Pindah sekolah

37 3 0
                                    

Tinut tinut tinut tin--

Suara alarmku berbunyi. Dengan cepat aku bangkit dari kubur-- ekhem, bang-kit dari kasur , dan segera bersiap-siap.

Ini adalah hari yang sangat kunanti-nantikan, kenapa? Karena aku pindah ke sekolah lain yang kuharapkan lebih menyenangkan dari sekolah ku yang dulu.

Aku menaiki lift yang ada di rumah ku. Ya! Dengan berkata seperti itu kau tau kalau aku orang kaya kan? Aku ingin sekali menaiki tangga, tapi di rumahku tidak ada yang seperti itu, disekolah lamaku juga. Sekolahku terlalu elit_-

"Ohayou mama! Aku pergi naik kendaraan umum ya" ucapku senang

"Tidak boleh! Kendaraan umum itu kotor dan lambat kau tau? Aku akan menelepon pelayan untuk mengantarkan mu kesekolah dengan menaiki helikopter miliknya"

Ya, dirumah kami, semua pelayan mempunyai sebuah helikopter masing-masing.

"Ah, ayolah mama. Aku tidak ingin menarik perhatian di sekolah"

"Jika kau menaiki kendaraan umum, kau akan terlambat!"

"Baiklah, aku akan naik mobil saja. Tapi jangan yang mobil limo, merepotkan"

"Akhirnya kau mau menaikinya juga, baiklah"

Pagi hari adalah hal yang tidak kusukai. Aku berjalan menuju mobil-- 'ha?!' batinku kaget

"Nona muda, Kita akan terlambat" ucap pelayan pribadiku sembari membukakan pintu mobil... Lamborghini?! Ini pasti ulah mama.

"Kemana mobil avansa milikku?" Tanya ku geram pada pelayan itu.

"Nyonya sudah membuangnya kemarin, nona"

Yaaaa... Apa boleh buat untuk saat ini aku tidak bisa apa-apa, tapi sepulang sekolah nanti aku akan membeli mobil Avansa lagi.

Saat di sekolah, murid yang lain memperhatikan mobilku, dengan malu aku membuka pintu bagian belakang mobilku... Tunggu! Bukannya mobil Lamborghini cuma punya pintu depan ya?--ekhem, pintu bagian depan, dan keluar dari mobilku dengan kepala tertunduk malu.

Sungguh memalukan

Bagi orang kaya sepertiku ini sangat memalukan. Aku berjalan cepat menuju sekolah, dan pergi ke ruang guru untuk menemui guru yang akan mengantarku ke kelas yang diajarnya pada jam pertama.

"Ohayou sensei". Ucapku sembari membungkukkan badan, tanda hormatku.

"Kau tidak perlu melakukan itu padaku" ucap guru itu dengan sedikit membungkukkan badannya di hadapanku.

"Bukankah itu tanda hormat? Murid-murid lain juga melakukannya kan? Kenapa aku tidak boleh melakukannya?" Tanya ku polos

"Sudahlah biarkan saja. Ayo" ajak guru itu.

Selang beberapa menit... Kami sampai di sebuah kelas...

"Disini kelasmu, ayo masuk" Perintah guru itu sembari tersenyum manis. Aku mengangguk.

2F? Jadi ini kelasku?

Saat memasuki kelas... Semua murid sudah berdiri, "Ohayou, Tachibana-sensei" ucap para murid dengan serentak.

"Ohayou mou. Hari ini kita kedatangan murid baru anak-anak. Ayo kenalkan dirimu"

Dari awal aku memasuki kelas, ada seseorang yang sedang memantau ku, tapi siapa? Itu sedikit mengganggu pikiranku.

"Moshi-moshi?" Seseorang menggoyang-goyangkan tubuhku. Aku kembali tersadar... "Kau baik-baik saja? Apa kau sedang sakit? Apakah perlu di antarkan ke UKS?" Tanya guru muda itu padaku, dan aku pun menggeleng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teror  di musim PanasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang