Pada hari Minggu, biasanya tidak ada kegiatan apapun selain bermalas-malasan di rumah dengan ponsel serta internet yang lancar.
Tapi pada hari Minggu justru kamu terdesak oleh beberapa jadwal mengerikan dari ibumu sendiri. Kamu harus mengikuti beberapa les privat, les biola dan les matematika.
Kamu selalu kesal, pasalnya jadwal di sekolah selalu padat. Di tambah jadwal les les semacamnya, itu malah membuatmu ingin memaki seseorang.
Kamu berjalan menyusuri trotoar, untuk sampai ke gedung tempatnya les matematika, dibutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di sana.
Kamu hanya menghela menghela dan menghela, kamu terlalu lelah untuk ini. Karena kamu berpikir kamu itu bukan super girl yang mampu mengatasi segalanya dalam satu waktu.
Sesampainya di depan gedung tersebut, kamu membenarkan tas yang tak nyaman. Lalu melangkah masuk, untuk melanjutkan rutinitas menyebalkan ini.
Dari ujung lorong, kamu berdecak. Kamu menatap sosok itu dengan kesal, tak mau berlama-lama. Kamu masuk tanpa menghiraukan lelaki itu.
Lelaki itu Moon Taeil, teman sekaligus musuh terbesarnya di berbagai tempat. Entah itu sekolah, rumah, tempat les dan tempat-tempat umum lainnya.
Kami tidak tahu masalah pastinya, yang terpenting kamu membenci lelaki itu.
“Kamu itu kenapa sih? Kamu kayanya benci banget sama aku. ” Taeil berucap padamu.
Namun sama sekali kamu tidak menghiraukannya.
“Kamu segitunya ya benci sama aku, sampe dunia maupun alam semesta ini tau. ” lagi lagi kamu tak mau menggubris.
Kamu hanya fokus pada buku paket tebal berisi rumus-rumus matematika yang membuat kepalamu pusing.
“Aku lagi bicara sama kamu loh, yakin gak akan di jawab?”
Akhirnya kamu menatap lelaki itu dengan horor. Kamu sendiri tidak tahu, bagaimana bisa kamu jelaskan semua ini padanya.
“Apa perlu aku jelaskan semuanya padamu? Kamu sudah tahu jawabannya kenapa masih banyak bertanya. ” hanya itu yang mampu kamu katakan pada Taeil.“Menarik. ” lirih Taeil.
“Pulang bareng oke, aku antar. ”
Kamu menghela, “Apa kamu terlalu banyak waktu hingga bisa mengantar aku pulang? Mimpi kamu itu terlalu tinggi. ”
Kernyitan tercipta dari kening kamu, saat lelaki itu tersenyum pelan.
“Kamu tau tidak?” tanya Taeil padamu.
Kamu tidak menggubris.
“Kamu itu cantik kalo lagi marah, atau lagi kesal padaku. ”
Kamu berdecak. “Apa tujuanmu daftar les privat ini hanya untuk berbincang hal-hal yang tidak jelas? Kamu itu aneh. ”
“Aku akan lebih aneh jika kamu mau berbaikan denganku. ”
Kamu akhirnya bangkit, meninggalkan lelaki itu berceloteh sendirian. Kamu tersenyum lebar, namun sayangnya lelaki itu tak melihatmu begitu.
Satu hal pasti, meskipun Taeil menyebalkan dan pengganggu dalam kehidupanmu. Tapi semenjak kehadiran Taeil, hari-hari yang terasa flat sedikit terasa menyenangkan.
Camkan ini, sedikit. Hanya sedikit.
***
Oh ayo atuh, aku tau kalian bisa menghargai karya orang;(