Chapter 22

2.3K 429 35
                                    

Kau duduk di taman belakang dan berusaha menenangkan dirimu setelah dibantai habis habisan oleh temanmu atau lebih tepatnya sahabat lamamu.

Kau menatap pantulan wajahmu dari kolam.

"monster... Yang egois?... Apa aku seperti itu?"

Bayangan lain muncul dan wajah itu sangat kau kenal. Kau terkekeh kecil setelah melihatnya.

"saking kesalnya aku, aku sampai melihat bayangan Wakatoshi-Kun di sana."

"aku memang disini."

"hah?! Sejak kapan?!"

"sejak kau melihatku disana."

Kau hanya memalingkan wajahmu darinya. Hmm... Kau sudah dekat dengan Ushijima, kan? Kenapa tak tanyakan saja pendapatnya tentang dirimu.

"hei... menurutmu, apa aku ini egois?"

"tidak sama sekali."

"benarkah?"

"ya."

"tapi kurasa ada sesuatu yang mengganjal."

"soal tadi pagi?"

"ya. Dia membantaiku habis habisan di depan siswa lain. Untunglah aku bisa menahan diriku."


Sedangkan Ushijima masih memproses kata katamu.

'membantai? Mati? Dia masih hidup? Dia terluka?...'

"jika kau masih memikirkan arti kata bantai di kalimatku, sebaiknya lupakan saja." jawabmu seperti dapat membaca pikirannya.

"entahlah. Aku merasa kalau... Dia berubah drastis? Apa mungkin karena dia menyukai-..." kau menutup mulutmu dengan cepat.

"apa?"

"tidak. Lupakan. Bisa kau tinggalkanku sendiri? Aku sedang dalam mood yang buruk hari ini. Kau tahu cara untuk memperbaiki mood yang buruk?"

Ushijima nampak berfikir di balik wajah datarnya. Mulai mencari ide... Meproses kata kata... Menyusun kalimat...

"dukungan dari seseorang?"

"hm? Oh. Mungkin bisa dicoba. Tapi siapa yang akan mendukungku?"

"aku."

"eh?"

"aku akan membantumu mengeluarkan spikemu yang terhebat." dan seketika air mata bahagia lolos dari kelopak matamu dengan background cahaya surga.

'ka-kata katanya keren!...'

************

Kau duduk di kursimu tanpa menoleh sama sekali ke bangku di sampingmu. Untunglah bangku di Shiratorizawa hanya bisa diisi oleh satu orang saja. Jika berdua, mungkin sudah kau lempar dia keluar sekolah dari jendela.

Suara guru di depanmu terdengar jelas berkat keheningan kelas ini. Kau menatap papan tulis sebal dengan rumus disana sini dan berharap kalau bel penyelamat segera berbunyi.

Kapan... Kapan... Kapan... Kapan... Kapan... Kapan ini akan berakhir?...

Mungkin seperti itulah yang kau pikirkan sekarang ini. Mungkin saja kau menginginkan kelulusan sekarang juga.

Berterima kasihlah pada teman di sampingmu atau kita sebut saja 'Rival' barumu.

'beberapa detik lagi dan-...'

KRIING!!....

Semua murid spontan merapikan buku dan alat tulisnya. Kau bersorak riang di dalam hati namun tidak di hadapan temanmu (baca: rival).

Srak!....

Pintu terbuka dengan keras hingga mengakibatkan seluruh atensi kelas pada pintu. Mungkin saja takut rusak dan malah mereka yang harus bertanggung jawab.

"APA ADA [NAME]-SENPAI, DISINI?!!"

'heh? Bukannya dia...'

"memangnya kenapa?! Bukankah itu hebat?! Saat dia melompat dia seperti 'wush!' lalu saat dia memukul bola seperti 'baamm!'. Bukankah itu hebat?"


Seluruh kelas menatapnya dengan tatapan aneh kemudian beralih padamu.


"etto... Ada apa?"

"hwoo! Ada! Ne, Touko-sensei ingin bertemu dengan senpai!"

"so-souka..."


'ya tidak usah berteriak seperti tadi!...'


*************


Kau berjalan di sepanjang koridor dengan wanita pendek berambut coklat pendek berisik itu.


"ne, apa monster yang dikatakan Kisa-senpai memang benar kejam?"

"entahlah. Aku juga tak tahu."

"tapi itu hebat! Aku suka suara bola voli yang dispike apalagi saat pertandingan. Dan postur mereka saat melakukan spike di udara itu sangat indah! Aku menyukai semuanya!"

"souka. Kau sangat menyukainya, ya?"

"tentu! Ayahku bahkan memaksaku memasuki klub voli saat di SMP. Tapi ibuku melarangku karena aku terlalu kecil."

"tapi menurutku, tak ada syarat khusus untuk bermain voli. Ne, kau tahu Mei-senpai? Tingginya bahkan hanya 155 cm untuk seorang pemain voli kelas 3."

"he?!"

"tapi jangan remehkan penerimaan bolanya, lho..."

"benarkah?! Kalau begitu sudah kuputuskan!"


Kau hanya memasang ekspresi heran saat siswi itu mengangkat tangannya ke udara.


"AKU AKAN MENJADI ANGGOTA TIM VOLI PUTRI!!"

"ti-tidak usah berteriak!" ucapmu saat semua pasang menatap menatap kalian.

"tapi itu baru namanya semangat, kan?! Aku, Ryuu Hikari! Akan berjuang dan membawa kemenangan seperti si monster!" ucap Hikari dengan menunjuk poster dimana kau ada disana.

Kau cukup terkesan dengan kata kata juga gayanya yang menurutmu keren.


'dukungan, ya?....'

Volleyball!! [Ushijima x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang