Chapter 21

2.4K 398 93
                                    

Langkah kakimu terasa berat mengingat kata kata Washijou-Sensei kemarin di gym. Aura intimidasinya juga seperti dapat membuatmu jatuh seketika. Kau hanya menatap lantai koridor dan sesekali menghitung langkah kakimu hingga....

"dua puluh sa-..."

Kau menatap sepasang sepatu di di depanmu dan mengangkat kepalamu. Kisa menatapmu dengan tatapan tajam seakan dapat menusuk matamu sekarang juga. Matamu mulai menatap sekitar dan kini kau dikelilingi oleh para tekan timmu. Tapi kenapa rasanya mereka...

Kisa berjalan mendekatimu dan menarik kerah seragammu dan membantingmu ke dinding dengan mudah.

"Klub hancur karenamu... Tak akan ada yang berubah. Tak ada yang akan masuk ke klub voli putri lagi...."

Kedua tanganmu ditarik paksa oleh rekan timmu sendiri dan menarikmu mundur secara perlahan.

"bahkan orang yang sangat kau percayai... Dia tak akan membantumu lagi...."

"o-oi! Kalian! Lepaskan aku! Apa yang sebenarnya terjadi?!"

Tak ada jawaban sama sekali. Kau kembali menatap Kisa yang berjalan menjauh ke arah singgasana yang entah kapan berada di sana.

"Me-Mei-chan! Lepaskan aku! Bukankah kita-..."

"kau sudah membuatku kecewa, [name]-chan..."

"apa maksudmu?! Aku bahkan tak mengerti!"

Kisa duduk disana dan mengenakan mahkota yang berada di atas singgasana. Kau menatapnya yang memberimu seringai licik.

"masukkan kembali monster ke kandang dan kubur dia di dalam ta-..."

KRIIINGG!!!....

"gah!..."

Kau bangun dengan nafas yang memburu juga keringat dingin yang bercucuran. Kau menatap sekitar dimana ruangan dengan penerangan minimumlah yang pertama kau lihat. Kau memegang kepalamu dan berusaha memproses apa yang baru saja terjadi.

"aku... Bermimpi? Jadi semua itu hanya mimpi?"

"[name]-chan! Bangun! Kau akan terlambat!"

"ha-ha'i!"

************

Kau memarkirkan sepedamu dan berbalik.

"[name]-chan!"

Kau menatap Mei yang sedang melambai kearahmu dengan senyuman lebarnya.

"oh! Mei-cha-..."

"kau sudah membuatku kecewa, [name]-chan..."

Jantungmu serasa berhenti berdegup saat kata kata itu terngiang ngiang kembali.

"are? Kenapa? Kau baik baik saja?"

"u-umh. Tenang saja. Aku baik baik saja."

"baguslah. Aku juga memiliki kabar baik untukmu."

"hm? Apa? Nilai sejarahmu meningkat? Kau berhasil menyatakan cintamu pada Kyouhei-kun?"

Satu perempatan kesal tertera di pelipis temanmu.

"bukan seperti itu juga! Kalau kau ingin tahu, cepatlah! Ikuti aku!"

************

Mading kini penuh dengan para siswa di sekitarnya. Kalian berusaha menyelinap namun hanya kau yang berhasil selamat dari lautan manusia. Mei dengan tinggi 150 cm bisa apa?

Matamu seketika berbinar saat sebuah poster tertempel di mading. Dengan jersey nomor 10 yang melekat dengannya.

'kita...'

"jadi mereka berdiri lagi, ya?"

"sugoi na! Dia sangat keren!"

"postur tubuhnya juga sangat bagus."

"kau ingin mendaftar? Kurasa ini kesempatanmu untuk menambah tinggi badan."

"ja-jangan menghinaku!"

'berhasil!...'


"Aku dengar pemilik jersey nomor 10 ini adalah monster di tim mereka, kan?"

Seketika hening mengelilingi atmosfer koridor. Atensi seluruh siswa tertuju kearah siswa yang mengenakan jaket dengan tudung yang ia kenakan.

"memangnya kenapa?! Bukankah itu hebat?! Saat dia melompat dia seperti 'wush!' lalu saat dia memukul bola seperti 'baamm!'. Bukankah itu hebat?"

Kau seketika sweatdrop melihat salah satu siswi yang ada di sampingmu.

"hebat dalam hal itu memanglah biasa. Tapi apa kalian pernah mendengar bahwa dia hebat dalam 'keegoisannya'?"

Seketika hening kembali. Kau merasakan sesuatu yang cukup familiar dari dirinya.

"tunggu..."


Kau berjalan mendekat dan menarik tudung jaket itu. Surai hitam yang sangat familiar di ingatanmu. Manik merah yang selalu memperhatikanmu. Dan tak salah lagi.

Dia...

Sahabatmu sendiri...

Berusaha mempermalukanmu di depan yang lain secara sembunyi sembunyi?....

"apa yang kau maksud dengan monster egois?" tanyamu dengan nada intimidasi.

"hmh... Mudah saja. Aku adalah mantan pemain klub voli dan aku lebih mengenal 'si monster' yang tadi kalian sanjung."

Beberapa siswa saling berbisik dengan menatap kearah kalian berdua.

Kau mengepalkan kedua tanganmu namun menjadi terlalu mencolok dan mengungkap kenyataan terlalu beresiko untuk situasi sekarang ini.

"kalian tentu tak ingin menjadi egois sepertinya, kan?"

Kau berusaha untuk tenang dan tetap menyembunyikan identitasmu. Mei yang sedari tadi merasakan hawa gelapmu berusaha menenangkanmu.

"asal kau kalian tahu..."

Siswa itu menatapmu dingin dan tajam sebelum melanjutkan kata katanya.

"aku adalah korban keegoisan si monster itu... Dan jika si monster itu ada di poster ini, berarti dia berada di klub voli dan mencari mangsa selanjutnya, kan? Ja..."

Kau menggertakkan gigimu kesal dan mengeratkan kepalan tanganmu kembali sampai bekas kuku menjadi saksi kekesalanmu.

"yang bisa mengungkap siapa si monster itu, akan kuberi hadiah kecil untuk kalian."

Wanita itu berjalan menjauhi kerumunan di sekitar mading. Murid lain juga menunjukkan rasa kecewa dan menatap poster kembali.

Termasuk dirimu.

Wanita itu menatap sebal lantai koridor sedari tadi yang ia pijaki. Hingga sepasang manik hazel menatapnya datar dan dingin. Pandangan mereka bertemu dan alangkah terkejutnya wanita itu mendapat tatapan menusuk dari lawannya seperti berkata.

"enyah saja kau egois..."

"Wakatoshi-Kun! Tunggu aku! Kau lupa membawa buku catatanmu!"

"hm? Maaf."

"tidak apa apa. Untunglah aku berhasil menemukannya. Dan-... Oh! Kisa-chan?Tumben kau memakai jaket. Apa kau sakit? Atau-... Argh! Wakatoshi-Kun! Bukumu!"

_________________________________________

A: ditunggu pertanyaannya!
G: ngarep amat lu. Doi aja gak pernah merhatiin lu.

A: *kick*

Volleyball!! [Ushijima x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang