"Temanin gue beli make up beb," Ara menarik Ryn ke toko Make up, dan yang lain mengikuti mereka dari belakang.
"Yang bagus yang mana?" tanya Ara, ia mengangkat 6 lipstick dengan warna yang berbeda.
"Yang warna pink aja," jawab Ryn.
"Setuju!" ucap Akira.
Ara pun menaruh kembali 2 lipstick yang berwarna merah cerah ke tempat asalnya.
"Terus diantara 4 ini, pink mana yang bagus?" Ara kembali mengangkat 4 lipstick yang tersisa.
"Ini," ucap mereka berempat kompak sambil menunjuk lipstick yang berbeda. Yena yang awalnya fokus memainkan ponselnya kini ikut membantu Ara memilihkan warna lipstick.
Emelie memilih warna lipstick yang ke 2, Ryn memilih warna yang pertama, Yena memilih warna yang ke 3, Akira memilih warna lipstick ke 4. Membuat Ara bingung sekaligus frustasi.
"Sama aja boong anjir," umpat Ara, sedangkan yang lain cuma cengengesan.
"Gue ulang sekali lagi, pilih dua aja, kalo kalian ga bener milihnya, gue aja yang pilih-"
"Satu... Dua pilih!"
"Ini!"
Akira dan Yena memilih warna pertama sedangkan Emelie dan Ryn memilih warna ke 3. Ara menaruh kembali 2 lipstick yang tidak dipilih.
"Oke... Karena gue mau beli 2 jadi nih dua-duanya gue beli, sekarang tinggal bayar. Thanks bestie udah bantuin Ara yang cantik jelita dan mempesona ini." Ara pun berpose ala model.
"Plastik mana plastik?" tanya Ryn dengan wajah tak bersalah.
"Mau muntah.." Akira seolah-olah ingin muntah.
"Kalian gitu.." ucap Ara, ia sedang merajuk.
"Ututututu kembang kempis cantik manis. Ayok sana ke kasir," Emelie mendorong Ara untuk segera mengantri di kasir, mereka yang juga ikut membeli make up mengantri di belakang Ara untuk menunggu antrian.
Setelah selesai mereka pun lanjut berkeliling, sesekali mereka mengunjungi toko aksesoris ataupun toko buku.
"Eh ke timezone yuk?!" ajak Akira.
"Ayok!!"
"Gass ngueng..."
Mereka pun pergi ke Timezone. Sesampainya mereka di Timezone....
"Ayok Emie pasti bisa!"
"Awas makk!"
"Please dapet please..."
"Yah, kalah deh."
"Satu... Dua... PENCET!"
"YESS MENANG HUHU.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
RomanceKetika takdir mempermainkan mereka. Senang, sedih, takut, amarah, frustasi, kesalahpahaman, dan pertikaian yang terjadi diantara mereka. Apakah takdir akan terus mempermainkan mereka? Kadang mereka lelah dengan semuanya, tapi mereka sadar dan yakin...