I

109 11 1
                                    


Dimalam ulang tahunku, keajaiban terjadi. Setelah mengantar Arin pulang, gadis yang kutemui setelah membeli kue ulang tahun, aku  melihat Kak Eunseo sedang membereskan sebuah tempat yang terlihat seperti coffee shop.

Aku tidak langsung menghampirinya karena saat itu Ia terlihat buru-buru. Dan keesokan siangnya, aku akan kembali untuk memastikan apakah yang aku lihat benar Kak Eunseo atau bukan.

Musim panas di kota ini terasa sangat dahsyat. Berjalan kurang lebih setengah jam di bawah terik matahari membuat penampilanku semakin terlihat menyedihkan. Walau begitu, aku tetap melanjutkan langkahku untuk memastikan yang kulihat malam tadi apakah benar Kak Eunseo atau bukan.

Aku tiba di depan ruko dimana aku melihat Kak Eunseo semalam. Tempat itu adalah sebuah coffeeshop bernama Bonseo yang terlihat nyaman dengan interior berwarna coklat yang mendominasi.Dari etalase kaca di depan coffeeshop ini, dapat kulihat seseorang yang kuyakini adalah Kak Eunseo.

Aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam cafe tersebut. Pengunjungnya tidak terlihat ramai, hanya ada beberapa pembeli yang menunggu pesanannya dibuat. Hingga tiba giliranku berdiri di depan tempat pemesanan, aku langsung menyapa Kak Eunseo.

"Kamu, Kak Eunseo?"

Sosok tersebut terlihat bingung dan mengernyitkan dahi untuk sebuah alasan yang tidak ku ketahui.

"Iya, Saya Eunseo."

Mataku berbinar sempurna kala mendengar pernyataannya barusan.

"Kenapa? Kamu kenal saya?" Tanya Kak Eunseo, masih dengan ekspresinya bingungnya.

"Kak, kamu mungkin lupa atau bahkan gatau aku sama sekali, tapi aku kenal kamu." Ucapku menggebu-gebu.

"Aku Mina, adik tiri kamu."

Ekspresi wajah Kak Eunseo terlihat semakin bingung dan tidak percaya.

"Papaku dan mama kamu menikah beberapa bulan setelah ayah kamu meninggal, Kak."

"Tunggu.... Kamu gak salah orang, kan?"

Aku menggeleng mantap atas pertanyaan Kak Eunseo barusan.

"Aku gak salah orang."

"Lalu, tujuan kamu nyamperin saya apa? Mama yang minta kamu kesini?"

Aku menarik nafas kemudian menghembuskannya kasar.

"Aku sudah nyariin Kak Eunseo sejak beberapa bulan yang lalu karena ada sesuatu yang ingin ku sampaikan."

Aku menarik nafas dalam, kemudian setelah merasa cukup tenang, aku mulai menjelaskan semuanya kepada Kak Eunseo.

"Beberapa bulan yang lalu, setelah akululus dari Yayasan Andromeda, Papa dan Mama datang ke acara kelulusanku. Setelah itu kita pulang kerumah dengan perasaan senang dan haru, apalagi saat itu aku lulus dengan nilai yang sangat baik. Mama gak henti-hentinya senyum dan melihat hasil nilaiku, papa pun begitu. Tapi ternyata Tuhan berkata lain, saat itu ternyata adalah kesempatan terakhirku ngelihat mereka senyum bareng. Mobil yang papa kendarai hilang kendali saat melewati tikungan tajam, dan hujan juga deres banget. Hanya aku yang selamat dari kecelakaan tunggal itu, sedangkan mama dan papa, mereka udah gak ada, Kak."

Aku terisak tatkala kalimat terakhir kuucapkan. Sedangkan Kak Eunseo, Ia terlihat semakin bingung.

"Tunggu, Papa dan Mama yang kamu maksud disini siapa? Saya bener-bener gak ngerti."

"Papaku, dan mama kamu, Kak." Ucapku pelan.

"Mama... saya?"

"Iya.." Aku mengangguk pelan kemudian kembali berkata, "Papaku dan mama kamu udah gak ada, Kak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M I N A [ If By Chance Side Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang