Lady of the sky

22 1 0
                                    

Deburan angin malam menghembus semilir. Kelap-kelip lampu kota bak susunan manik-manik yang berkilau. Gedung-gedung apartemen yang menjulang mulai menutup gordennya yang terlihat kusam. Kinasih dan Andra bersandar di sebuah sofa bed hitam dan tertawa bahagia.

"Untuk Brainytion Kids Academia, cheers." Andra mengangkat gelas sampanye miliknya. Kinasih lebih memilih memesan jus jeruk.

"Cheers."

Suasana rooftop cafe mengayun tenang. Pelayan kafe memainkan lagu The Way You Look at Me - Cristian Bautista, dari pemutar musiknya. Tangan Kinasih menggerai rambut panjangnya.

"Na..." Suara lembut Andra memanggil Kinasih.

"Gue terima kasih banget, banget, bangeett sama lu. Berkat lu..." Ucapan Andra terjeda sejenak. Bibirnya menyesap minuman memabukkan yang ia pegang. Matanya membeku memandang seisi kota dari lantai teratas bangunan tersebut.

"Berkat lu.. gue... jadi nemuin arti hidup gue."

Kinasih juga terpana menikmati pemandangan. Ucapan Andra membuatnya senang bukan main setelah susah payah usaha yang mereka lalui. Negosiasi dengan penyumbang dana bisa dibilang sukses. Dalam waktu satu tahun, mimpi tentang gedung utama akan terwujud. Belum lagi bonus 0.09% saham atas perusahaan konglomerat Hendrawan Wei, masing-masing diberikan pada mereka. Kontraknya akan diberikan dua minggu kedepan.

Mimpi terasa menjadi nyata. Rasa syukur ia hembuskan mengaliri darahnya. Benar-benar sebuah hasil dari perjuangan.

Kinasih telah menemukan jalannya. Jalan menuju sukses dan tentu saja menjadi perempuan tangguh. Punya karir yang mapan. Punya masa depan.

Andra menatap Kinasih bak buliran embun yang jatuh dari rumput pagi hari. Beruntung sekali ia. Meskipun langit gelap tanpa bintang malam ini, tapi pesona Kinasih menghadirkan galaksi dibayangannya.

"Makasih banyak ya, Na..." Lirih Andra.

Andra mengecup pelan pipi kiri Kinasih yang tak berkutik dihentikan waktu.

------
------

Kinasih bangun dari tempat tidurnya setelah melewati malam yang panjang. Hari ini ia bangkit lebih pagi dengan semangat yang luar biasa. Ia bahkan sempat menyirami kaktus pachycereus-nya yang tidak pernah Ia sirami selama tiga tahun.

"Yaampun, kamu masih bisa idup ternyata yaa." Ucap Kinasih dengan raut muka penuh kekaguman.

Ibu Kinasih yang sibuk memasak sarapan hanya tertawa sinis.

"Kamu tuh kalau bukan nanem tanaman kaktus, cuman pohon lumut yang bisa tetep idup."

"Ah apaan sih, Mah."

"Lagian sibuk kok terus-terusan. Giliran hari minggu malah molor. Hari ini doang nih, tumben bisa bangun."

"Biarin weee..." Kinasih menjulurkan lidahnya. Ibu Kinasih membalas dengan memanyunkan bibirnya dan menyipratkan garam beryodium ke Kinasih.

"Ah mamah ini jadi kotor sofanya."

"Ya biar kamu bersihin lah. wleeek..." Ibu Kinasih membalas menjulutkan lidah mirip tokek albino.

Ibu Kinasih bersiap menyajikan hasil masakannya. Sepiring tumis bihun sambal ijo dan tempe goreng untuk teman nasi hangat menjadi menu pagi ini. Kinasih pun menyantap seperti manusia goa yang mencari tumbal.

"Mah. Andra tuh ganteng ya mah."

"Lah bukanya pacarmu itu si... si siapa tuh.. anu... si Warjiyo kan?"

"Ih kok Warjiyo. Danny yang bener, Mah!"

"Nah iya itu maksud mamah."

"Males ih sama Danny, nggak jelas juntrungannya."

"Et dah, bahasa mane tuh juntrungannya? bahasa Senegal?"

"Bahasa planet jupiter! Ih, mamah iih!" Kinasih merasa kesal karena ibunya tidak menanggapi serius. Ibu Kinasih tertawa puas melihat ekspresi anaknya. Sudah jarang mereka bercanda tertawa seperti tanpa beban apa-apa.

