Perfect Love 45

1K 53 3
                                    

Pengorbanan dalam cinta memang perlu dilakukan untuk orang yang kita kasihi. Tak memandang pria maupun wanita yang akan melakukan nya. Tapi ingatlah pengorbanan yang kita lakukan bisa saja menjadi sakit hati di kemudian hari. Pintarlah dalam bertindak dalam cinta, dengan itu semua akan baik
dan akan menjadi cinta yang sempurna

~~~

Dikamar yang sunyi sepasang suami istri tengah berdiam diri menyandarkan tubuhnya ke kepala tempat tidur. Memeluk seseorang yang kita cintai.

Itulah Zara yang kini sedang dipeluk oleh seseorang pria.

"Mam, bentar lagi kan kamu lahiran". Ucap Angga mengelus perut telanjang Zara.

"Iya, mamam gak sabar ketemu anak kita". Jawab Zara antusias ikut mengelus perutnya.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh?". Ucap Angga serius.

"Apa sih pap serius banget deh mamam jadi takut". Menghentikan kegiatan elusannya.

"Kamu jangan berfikiran yang gak gak dulu ya sayang, aku ngelakuin ini bukan karena aku gak sayang sama kamu, tapi ini harus sayang". Ucap Angga menatap mata zara dengan prasaan bersalah.

"Apa sih pap ngomong langsung aja". Ucap Zara gak sabaran.

"Ada pekerjaan yang mengharuskan aku untuk pergi ke LA sayang, dan aku benar-benar harus kesana ra. Andai saja aku bisa menyuruh anak buahku untuk  pergi kesana menggantikan aku pasti aku akan lakuin itu, tapi gak bisa". Jelas Angga menggenggam erat tangan Zara.

Zara yang mendengar itu terdiam tak mampu mengeluarkan suaranya. Bagaimana bisa suaminya akan pergi keluar negeri meninggalkan nya yang sedang hamil besar ini. Bisa saja saat Angga pergi ia melahirkan anak kedua mereka.

"Zara. sayang". Panggil Angga mengguncangkan pelan tangan Zara.

"Kamu mau ninggalin aku?". Ucap Zara lirih sangat pelan sampai tak terasa air mata nya turun membasahi kedua pipinya.

"Gak sayang, gak. Aku gak ninggalin kamu. Aku cuma pergi sebentar sayang, cuma tiga hari". Ucap Angga.

"Kamu bilang cuma tiga hari ngga? Kamu tau gak, aku takut anak kita lahir tanpa kamu lagi. ANGGAAA, aku gak mau terulang untuk anak kita ini". Ucap Zara memukul dada Angga.

"Sayang dengerin aku dulu dong, aku kan per...".

"Udah ya ngga, aku capek, aku mau tidur". Ucap Zara memotong ucapan Angga.

Zara merebahkan dirinya di samping Angga yang masih setia duduk merenung memikirkan istrinya. Membelakangi Angga, Zara menahan isakannya dalam diam. Berusaha memejamkan matanya melupakan apa yang terjadi barusan.

Kicauan burung menyambut pagi Zara yang terbangun dari  tidurnya, ia terduduk di sisi ranjangnya melihat tempat tidur yang sudah tak terlihat Angga disitu, sedetik kemudian Zara mengingat kejadian kemarin malam. Bagaimana bisa Angga akan pergi dengan keadaan seperti ini.

Tak ada tenaga sekali yang di rasakan Zara saat ini, menuruni tangga dengan sangat pelan sambil menahan perutnya yang semakin terasa sakit.

Dilihat nya Angga yang sudah duduk di kursi bersiap untuk sarapan. Zara tak sekali pun melihat Angga yang sedari tadi asik menatap dirinya.

"Bik maaf ya Zara gak sempat lagi bantu masak". Ucap Zara.

"Iya gak papa nak. Sana gih makan dulu". Suruh bi Rumi yang lagi mencuci prabotan yang tadi di pakai nya.

"Nanti aja bik, Zara mau nyiram tanaman dulu aja di belakang ya". Ucap Zara berlalu.

Angga hanya menatap punggung Zara nanar, bagaimana cara ia menjelaskan ke Zara kalau ia harus pergi kesana karena pekerjaan bukan untuk bermain-main.

PERFECT LOVE[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang