Chapter 4 🤫🔞

9.2K 340 14
                                    

Warning!! Mengandung konten 18+

Sana yang khawatir bergegas menyiapkan peralatan untuk mengompres.

Jeongyeon memperhatikan gerak-gerik gadis yang sedang panik itu.

"Dahyun sakit?" Tanya Jeongyeon yang peka setelah melihat kompresan untuk meredakan demam. Tidak dijawab oleh Sana yang segera masuk kamar.

Sana memeras handuk kecil itu lalu menaruhnya dikening Dahyun. Kini Dahyun hanya tertidur lemas diatas kasur dengan selimut tebal. Wajahnya menjadi memerah karna demam.

"Dahyun" ucap Momo yang memasuki kamar Maknae Line. Dan satu persatu member ikut masuk melihat keadaannya.

"Ah bagaimana ini 3 hari lagi kita ada jadwal rekaman" kata leader Jihyo.

"Pssstt, jangan sampai membangunkannya, dari kemarin anak ini terlihat sangat kelelahan" kata Nayeon dengan volume suara yang kecil.

Dahyun membuka matanya. Dilihatnya semua member diruangan itu memperhatikannya.

Ia menyunggingkan sedikit senyuman.
"Aku tidak kenapa-kenapa" lirihnya lalu memejamkan mata lagi.

"Mungkin besok demamnya akan menurun" ucap Momo disetujui dengan anggukan member lain. Satu persatu dari mereka mulai keluar meninggalkan kamar kecuali Jihyo.

"Sana, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Jihyo pada Sana yang masih sibuk mengompres.

Sana segera bangkit dari posisinya. Menatap Jihyo. Ia tau apa yang akan Jihyo bicarakan dengannya.

Jihyo menarik tangannya keluar kamar, dan berhenti di halaman belakang, duduk dikursi yang memang ada diteras dekat kolam renang.

"Itu berlebihan Sana, dan tindakanmu begitu kekanakan" kata Jihyo membuka percakapan.

"Jihyo.., aku tidak bermaksud untuk pergi dari rumah dan membuat Dahyun mencariku"

"Lalu kenapa?, Setidaknya kau pamit dan katakan mau kemana"

Sana membuka handphone nya, lalu memperlihatkannya histori panggilan dari Suho.

"Dia meneleponku berkali-kali, dan setelah kuangkat dia tiba-tiba meminta tolong padaku seolah-olah dia sedang dalam masalah besar, selama aku keluar meninggalkan dorm jelas-jelas hatiku tidak tenang jihyo, aku juga memikirkan dahyun, dan handphoneku ku silent, aku tidak tahu dia mengirim pesan sebanyak itu padaku" jelas Sana pada leadernya.

"Suho?!" Katanya lalu mendengus kesal.
"Sana, aku tidak mau ikut campur dengan urusan pribadimu dan namja itu, tapi kalau kau terus menerus memberi harapan padanya, kau akan terkena masalah besar, bukan kau saja, Twice juga, jadi kumohon ambilah keputusan dengan bijak" kata Jihyo.

Sana menghadapkan tubuhnya ke arah Jihyo. Memberikan perhatian penuh pada leadernya. Lalu memegang tangannya.

"Maaf aku menjadi begitu kacau, aku akan memikirkan matang-matang tindakan dan keputusanku lain kali" ucap Sana.

"Gwenchana, aku juga minta maaf jika kata-kataku menyakitimu" balas Jihyo.

Mereka bangkit dan Sana kembali kekamar.

Ia mengambil kompresan yang mulai mengering dikening Dahyun. Membuatnya membangunkan gadis itu.

"Eonni" lirih Dahyun.

"Bagaimana rasanya? Bagian mana yang sakit?" Tanya Sana segera setelah ia melihat Dahyun terbangun.

"Aku tidak apa-apa,hanya pusing, besok aku akan membaik" jawab Dahyun.

Sana membaringkan tubuh disebelah kekasihnya itu lalu memeluknya membiarkan Dahyun bersandar didadanya.

"Maaf tidak mengabarimu, tadi aku buru-buru, gara-gara aku kau jadi begini dahyunie~"

She's My Everything (Saida) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang