"Apapun akan dilakukan untuk orang tersayang"
~Nayla Nacaella Putri~
***Nayla lega akhirnya bisa keluar dari rumah Faeza. Karena Nayla tidak bisa lama-lama berpura-pura tidak kenal, dia tidak bisa berpura-pura tidak tau apa-apa. Nayla tau itu rumah Faeza, Nayla tau tadi itu Mama nya Faeza, Nayla tau. Namun Nayla masih harus menyelesaikan misinya.
Jarak antara rumah Faeza dengan rumahnya tidak terlalu jauh, namun jika berjalan kaki memerlukan waktu 30 menitan jika pun berjalan dengan cepat. Dan lagi, itu sungguh melelahkan.
Tidak ada kendaraan yang lewat. Tidak ada tukang ojek yang mangkal. Tidak ada yang bisa Nayla mintain tolong untuk mengantarkan dirinya pulang kerumah.
Setiap langkah kakinya terdengar suara mamanya, suara bentakan mamanya, suara kejujuran mamanya, suara kenyataan akan dirinya.
Tes!
Air matanya jatuh perlahan melewati pipi mulus dari Nayla. Dia tidak bisa berpura-pura tegar. Dia tidak bisa berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Prinsip Nayla adalah Dunia tidak perlu tau kalau aku sedang rapuh.
Dia yang biasanya berjalan dengan menatap kedepan. Beserta tatapan tajam matanya. Seakan mengatakan dirinya tidak memiliki masalah apa pun. Tapi kenyataannya dia hanya tidak mau terlihat lemah dihadapan orang lain, dan saat itu terjadi kemungkinan besar yang akan terjadi adalah akan ada yang menjadikan kelemahannya sebagai senjatanya. Tidak menutup kemungkinan tidak akan terjadi, tapi siapa yang tau bukan?
Nayla mengambil headset dan memasangnya ditelinga. Bagian terbaik dari mendengarkan lagu adalah melupakan masalah barang sejenak.
Sudah sekitar 20 menitan dia berjalan namun belum kunjung sampai kerumah. Dia menggerutu sebal mengapa dirinya sangat bodoh? Dizaman yang serba canggih ini? dirinya masih tidak bisa menggunakan aplikasi ojek online? Tolong ingatkan Nayla kalau lain kali dia harus belajar menggunakan aplikasi itu. Harus bisa.
***
Sesampainya di depan rumah, dia langsung masuk kedalam rumah yang sudah ditempatinya sejak lama. Matanya menatap tajam kerumunan yang ada diruang tengah.
Dia mendekat hingga mendapati Mama nya yang tengah pingsan dan tatapan nya tertuju pada pergelangan tangan mamanya yang terus-terusan mengeluarkan darah segar.
"Mama kenapa bi?" tanya Nayla panik. Tak kunjung mendapat jawaban, akhirnya Nayla menatap satu-persatu orang yang ada disana. Dia menatap bibinya yang masih tetap diam dengan raut wajah khawatir, lalu tatapannya beralih kepada sang penjaga keamanan rumahnya, ya pak satpam tapi dia juga bungkam. Matanya menatap tukang kebun yang terlihat paling tua dirumah ini namun lagi-lagi beliau diam. Dan terakhir tatapannya tertuju pada seorang laki yang sedari tadi menatap Nayla sendu.
"Kenapa semuanya cuma DIAM?" bentak Nayla keras.
Dan beberapa menit kemudian mamanya diangkat menuju mobil yang sudah berada didepan rumah. Tanpa aba-aba lagi, Nayla langsung menyalakan mesin mobil dan segera menancap gas menuju rumah sakit terdekat.
Sesekali Nayla menatap mamanya lewat spion depan. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan mamanya yang sepertinya sudah kehilangan banyak darah dan membutuhkan pertolongan segera. Sekarang, Nayla mulai mempercepat laju mobilnya.
Nayla segera keluar dari mobil dan meminta bantuan pada pegawai rumah sakit untuk membantu membawa Mama nya kedalam. Dia tak habis pikir mengapa Mama nya bisa seperti ini dan kini dirinya menatap wanita paruh baya itu dari luar jendela kamar, dia tidak diperbolehkan masuk oleh perawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]
Fanfic[COMPLETED] "Ayla gue itu perhatian engga kayak lo yang cuek, Ayla gue itu orang nya sabar engga kayak lo yang pemarah, Ayla gue juga orang yang ramah engga kayak lo yang dingin" ucap Langit dengan penuh penekanan. "Gue bukan Ayla! Lo perlu ke THT"...