07 - Pesona yang Gagal

7K 856 60
                                    


🌹🌹🌹🌹🌹

Sally berlari ke luar kamar itu dan bergegas mencari keberadaan Amor. Wanita itu membutuhkan bantuan dan juga informasi dari Amor. Sally tersenyum senang saat melihat sosok yang dicarinya sedang sibuk mengelap beberapa pajangan keramik di lorong ruangan.

Sally menarik lengan Amor tanpa aba-aba menuju sudut tangga yang sepi. Amor melotot terkejut dengan tindakan tiba-tiba Sally padanya.

"Astaga! Ada apa, Elley! Kau membuatku terkejut setengah mati," gusar Amor.

Sally menaruh telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan agar Amor tidak berisik dan gaduh di sana.

"Aku membutuhkan bantuanmu," bisik Sally.

Kerutan di dahi Amor terlihat jelas saat menatap wajah cantik Sally.

"Apa kau tahu bagaimana tipe wanita yang disukai Mr Roland?" tanya Sally to the point.

Amor melotot terkejut. Ia tidak menyangka jika temannya itu akan berbicara blak-blakan padanya mengenai majikan mereka.

"Kau menyukai Tuan Roland?" tanya Amor penuh selidik.

Sally memutar bola matanya malas. Jawaban Amor terlalu bertele-tele untuknya.

"Kau jawab saja apa yang aku tanyakan tadi. Jangan memberiku pertanyaan balik, aku tidak akan menjawabnya," kata Sally ketus.

Amor hanya mendesah mendengar ucapan rekan kerjanya itu.

"Okay, baiklah. Tuan Roland menyukai wanita yang cantik, seksi dan juga memiliki tubuh proposional," kata Amor.

Sally mengangkat sebelah alisnya. "Hanya itu?"

Amor mengangguk. "Setahuku selama ini melihat para wanita yang dibawa Tuan Roland semuanya sama. Mereka hampir sepertimu dan mungkin kau lebih dari mereka semua," kata Amor selanjutnya.

Sally yang mendengarnya merasa di atas angin. Jika benar tipe wanita pria itu adalah seperti yang disebutkan Amor, tentu itu perkara yang sangat mudah. Bukankah selama ini, pria banyak memohon padanya untuk menjalin sebuah hubungan.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas infomu," kata Sally yang segera ingin melangkah, tapi kini lengannya yang tertahan oleh Amor.

"Kau memiliki saingan berat. Tuan Roland begitu memuja Katty, salah satu maid yang digoda oleh Tuan Roland saat makan malam kemarin." Amor memberikan informasi tambahan.

Sally mengerutkan dahinya dan dengan dagu terangkat tinggi ia tersenyum sombong pada Amor.

"Aku bisa mengatasi semuanya. Kau tenang saja, dan terima kasih untuk semua informasi yang sangat bermanfaat untukku hari ini," ucap Sally.

Amor menatap kepergian Sally dengan rasa kagum yang memuncak. Wanita itu begitu iri melihat bagaimana Sally berjalan di lorong itu bak model di catwalk. Tubuh proporsional dan juga wajah cantik tanpa polesan. Amor masih belum bisa percaya, jika temannya itu satu profesi dengannya.

🌹🌹🌹🌹🌹

Sally masuk lagi ke dalam kamar 102 dengan langkah kaki lebih percaya diri. Ia mendengar suara gemericik air yang sepertinya berasal dari shower yang ada di dalam kamar mandi. Wanita itu membenahi penampilannya dan berakting seolah sedang membersihkan perabot yang ada di sana.

Sally melihat dari pantulan cermin yang ada di dekatnya. Pria itu ke luar dari kamar mandi sambil bernyanyi riang, sangat berbeda dengan wajahnya yang sedikit sangar dan cool. Lagu Versace on the floor dari Bruno Mars mengalun lembut dari mulut seorang Roland Filemon.

PLAY MATE (Selesai! Pindah rumah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang