Selamat membaca!💖
tau kan harus apa?
terimakasih☺️
•••Kini mereka–Anella, Dinda, Bilqis, Mita, Chelsea dan Steffanie sedang menjalankan upacara dengan rusuh di baris belakang. Yang lain mah dimana-mana dengan khitmat dan tenang, lah ini? ckck.
Pasalnya saat ini mereka sedang mempersalahkan barisan, padahal mereka ingin dapat di barisan depan bukan di barisan belakang, karena apa? karena kalau dibelakang itu di awasi guru kesiswaan.
"Lo sih, Din! lama amat taro tas nya! dapat dibelakang kan kita." bisik Mita mendorong bahu Dinda dari belakang.
"Iya! coba kalo enggak, udah dapat barisan depan kita." timpal Chelsea menyalahkan Dinda juga.
"Ya maap sih, kan gue gatau." jawab Dinda berbisik menoleh kebelakang.
Saat menoleh ke belakang ia bertatapan dengan Bu Rika–guru kesiswaan kesayangan warga SMA Wijaya, ia meneguk salivanya gusar saat melihat tatapan mematikan dari Bu Rika, dengan cepat ia membalikkan tubuhnya menghadap depan dan menegakkan tubuhnya dengan kepala menunduk.
Mita dan Chelsea yang melihat hal itupun menyirit heran.
"Kenapa lo?" tanya Mita santai, tak sadar ia berbicara dengan suara cukup nyaring.
"Itudah, ngapa si tegang amat kek habis diplototin Bu Rika aja." ujar Chelsea tak kalah santai.
Dinda yang mendengar celotehan tersebut hanya menutup matanya dan berdoa semoga Bu Rika tak mendengar itu semua.
"Ya Allah.. punya temen gini amat astaghfirullah, semoga aja Bu Rika ga denger. Aamiin." batinnya berdoa.
"Ekhm!" dehem seseorang yang membuat siapapun yang mendengarnya langsung menegakkan tubuhnya, mereka tahu bahwa itu deheman guru kesayangan mereka.
"Mita, Chelsea, Dinda." ujarnya dengan nada rendah, "Kalian tahu kan ini sedang apa?" lanjutnya tegas.
Sedangkan mereka hanya mampu menunduk dan menganggukkan kepala kecil.
"Diam, jangan banyak bicara. Atau gak nanti saya hukum kalian." ancam Bu Rika.
Lagi-lagi mereka hanya mampu menganggukkan kepala kecil.
Sedangkan Anella, Bilqis, dan Stefanie dibarisan tengah terkikik bahagia melihat mereka di marahi.
"Eh, kita belum kenalan loh." ujar Bilqis basa-basi.
Steffanie pun hanya mengangguk, pasalnya Anella memang belum berkenalan dengan yang lainnya.
Anella tersenyum simpul, "Nanti aja ya, di kelas. Kalo sekarang lagi ga aman." ujarnya berbisik seraya menoleh kebelakang melihat Bu Rika yang masih mengawasi setiap barisan.
Bilqis dan Steffanie yang paham dengan maksudnya pun hanya menganggukkan kepala.
Lalu mereka melanjutkan upacara dengan tenang. Enggak juga, sih:v
*•°•°•°•°•*
"Gilaaa panjang banget tadi amanatnya astaghfirullah.." keluh Mita.
"Kaki gue serasa mau copot anjir." lanjutnya memijit kakinya yang pegal. Ah lemah lo, Ta!
KAMU SEDANG MEMBACA
Problems
Teen FictionAnella Shima Adriani 'Effendi', cewek perfect yang selalu menjadi idaman para lelaki. Bukan hanya sekedar memiliki paras yang cantik bak bidadari, ia juga memiliki otak yang sangat cerdas, dan termasuk 'murid emas' di SMA Wijaya. Ia juga dikenal se...