Bagian 16

222 29 0
                                    


Denata

Bagian 16


Tak dapat Alaska pungkiri, kedua laki-laki itu saling pukul di hadapannya, Alaska berusaha melerainya namun dirinya mendapatkan elakan dari Nata begitu dengan Reyhan.

Alaska menyerah, dia hanya bisa melihat mereka berdua saling baku hantam karena... Nata tak terima jika dirinya difitnah seperti itu oleh Reyhan.

Lalu, apa yang Alaska lakukan? Gadis itu duduk di atas tanah lapangan sambil melihat keduanya yang masih saja baku hantam, memeluk lututnya dan menangis hebat disana.

Hingga suara guru dan pak satpam berhasil membuatnya mendongak kemudian tersenyum lebar ke arah dua pria itu.

"Maaf."

...

Alaska terdiam saat Nata membawanya ke sebuah taman komplek sore itu, di dorongnya tubuh gadis itu hingga membuatnya terjatuh, tapi Alaska bangkit kembali sambil menatap wajah Nata dengan keberanian yang ia punya.

"Maksud lo apa bangsat!"

"Reyhan nggak dengerin penjelasan aku Nat, dia nggak dengerin aku dulu dia langsung mukul kamu dan bilang kalau luka di pipi aku itu karena kamu! Padahal bohong! Reyhan nggak dengerin penjelasan aku Nata!" Alaska menangis sambil memegang kedua pergelangan Nata dengan tubuhnya yang menunduk.

"Aku udah capek, aku di pukulin sama Papa, terus kamu bentak aku dan sakiti aku dengan kamu yang deket lagi sama Ester!" Nata mengambil nafasnya, kemudian menatap wajah gadis itu dengan tatapan yang tak bisa di deskripsikan dengan jelas, dingin iya, sendu juga iya.

Terlebih lagi dengan ucapan dia di pukuli lagi oleh Papanya, sudah gitu luka lebam berwarna biru itu berada di pipinya menandakan bahwa gadis ini tak berbohong. Apakah Papa gadis ini bersandiwara saat bersamanya kemarin?

Nata diam disana, membiarkan gadis itu menangis di hadapannya, alih-alih menenangkan dan memeluk Nata diam saja.

"Sekarang kamu mau apa?" Ucap gadis itu sambil membuang air matanya dari pipinya.

Nata mengangkat alisnya.

"Kamu mau ngecewain aku ke berapa kali lagi?! Kamu lakuin ini, terus kamu minta maaf, terus kamu ulangin lagi! Mau kamu apa sih Nat." Alaska tak kuasa menahan air matanya yang sudah turun membasahi pipi gadis itu.

"Sebenernya kita pacaran ini serius atau cuman main-main sih Nat?" Tanya gadis itu sambil mendongak, memberanikan matanya untuk menatap mata pria dingin ini di hadapannya.

Respon dan ekspresi pria itu kalian tau? Diam, dingin, seolah-olah tak peduli dengan ucapan Alaska yang benar-benar ia tahan sakitnya di sana.

"Gatau." Jawabnya.

Alaska menundukkan kepalanya dalam-dalam, kemudian mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipi lalu menatap kembali wajah pria itu.

"Putus aja ya."

"Ya."

Alaska tersenyum pahit, ketika jawaban pria itu terdengar. Sakit.

Alaska menangis hebat di hadapan pria itu, alih-alih menolong dan membantu pria itu pergi dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku.

"Gapapa Las, seenggaknya lo udah bebas." Ucapnya sambil melihat punggung pria itu yang sangat ia cintai sejak dulu, kini telah pergi meninggalkannya di sini.

Kemudian gadis itu beranjak dari tempat ini, berjalan di belakang Nata dengan air matanya yang masih berjatuhan untungnya Alaska memakai masker, jadi seorang pun tak akan tau kalau Alaska sedang menangis.

Hingga langkah kaki Nata berhenti, kemudian memutar balikkan tubuhnya menghadap sang gadis dengan perasaan...

Bersalah? Mungkin.

"Maaf." Alaska mendongak, saat ucapan itu keluar dari mulut pria itu ketika Alaska mencoba untuk melewatinya.

"Maaf." Ulangnya lagi, namun Alaska masih diam di tempat mencerna fikirannya dan emosinya yang acak-acakan.

"Gue anterin."

Alaska menggeleng.

"Fokus aja sama Ester, aku bisa pulang sendiri." Ucapnya kemudian berlari kecil menuju halte dan duduk disana, lalu memesan ojek online untuk ia pulang.

Alih-alih memaksa, Nata justru memilih untuk naik ke motornya lalu memakai helm nya dan berlalu, meninggalkan Alaska yang tangisannya pecah sejadi-jadinya.

"Cowok sialan!"

Gadis itu berjalan sambil membawa tas biolanya dengan biola yang sudah ia perbaiki kemarin menggunakan kedua tangannya sendiri, berjalan sambil menghapus air matanya ketika kisah cintanya dengan Nata hanya sebatas main-main saja.

Hanya sebatas...

Alaska masuk ke dalam tempat les nya kemudian mengeluarkan biola yang ada dari dalam tasnya itu, di keluarkannya sambil tersenyum ke arah teman-temannya.

"Tumben lo make masker Las."

"Iya lagi sakit." Jawabnya asal.

Kemudian, matanya melihat Ester yang baru datang kemudian tersenyum kepadanya. Membuat Alaska muak dan langsung pergi ke kerumunan temannya yang lain.

Hingga sesi latihan pun berjalan tak sesuai dengan yang Alaska harapkan berulang-ulang kali Alaska berbuat kesalahan, karena memikirkan kejadian sore itu di taman dekat rumahnya.

Dirinya putus dengan Nata.

Hingga air matanya menetes membuat gadis itu dengan cepat menghapusnya, menggunakan lengan bahunya.

"Gapapa Las, cowok brengsek kayak dia emang harus digituin." Ucapnya dengan hati yang rasanya sakit, kini tidak ada lagi tempat untuk Alaska menjadikannya sebagai obat hatinya, hilang, menghilang, dan tak akan pernah kembali.

Alaska... sakit.









































Bersambung...

[✓] Denata | Jaehyun (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang