1

5.3K 336 30
                                    

Siapa yang tidak merinding jika dibisiki seperti itu barusan?

Lyra merinding. Ia tergagap. Saat Faro menurunkan gaunnya dari bahu Lyra, gadis itu menahannya dengan tangannya, berbalik gugup. Bukannya bicara, Faro malah memagutnya lembut sekali, menahan tengkuknya agar tidak menjauh. "Nghhh,, kakak,, aku- akan menyiapkan bathub-nya."

Faro mengurai jarak, menatap wajah Lyra yang memerah. Daniel bilang kali ini pepet terus, jangan kasih kendor. Toh Lyra sudah sah untuknya. "Mandi bersama," bisiknya seolah baru minta disuapi makan.

Lyra mengangguk, wajahnya semerah kepiting rebus. Ia bergegas ke kamar mandi, bersandar di baliknya. Jantungnya bergemuruh. Gadis itu menyentuh pipinya yang terasa panas.

Ini malam pertama kami!

Tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, Lyra segera melepas gaunnya. Sepasang pakaian dalam dengan renda menghiasi tubuhnya yang ramping. Gadis itu segera meraih bathrobe dan menyiapkan bathub yang cukup besar untuk ia dan Faro berendam bersama.

Yaampun, berendam dan mandi bersama! Mimpi apa aku semalam?!!

Lyra juga menuang sabun dan bathbomb beraroma mawar yang segar. Ada senampan rotan berisi kelopak mawar merah, yang akhirnya Lyra taburkan bersama busa yang terus semakin banyak.

Di samping nampan rotan itu, ada lilin aromaterapi yang sumbunya telah dinyalakan oleh Lyra dan gadis itu hanya menyalakan lampu warm white kamar mandi yang ada di balik pintu, membuat kamar mandi itu bernuansa remang yang romantis.

Pintu kamar mandi diketuk dari luar, Lyra berjengit kaget. Malu-malu ia membuka pintu kamar mandi, mendapati Faro sudah berdiri di hadapannya hanya dengan sehelai handuk melilit di pinggangnya. "Perlu bantuan?"

"Tidak - itu,, sudah siap."

Faro melangkah memasuki kamar mandi dengan tongkatnya, Lyra segera merengkuh lengan Faro menuju bathub yang bahkan terlihat sebagai tempat kencan yang romantis. Lyra tidak siap ketika Faro membuka lilitan handuk di pinggangnya, gadis itu berbalik sampai ia mendengar Faro sudah masuk ke dalam bathub dengan sebuah tawa ringan. "Kemarilah,,"

"Kakak,, harus- memejamkan mata dulu,,"

Faro tersenyum, menuruti Lyra untuk memejamkan matanya.

Lyra melepas bathrobe dan kain terakhir di tubuhnya dengan gugup. Ia masuk ke dalam bathub dan duduk berseberangan dengan Faro, merasakan kulit kakinya bersentuhan langsung dengan kulit kaki Faro.

Ketika Faro membuka mata, lelaki itu menatap istrinya lekat, dengan pandangan misterius yang membuat Lyra merinding. "Kenapa duduk disana? Kemarilah, kakak tidak mau jauh dari kamu."

Lyra melenguh dalam hati, ia malu, dengan eggan berpindah menjadi di sebelah Faro. Namun dengan mudah, Faro justru meraih Lyra agar duduk di pangkuan lelaki itu. Dan Lyra langsung merasakan keintiman luar biasa yang belum pernah ia rasakan. Tidak ada pembatas apapun antara kulitnya dengan kulit Faro.

Lelaki itu menyelipkan helai rambut Lyra di belakang telinga, menanamkan kecupan lembut di wajah gadis itu, sampai turun ke bahunya. Sementara di bawah lapisan busa dan kelopak mawah, tangan Faro bergerilya. Awalnya hanya mengusap-usap pinggang Lyra. Sampai ia mendapati ada bagian lain yang terasa begitu menarik, sampai-sampai Lyra melenguh dan menyurukkan wajahnya di bahu lebar Faro saat lelaki itu menyentuhnya.

Different Ways - Sequel of Different Twins 🌐SH - Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang