"Duh, buku PR mana ya?" Pandu terus mencari-cari salah satu buku saat jam pelajaran pertama semakin dekat.
Teman yang duduk di sebelahnya turut membantu mencarikan satu per satu buku yang telah dikeluarkan Pandu dari dalam tas. "Ketinggalan di rumah kali?"
"Enggak kok, dari malem udah disiapin di dalem tas."
Merasa curiga buku yang ia cari telah dipinjam seseorang, Pandu berinisiatif untuk mendatangi bangku Dito yang di barisan paling belakang.
Ternyata memang benar, sahabat tengiknya sedang menyalin catatan tugas dari buku tugas milik Pandu. Dio telah meminjam buku tersebut tanpa seizinnya. Pandu langsung mengambil buku di atas meja itu dan menepuk kepala Dito dengan buku miliknya.
"Kalau pinjem izin dulu! Aing nyari-nyari dari tadi sia teh," geramnya.
"Tadi mau ijin cuma maneh lagi di luar. Ya udah ambil dulu takut waktunya gak keburu," ungkap Dito—mencoba mencari alasan seraya tersenyum gugup.
Sementara teman sebangkunya menghampiri Dito, Andhin melihat semua isi tas Pandu yang tergeletak di atas mejanya. Ia tertarik pada salah satu benda yang berbeda dari buku-buku lainnya, yaitu sebuah sketchbook berukuran A5. Ketika dibuka, tampak kumpulan hasil karya dari goresan tangan Pandu yang kerap kali menggambar potret seorang gadis dengan gaya gambar manga.
Gadis berambut ponytail mengenakan seragam SMA mirip karakter dirinya. Juga ada potret seorang gadis memakai kaos jersey basket. Jersey bernomor 9 yang memang nomor yang biasa dikenakan Andhin di tim basket putri sekolah.
Si pemilik buku yang baru saja kembali, terkejut bukan main melihat benda yang selama ini ia rahasiakan tak sengaja terbongkar. Langsung saja ia berusaha merebut benda itu dari tangan Andhin. "Eh siniin sketchbook-nya!"
"Gak apa-apa cuma lihat aja sebentar." Andhin dengan cepat berbalik membelakangi mencoba menghindari tangan Pandu yang akan merebut sketchbook itu. Ia masih belum tuntas melihat semua gambar karakter dirinya yang telah tertoreh dengan apik di atas lembaran kertas.
Sekuat tenaga Pandu harus menahan tangan gadis itu hingga berhasil merebut sketchbook miliknya lagi. Andhin tersenyum-senyum melihat seseorang yang telah menggambar karakter dirinya secara diam-diam.
"Kok semua gambarnya mirip aku sih? Jersey-nya juga nomor 9. Itu gambar aku ya?"
Pandu semakin dibuat salah tingkah dan tak bisa fokus menatap wajah gadis di dekatnya. "Hmm... itu ini..., iya. Sebenernya ini buat hadiah ulang tahun kamu nanti. Jadi ketahuan duluan deh. Aku kasihnya nanti aja ya?"
"Tapi ulang tahun aku kan masih lama."
"Cuma sebulan lagi juga."
Kedua mata gadis berambut berambut terikat satu itu semakin membuka lebar. "Kok kamu tahu tanggal ulang tahun aku?"
"Iyaa... kan, kan aku pernah lihat data-data siswa kelas kita."
"Ooh," Andhin berpura-pura tenang untuk mengambil siasat. Lalu berhasil merebut lagi sketchbook itu dari tangan Pandu yang sedang lengah.
"Hey, jangan dilihat semuanya!" Perebutan kembali terjadi.
"Biarin dong, kan aku juga penasaran." Andhin menghalangi raihan tangan Pandu dengan punggungnya.
Setelah membuka dan hampir semua halamannya, ia melihat gambar karakter manga dirinya yang sedang berpose sensual dengan rok abu-abu mini yang tersingkap, juga mempunyai dada yang besar dengan beberapa kancing seragam yang terbuka hingga terlihat belahan dada. Melihat gambar itu, Andhin terkejut bercampur kesal dan langsung menatap tajam ke arah Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
About D ( Her Secret ) ✔
Novela JuvenilCerita Wattpad dengan visual ilustrasi di dalamnya. Andhini tak menyangka, di masa remajanya ia akan dipertemukan kembali dengan seseorang yang sempat datang di masa kecilnya. Dia adalah Dara, yang kini bersembunyi di balik nama barunya, Nadi. Nadi...