4|Inginnya Move on!
Pagi ini seharusnya terlihat cerah--seharusnya! Tapi semenjak orang itu datang dan masuk ke dalam kantor lalu duduk di mejanya. Orang-orang jadi tidak berani menatapnya. Ia membawa aura yang kuat, hitam dan mencekam. Benar-benar sangat mengerikan.
"Hai tampan, kau sedang apa?" Gebi yang berada di samping meja Nohan mendongakkan kepala untuk melihat laki-laki itu.
"Jangan menggangguku, Geb," ucapnya dengan mata yang terfokus ke layar komputer.
"Aku tidak sedang mengganggu kau tampan, kau tahu aura yang kau bawa dari luar benar-benar sangat mengganggu," celoteh Gebi menghiraukan decihan dari mulut Nohan.
Niatnya pagi ini pergi ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa beban sedikitpun. Beban berusaha untuk melupakan sang mantan br*ngs*k dan si pepacor (perebut pacar orang) baj*ngan itu.
Huft. Kuatkan hati Nohan yak, thor.
Lebay, luu!
"Pekerjaan yang kuminta untuk di revisi sudah kau selesaikan?" Nohan menoleh ke arah Gebi yang masih setia menopangkan dagunya di atas pembatas meja. Gebi menatap Nohan lekat tanpa berkedip.
"Hei, kau lupa. Kalau pekerjaan itu telah kuselesaikan dua hari yang lalu?"
"Maaf, aku belum memeriksanya,"
"Wahh, sepertinya pikiranmu benar-benar sedang kacau hari ini, beruntung Pak Arya belum menyuruhmu untuk menyerahkan padanya," kekeh Gebi.
"Yah, aku benar-benar sangat beruntung. Saking beruntungnya diriku--" Nohan mendorong kepala Gebi dengan kasar hingga hampir membuat Gebi terjungkal kebelakang, "--kuharap kau bisa menjauh dariku, kau membuatku risih,"
Nohan kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena wanita itu.
"Huft, mau makan siang bersamaku?" ternyata wanita itu masih belum berhenti mengganggu Nohan.
"Aku sedang diet,"
Diet? Sejak kapan kau berpikiran untuk diet? Sungguh, sakit dan patah hati mampu membuat Nohan menolak sebuah ajakkan dengan alasan yang tidak masuk akal seperti itu.
Dengan tubuh yang bak seorang model majalah dan seperti orang-orang dengan wajah menawan yang berjalan di atas karpet merah. Ia mengatakan kalau dirinya akan diet? Siapa yang akan percaya?!
"Jangan menghindar, Nohan. Aku akan menjelaskannya padamu semuanya, semuanya tanpa terkecuali padamu,"
Tidak ada jawaban dari Nohan, karena pria itu mulai larut dengan pekerjaannya. Tapi, bukan berarti Nohan tidak bisa mendengar kata-kata itu dari Gebi.
Tik tok tik tok.
Dentingan waktu terasa lebih terdengar dengan jelas. Hanya perasaannya saja atau dunia sedang berjalan begitu lambat hari ini. Seharusnya beberapa menit yang lalu ia bisa menyelesaikan pekerjaannya dan pergi sejauh-jauhnya dari Gebi.
Tapi sampai pukul setengah satu pekerjaannya masih belum selesai. Di sebelah Gebi telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia kembali melihat Nohan di mejanya. Ternyata pria itu masih berada di sana. Tidak seperti hari-hari biasanya ia seperti ini. Padahal dulu sebelum pukul duabelas ia sudah menghilang dari peredaran. Dan sampai sekarang Gebi tidak tahu kemana pria itu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGAAN
FanfictionBagaimana jadinya saat kehidupan yang normal mendadak berubah saat diberlakukannya Social Distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar?? Mahasiswa yang suka sekali travelling terpaksa harus travelling keliling rumah. 'Andes. Si penggangguran...