LANGKAH kupercepat, menatap Ibu yang membeliakkan matanya tak percaya melihat siapa yang berjalan di sampingku. Aku seratus persen yakin kalau ibuku sudah melihat rumor yang beredar meskipun beliau tak menghubungiku saat itu--tentu saja, tak penting menurutnya, alasan ibu akan menghubungiku adalah soal uang.Aku mendesah, menatap tidak suka. "Ibu, sedang apa disini?"
"Memangnya salah mengunjungi anak sendiri?" Ibu merengut padaku, lalu mengalihkan pandangannya ke Myungsoo. "Kau--"
"Majjayo, dia yang ada di rumor dengan--"
"Ani," potong ibu. Lalu menjentikkan jari. "Kau pewaris Kimsung group kan? Omo, omo!"
Bagaimana ibu tahu?
"Ibu..." tegurku.
"Jadi kalian berkencan? Tentu saja, tentu saja, aku tidak percaya kalau kabar itu hanya sebatas rumor. Kalian pasti menyembunyikan ini kan?" Ibuku bersemangat, ke sepuluh jemarinya saling bertautan di depan dada. "Jadi kapan kalian akan menikah?"
Woah aku benar-benar sudah tidak bisa menahan kesabaranku sekarang. Karena itu, kutolehkan kepala ke arah Myungsoo dan berkata, "Kau bisa masuk ke apartemenku." Lalu menghadap ibuku, "Ibu mau masuk atau pulang?" Tanyaku dingin sambil menekan password.
Aku bisa mendengar suara ibu yang menggerutu, tapi aku tak peduli dan melangkah masuk. Sayup kudengar ibu mengatakan "Sampai jumpa lagi." Kepada Myungsoo, dan aku langsung mengembuskan napas kasar.
"Kalian habis belanja bersama?" Suara ibu terdengar.
Kuletakkan tas di atas ranjang kemudian mengganti pakaian. Masih tidak berniat menjawab pertanyaan ibu.
"Aish, aku yang mengajarimu bicara, tapi kau bahkan tak mau menjawab pertanyaanku. Dasar kurang ajar!"
Kutipiskan bibir. "Kau ingin uang untuk apalagi?"
"Aku tidak ingin uang." Ujar ibu.
Kuangkat alis, keluar dari walkin closet dan menemukan ibu sedang duduk di meja rias sambil memerhatikan produk makeup-ku.
"Lalu?" Tanyaku, menatap ke arah cermin.
Ibu balas menatapku dari arah cermin sesaat, lalu menolehkan pandangannya padaku. "Kalian berkencan?"
"Tidak."
"Kenapa? Oh tuhan, kau tahu kan dia orang kaya. Pewaris Kimsung, kita pasti tidak akan kekurangan apapun, ibu bisa pindah rumah. Ibu lihat pemuda itu menyukaimu, jadi kau tidak perlu susah payah menggodanya."
Aku memejamkan mata. Sepuluh jemariku mengepal disisi kiri-kananku. "Aku tidak ingin seperti ibu."
"Apa?"
Kutipiskan bibir. Lalu mendesah payah, mengambil kardiganku, aku lantas melangkah keluar meninggalkan Ibu.
"Suzy, kau mau kemana?"
"Tutup pintu jika ibu sudah ingin pergi." Kataku dengan datar.
Hari sudah mulai gelap diluar, aku tidak seharusnya keluar apartemen dengan pakaian tipis di cuaca yang dingin seperti ini. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengontrol diriku jika sudah satu atap dengan ibu. Aku mesti ingin marah pada apapun yang ibu katakan. Entahlah, sulit rasanya merespons tanpa menarik urat.
Kurekan tombol pada lift menunggu hingga pintu lift terbuka. Aku menatap nomerator sekilas, lalu memandangi kakiku tanpa benar-benar menunjukkan minatku disana.
Nomerator semakin naik, aku menghitung dalam hati. Hendak bersiap melangkah masuk saat pintu lift terbuka, namun pandanganku bertemu dengan dua pasang mata yang juga sedang menatapku terkejut. Pandanganku turun, melihat tangan si wanita yang mengamit lengan si pria dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Celebrity And Her Perfect Match | MYUNGZY COUPLE
Fiksi PenggemarDISCLAIMER: Cerita ini hanya fiksi belaka. Author hanya meminjam nama tokoh, tempat, dan merek untuk kebutuhan cerita. Cerita milik author, sedangkan Idol milik orang tua dan agensinya.🧡 Judul sebelumnya: Hello, "Bagaimana kalau kita berkencan?" "A...