🎵Suho (EXO) - Sedansogu
MY WIFE
Changkyun menatap Yeri ragu, apakah sekuat itu mental Yeri, sedangkan diluar sana banyak sekali wanita yang menangis kencang jika diperlakukan seperti Yeri tadi.
Walaupun Yeri bilang dia baik-baik saja, Changkyun tak akan percaya dengan wanita itu. Jelas-jelas Changkyun tadi sempat mendengar sindiran suami Yeri yang terbilang sadis, mana ada seorang suami mengatai istrinya murahan.
Dari luar memang Yeri terlihat kuat, tapi tak dapat Changkyun pastikan bahwa Yeri juga tak akan menangis jika sedang sendirian. Semua orang punya masa terpuruk bukan.
"Yeri-,"
"Bisa antarkan aku pulang, Jaehyun bilang dia sedang tidak enak badan, dan dia tidak bisa menjemputku."potong Yeri mengalihkan topik pembicaraan, mau sebaik apapun prilaku Changkyun padanya,tetap saja Changkyun itu orang asing bagi Yeri.
"Baiklah, ayo kita pulang."ajak Changkyun, jika sekarang Yeri tidak bisa menceritakannya, mungkin lain waktu saat wanita itu merasa tenang, ia bisa menceritakan masalahnya pada Changkyun.
Yeri hendak masuk kedalam mobil Changkyun, jika saja tidak ada suara seorang wanita yang sangat familir dipendengarannya, memanggilnya dengan sebutan 'Unnie'.
Tunggu, Yeri tidak salah dengar kan? Ini suara Yuri, ini suara Yuri adiknya, bukankah adinya itu masih sakit, apakah Yeri sedang berhalusinasi.
Sekali lagi suara itu melantun dengan lebih lantang."Yeri unnie!!."
Kini Yeri yakin, itu benar-benar suara Yuri. Dengan perasaan yakin dan penuh rindu, Yeri membalikan badannya mengadapan hamparan rumput taman yang menampakkan sosok wanita mungil nan cantik berdiri diatas rerumputan taman dengan senyuman merkahnya.
"Apakah aku sedang bermimpi?."gumam Yeri tak percaya saat menatap wanita itu, wanita itu benar-benar mirip sekali dengan Yuri adiknya, bahkan pria yang berdiri disebelahnya itu mirip sekali dengan pria yang menjaga Yuri selama ini.
Yuri tersenyum cerah, tapi tetap saja,air mata haru menetes dari matanya."Apa unnie tidak merindukanku, sudah lima bulan kita tidak bertemu, apa unnie sudah tidak menyayangiku."ujar Yuri diiringi dengan air mata yang menetes deras dari matanya.
Yeri membekap mulutnya sediri, air matanya juga jatuh saat menyadari bahwa wanita itu benar-benar adik mungilnya, adik yang sangat ia sayangi.
Seperti kebiasaan mereka saat masih kecil, Yuri akan lebih dulu memeluk Yeri jika Yeri merentangkan kedua tangannya, dan jika Yeri tidak segera merentangkan tangannya, maka Yuri tak akan memeluk kakaknya itu.
Dengan gerakan perlahan, Yeri mencoba merentangkan tangannya selebar mungkin, berharap jika Yuri masih mengingat kegiatan kecil mereka dulu, berharap jika adiknya itu memang benar sudah sembuh dari sakitnya.
Yuri menggeleng kecil dalam tangisnya, jelas Yuri ingat kegitan ini, bahkan kegiatan ini selalu ia lakukan saat bangun tidur.
Tanpa menunggu lama, Yuri berlari menghampiri Yeri dan memeluk kakaknya itu dengan erat, menyalurakan kerinduan yang selama ini ia pendam untuk diluapkan pada sang kakak.
"Unnie!! Hiks... Hiks... Unnie! Aku sangat sangat sangat merindukanmu, diruangan putih itu sangat menakutkan, jika saja tidak ada Hangyul oppa disana, aku tak akan seberani sekarang."ujar Yuri sembari meraung-raung bak anak kecil dipelukan Yeri.
Bukannya terharu, Yeri malah tertawa dalam tangisnya, bagaimana tidak! Sikap Yuri yang sekarang ini malah mencerminkan bahwa wanita itu sedang menangis pada ibunya karena tidak dibelikan permen kapas, dengan alasan untuk kesehatan gigi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE [✔]
RomanceKesialan itu mulai datang saat orang tuanya tiba-tiba saja menikahkan dirinya dengan sosok pria yang belum pernah ia kenali sama sekali. Kim Yerim pikir jika dirinya menerima pernikahan itu, maka semuanya akan baik-baik saja, asalkan gadis itu melak...