for...
Kedua makhluk itu bergelung diatas kasur sambil bercanda dan tertawa bersama. Itu masih pagi pukul 6 di Itali. Seokjin terus menggelitiki gadis itu tak henti-hentinya.
"Sudah,perutku sakit!" Adu Thalia,"jangan menggelitiku lagi,Seokjin ah"
Seokjin malah semakin gencar. Sekarang ia malah menindihi Thalia dengan kedua tangan sebagai tumpuannya.
"Minggir,wajah mu tak setampan Apollo" Thalia mendorong Seokjin dan bangun dari kasur. "Aku tak setampan Apollo tapi ibuku dewi Aphrodite" ucap Seokjin. Thalia mendengus kesal,"terserah aku mau mandi"
"Aku ikut" ucap Seokjin membuat mata Thalia melebar. "Mesum" ucap Thalia. Seokjin terkekeh,"aku ikut membersihkan muka saja bukan mandi"
Setelah itu mereka melakukan keinginan mereka. Seokjin yang lebih dulu keluar dari kamar mandi segera pergi kearah dapur kecil. Memasak sarapan untuk mereka berdua. Setelah makanan siap,Thalia keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah.
"Oh makanan sudah siap?"
"Ini spesial"
"Benarkah?"Seokjin mengangguk lalu memberikan kode untuk Thalia mendekat kearahnya. Handuk yang dipaki Thalia langsung diambil oleh Seokjin dan dengan cepat Seokjin mengeringkan rambut Thalia. Setelahnya mereka sarapan bersama.
"Kau tak mau mencari Naera lagi?" tanya Thalia di sela makannya. Seokjin menggeleng,"biar dia yang datang,bukan aku yang mencarinya" Thalia mengangguk sambil mengunyah makanannya. Entah berapa lama mereka makan sekarang sudah waktunya mereka untuk berkemas. Jadwal penerbangan lagi hari ini kembali ke Korea.
"Seokjin-ah,aku tak ikut penerbanganmu"
"Kenapa?"
"Aku mengemudi pesawat lain,ke Jepang"Seokjin tersenyum. Toh,tak apa mereka berpisah. Hanya sebentar juga kan? Tangan Seokjin menyentuh pipi Thalia lembut. Ia mendekatkan dirinya ke Thalia. Jaraknya sangat dekat sampai mereka bisa mendengarkan detak jantung masing-masing.
"Thalia" Yang dipanggil menatap mata Seokjin dalam. Dengan cepat Seokjin mencium dahi Thalia.
"Sudah,ayo berangkat" senyum Seokjin mengembang. Thalia masih terdiam ditempat. Merasa kecewa dengan perlakuan Seokjin tapi mau bagaimana lagi ia bukan siapa-siapa Seokjin. Thalia suka Seokjin,bertepuk sebelah tangan.
Setelah berjam-jam mengemudi pesawat,Seokjin akhirnya bisa berdiri meregangkan badan di luar pesawat. Niat nya sekarang mau menghubungi Thalia. Memastikan temannya itu sampai dengan selamat. Tapi ia urungkan. Seokjin menggeleng pelan.
"Hey pilot!" Seseorang datang menyapa Seokjin. Itu co-pilot nya tadi,Kim Namjoon. Seokjin melambaikan tangannya.
"Kau Belum pulang?" Tanya Seokjin.
"Belum,aku menunggu istriku menjemput" ucap Namjoon.Seokjin mengangguk. "Oh iya dimana Thalia?" Pertanyaan Namjoon membuat Seokjin diam sejenak.
"Dia ditugaskan ke Jepang" ucap Seokjin cepat. Namjoon mengangguk,"ya sudah kalau kau butuh 'teman' kau bisa ke club hahaha"
Seokjin menggeleng,"aku tak mau yang murahan,Namjoon-ssi"
"Aku tahu,aku duluan" Namjoon pergi meninggalkan Seokjin yang menatap HP nya.
Seokjin mulai berjalan kearah pengambilan koper. Ia menarik kopernya menjauh dari bandara dan menuju rumahnya langsung. Tapi seseorang menghalangi jalan Seokjin. Orang itu mirip yang ia lihat beberapa hari yang lalu. Dia yang memanggil dirinya 'puer ares'.
"Minggir dari jalanku,nona" ucap Seokjin dingin. Wanita itu tak bergerak sama sekali. Ia masih diam. Tak lama kemudian tangan wanuta itu menyentuh dada bidang milik Seokjin sensual.
"Puer Ares,aku menemukanmu" ucapnya menggoda. Seokjin menatap kedua bola mata milik wanita itu. Dirinya merasa jatuh terlena.
"Mau 'privasi'?"
Thalia terbangun dari tidurnya tiba-tiba. Ia merasa tak enak. Ada yang salah dengan dirinya. Keringat dingin mengucur. Thalia segera mengacak kopernya mengambil obat penenang dengan begitu ia bisa meredakan dirinya. Tiga pil obat masuk ke dalam tubuhnya. Sekarang ia merasa sedikit lebih tenang. Tangannya mengambil HP dan segera mebuju kontak Seokjin. Ditekannya untuk memulai panggilan.
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif'
Sial,Thalia tahu Seokjin dalam bahaya. Bahaya besar dan ia harus pulang ke Korea. Sekarang.
D is for Danger
Tebece lah,lama bet update nya ya? Maap ye
Ngambek kek eneng-eneng :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Aegis
FanfictionDia berhak atas segalanya. Berlindung kepada dirinya pilihan yang tepat dan kau hanya harus membayar nyawa.