Kau hanya menatap tak percaya ke arah Touko-sensei yang tengah menenangkan dirinya di ruangannya. Kau juga dapat merasakan kegelisahan Touko-sensei.
Matamu tertuju pada kertas yang kau yakini adalah poster buatan Touko-sensei dengan dirimu di dalamnya yang kini tercoret oleh tinta hitam.
"sensei..." kau menjeda kalimatmu dan berusaha menahan air matamu agar tak membasahi pipimu. Temanmu menepuk bahumu berusaha menenangkanmu.
Pandangan matamu kosong dengan air mata yang mengalir saat melihat Touko-sensei mengangguk kecil.
'kita gagal?....'
Kau merasakan masa lalu kelammu datang kembali menghantui pikiranmu. Julukan monster itu kembali terngiang di kepalamu.
"Tak ada yang akan masuk ke klub voli putri lagi..."
Bagai rantai yang seakan menarikmu ke jurang keputusasaan, kata kata itu kembali mempengaruhimu.
"maafkan aku, [surname]-san. Sensei sudah mencoba yang terbaik tapi wakil kepala sekolah melarang kita sampai akan menghukummu karena kabar ini sudah beredar sampai keluar sekolah. Maaf membuatmu tertekan-..."
"apa salahnya mendapat tekanan, kan?"
Seketika keheningan menyelimuti suasana ruangan.
"lagipula selama ini aku selalu menerima banyak tekanan. Bukankah wakil kepala sekolah terlalu egois?"
"chotto! [name]-chan! Kita bisa didengar oleh-..."
"Jadi, apa salahnya jika kita menjadi egois juga?"
"ta-tapi, [name]-chan. Kau akan-..."
"ja, kau benar juga..."
Seringai keluar dari wajah Touko-sensei dan dirimu dan terkesan menyeramkan dan menekan atmosfer ruangan.
Teman di sampingmu hanya bisa menghela nafas pasrah.
"ja, kurasa mengulang masa lalu tidak terlalu buruk."
"Mei-chan?!"
"panggil aku Libero terhebat jika kita berhasil sampai ke lapangan. Lagipula... Aku tak memiliki klub apapun lagi."
Kau hanya bisa terkesan oleh rekan timmu yang satu ini.
"arigatou, Mei-chan!" kau memeluk temanmu sebagai bentuk terima kasih.
"souka! Jadi ini yang kalian bicarakan?"
Kalian semua menatap ke arah yang sama.
"mau apa kau kesini, Tendou menyebalkan?!"
"menawarkan bantuan. Tentu saja. Kau yakin tak membutuhkan bantuan siapa pun lagi untuk berlatih? Anggap saja penebus dosaku padamu! Ya kan, Wakatoshi-Kun?"
"ya."
***********
"APA YANG KATAMU MEMBANTU, TENDOU?!! KAU HANYA MEMBUATKU MALU KAU TAHU?!!"
Kenapa kau berteriak? Mari kita lihat flashback berikut.
***********
"klub voli putri tak akan dan tidak akan pernah didirikan lagi! Sudah kubilang di awal waktu dan akan tetap begitu! Apa kau tak memiliki telinga, hah?! Poster kalian tidak akan kubiarkan ditempel di mana mana! Bahkan celah terkecil sekalipun!"
Kau memberikan wajah datarmu walau sebenarnya kau sudah berkeringat dingin.
'tenang... Bersikaplah tenang... Jangan terpancing emosi... Kau bisa mem-...'
"sensei! Percaya saja padanya! Jika dia kalah di Inter-High, anda bisa mencoretnya dari daftar nama murid di sekolah!"
"...?!!!"
***************
"ma-maaf! Aku tak tahu kau-..."
Semi dan Shirabu sudah siap memegang kedua lengan Tendou.
Acungan jempol dari mereka berdua menjadi aba aba kau bisa melakukannya sekarang.
"Semi!"
Kau mengambil bola voli dari lantai dan mengopernya pada Mei lalu berlari mendekati net.
"[name]-chan!"
Kau melompat dengan tinggi dan dengan akurasi umpanan Mei yang bisa dibilang sudah tepat--walau terlalu tinggi--kau lebih mudah untuk memukul bola.
'kuso!... Terlalu tinggi!...'
Namun sayangnya Tendou lebih pintar dari yang kau duga. Dia hanya perlu menunduk dan semuanya baik baik saja.
Kau mendarat di lantai dan berusaha menenangkan deru nafasmu juga pikiranmu. Sepertinya menggunakan teknik ini, kau bisa menenangkan dirimu.
"umpanmu terlalu tinggi dan sulit dijangkau oleh spiker..."
Seketika kau mematung di tempat. Kau menatap kearah asal suara dimana pelatih klub voli putra kini tengah menatapmu.
"tapi, kau bisa melompat lebih tinggi, kan?..."
"ha-ha'i!"
"Wakatoshi memberitahuku kalau kau membutuhkan bantuan untuk mendirikan klub voli putri lagi."
'tunggu... Jangan bilang kalau-...'
"Pastikan lakukan yang terbaik walau kau bukan bagian dari tim ini."
"ha-ha'i! Yoroshiku onegaishimasu!"
Washijou-Sensei berjalan melewatimu dan dapat kau rasakan aura intimidasi di sekelilingmu.
"tapi aku akan sangat kecewa jika kau pulang terlalu cepat dari pertandingan..."
_________________________________________
A: *tidur*
G: *pegang toa masjid* HOY! LU MASIH HIDUP, KAN?!A: ya iyalah!
G: ya baguslah. Lagian, tumben namplok terus di meja.
A: nyari inspirasi
G: nyari inspirasi jadi cicak yang namplok di dinding?
A: berisik dah!
G: tuh Reader kagak akan disapa.
A: eh?A: HEY! HEY! DOUBLE UPDATE!!
Dan bakalan lebih dari 20 chapter kayaknya. Entahlah. 25? 30? Soalnya perjuangan heroine belum berakhir!
Jangan lupa vote and commentnya!
Terima kasih sudah membaca book gaje ini!
Dan-...
G: *nunjukkin layar hp*
A: hah?
A: UDAH 3 RIBU VIEWER?!! *nangis bahagia+terharu* gak kusangka...
G: *nyodorin tisu*
A: *buang ingus suara terompet* ide kampret gue gak sia sia... TERIMA KASIH, READER-TACHI!!
G: dasar berisik... Kalau gitu, gue mau nanya.
A: *noleh* nanya apa?
G: kapan nih book tamat? Gue mau pulang.
A: ya nanti, lah!
G: Gue juga buka Q n A buat para reader yang baca cerita ini. Pertanyaan kalian bebas. Mau tentang aibnya sama sekali juga gak apa apa. Atau pun tentang cerita atau semuanya.
A: lah?! Gue belum nyuruh! Juga apa apaan itu?! Aib gue?! Hell no!
G: hooman asli diem aja.
A: hooman 2D balik sana! *dorong ke monitor*
Dah Reader-tachi! Sekali lagi terima kasih, ya!
G: lu juga ikut!
A: lah kok?!
G: *seret Author*
KAMU SEDANG MEMBACA
Volleyball!! [Ushijima x Reader]
DiversosApa yang akan kau lakukan ditengah keegoisan seseorang? Menyerah dan menunduk di hadapannya begitu saja? "jadi, apa salahnya kita menjadi egois juga?" Pair: Ushijima Wakatoshi x Reader Haikyuu!! © Haruichi Furudate Volleyball!! © Grimsley_Unova