"Haduh, mana ya?" Jenar mengacak meja belajarnya, mencari sebuah buku catatan harian miliknya.
"Kak, keliatan buku favorit adek gak?" Siapa yang tidak tahu dengan buku diary bermotif bunga matahari itu. Setelah bersusah payah ia mencari di seluruh penjuru rumah, namun hasilnya nihil. Akhirnya ia bertanya pada sang kakak yang tengah bermain video game.
"Ck, beli lagi kenapa sih? Kek ga punya duit aja." Jenar memutar bola matanya malas, ia mengambil ponsel milik sang kakak dengan paksa.
"Bantuin adek cari bukunya, atau hape ini adek pecahin?!"
"Pecahin aja, gue bisa beli lagi." terkadang, Jenar bingung bagaimana cara ia mengancam sang kakak. Ia melempar kembali ponsel sang kakak.
"Kak, please! Bantuin adek, itu isinya curhatan adek." rengeknya, menggoyang-goyangkan badan sang kakak yang tengah rebahan diatas sofa.
"Iya-iya! Gue harus cari dimana?"
"Ya dimana aja, rumah ini luas kak!"
Yang lebih tua dua tahun itu beranjak dari sofanya. Mencari barang yang adiknya minta.
"Padahal, kalo lo bilang ke bokap pasti di beliin sama pabriknya kalo mau." Jenar tak menggubris ucapan sang kakak.
"Kak Jeno kalau bantu yang ikhlas dong! Masak nyarinya gitu." Jenar menangkap gerakan sang kakak yang tengah mencari tetapi sambil memejamkan mata.
"Heh, ini tuh mencari dengan insting!"
Setelah setengah jam mencari, Jeno mulai lelah. Ia terduduk diatas karpet kamarnya. Begitupun dengan Jenar.
"Lo udah cari di sekolah 'kan?" Jenar berdiri dengan cepat, lalu menyengir kearah Jeno. "Belum, hehe." Rasanya Jeno ingin menyumpal mulut sang adik dengan koleksi sepatu Dior miliknya.
"Besok cari di sekolah. Kalau nggak ada, ya udah."
"Tapi, kalau ada yang baca. Gimana?!"
"Ya resiko orang ceroboh kayak elo," Jeno berdiri, mendorong dahi sang adik dengan gemas.
"Keluar lo, gue mau tidur." Jenar mendesis, ia keluar dengan menghentak-hentakkan kakinya pada lantai.
"Jeno nyebelin." gumamnya, berharap sang kakak tidak mendengar-
"Gue denger, ya!" Jenar tersentak ketika mendengar teriakan Jeno, seketika ia mulai berlari kecil menuju kamarnya.
"Huft, diary ku tolong kembali pada mama. Please!" ucap Jenar, sembari memohon entah pada siapa.
Doanya terganggu oleh dering ponsel miliknya, terdapat pop up pesan yang muncul pada layar ponselnya.
"Ih, sapa sih?" Jenar meraih ponselnya yang tergeletak di kasur.
"Tumben si Jisung pinter." Jenar tersenyum lebar ketika melihat pesan yang dikirim oleh Jisung.
Jisung tiang
|Cari pake menfess sekolah, coba.
Jenar mulai membuka aplikasi burung berwarna biru pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Notebook
Fanfiction[Hiatus] "Kalau yang nemuin cowok, gue jadiin pacar deh. Kalau cewek, gue beliin tas branded." Sebuah imbalan yang mungkin akan membawa penyeselan pada sang empu. Start : April 26th 2020 End : PS : Cerita asli pemikiran author. Jika ada beberapa alu...