Anak semata wayangnya itu bekerja keras menghidupi keluarga. Waktu demi waktu dihabiskan hanya untuk menghadap laptop dan tentu saja, memikirkan Brainytion Kids. Entah kenapa mengalir rasa enyuh dalam diri Ibu Kinasih terhadap buah hati yang dicintainya itu.

Hari itu seharian Kinasih menyelonjorkan kakinya di depan tv hanya karena ia bosan tidak tahu mau melakukan apa dan tidak bisa tidur. Ia duduk mengenakan piyama katun bergambar wajah Jungkook BTS andalannya sambil memeluk bantal lope-lope hadiah pacarnya. Kadang ia duduk cantik seperti permaisuri, kadang ia tiduran telentang, kadang pula ia lendotan seperti singa laut.

"Hmm.. apa gue harus bikin surprise party ya ke karyawan gue? Kayaknya seru juga." Gumam Kinasih.

Kinasih tersadar pada dirinya yang selalu mendamprat anak buahnya. Dari mulai Pak Isa yang tiba-tiba keteknya bau, terganggu sama Bu Maryati yang berisik karena harus straples berkas-berkasnya, Pak Yogu yang mengganti kacamatanya menjadi model bulat yang persis dengan milik Kinasih, atau Cindy dan Nia yang sibuk make up challenge satu sama lain di jam istirahat kantor. Kemarahan yang membuat pegawainya tunduk seperti penyembah dewa neraka ketujuh.

Kinasih membuka ulang kumpulan foto-foto yang memenuhi ruang memorinya. Jepretan awal-awal membangun dan menghias kelas. Saat menata rak kayu untuk tempat tas dan menumpahkan bola-bola warna warni. Ada juga saat mengecat tembok menjadi pemandangan dengan kuda poni yang kelihatan seperti unta arab yang puasa sepuluh tahun.

"Oh my god, bocil-bocil ini masih gue simpen juga fotonya. Nakal banget nih dulu, guru SD nya sekarang muntah paku dah tuh kayaknya ngurusin mereka."

Layar hp tersebut menunjukkan foto tahunan yang biasa Brainytion Kids adakan tiap akhir Agustus. Sekaligus untuk merayakan HUT Republik Indonesia meskipun agak telat. Momen khidmat foto tersebut rusak karena dua orang bocah itu salto di depan barisan rapi guru dan murid.

Angkatan setelahnya tidak kalah mencengangkan. Karena kepolosan mereka, salah satu siswa kesetrum karena mencolok lubang kabel dengan garpu. Beruntung aksi heroik Pak Yogu dengan kacamata bulatnya berhasil menyelamatkan anak tersebut dan anak tersebut selamat wal afiat. Sejak kejadian itu, alat makan sekolah diganti dengan yang bergagang arkrilik dan semua colokan yang berada di bawah dinonaktifkan.

Kinasih benar-benar trauma sejak kejadian itu dan takut orang tua tidak menaruh percaya. Anehnya, anak usil tersebut justru menjadi lebih responsif ke ajaran yang diberikan dan mendapat juara lomba mewarnai tingkat kecamatan. Sungguh mukjizat!

Tapi dibalik kekejaman Kinasih, sebenarnya Kinasih sangat peduli pada karyawannya. Terlebih karena Kinasih menemukan rumah ternyaman kedua bersama mereka. Walaupun menurut pikiran karyawannya, mereka terperangkap di sarang siluman gorgon.

Sedang asik mengamati foto-foto lucu, sebuah pesan dari Danny muncul.

D : "Beb, aku kangen. Ketemuan yuk aku nemu kafe baru."

Kinasih marah. Bisa-bisanya manusia setengah bunglon ini masih berani menghubungi Kinasih setelah berulang kali melakukan kesalahan. Kinasih sudah muak dengan segala tingkah lakunya.

K : "Maksud lo apa hah? Lo tuh udah bikin gue marah tau nggak kemaren. Minta maaf dulu kek."

D : "Anjir, pagi-pagi udah ngamuk aja kayak ibu tiri. Salah aku apa beb?"

K : "Pikir sendiri!!!"

D : "Yaudah! kalo lo ga mau, gue bunuh diri nih!"

K : "Beb!!!!"

D : "KITA PUTUS!"

Preschool QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang