Dengan datar, Wei Ying menatap Peony yang melayang di samping sofa tempatnya berbaring, bunga Peony ajaib yang diberi mantra oleh Kaisar. Bunga Peony yang menandakan sisa waktunya. Tapi dia tidak boleh menceritakan rahasianya kepada siapapun, jika dilanggar, maka jiwanya akan musnah dalam sekejab.
" Musnah... " gumam Wei Ying pelan.
" Aku cerita atau tidak, toh aku akan menghilang dari hidup Lan Zhan. Lalu kenapa tidak boleh aku utarakan semuanya...sama saja kan. " gerutunya tanpa niat.
Matanya terbelalak dan dia melonjak duduk ketika satu kelopak bunga terjatuh begitu ia selesai bicara.
" H-hei!! Itu kan hanya teori!! Kenapa kau langsung berguguran begini, aduuuuh, sensitif banget sih ini kembang! "
Satu kelopak lagi terjatuh.
Gaaaah!
" Gil- ok! Ok!! Aku diam, aku gak ngomong macem-macem lagi... ampun deh, beneran ampuuun DJ, minta maaf ya kembang cantik "
Kedua tangan bergerak-gerak disekitar Peony, tapi terlalu takut untuk menyentuh, Wei Ying menunggu dengan penuh ketegangan. Selang beberapa waktu tidak ada lagi kelopak yang terjatuh, barulah dia bernafas lega dan bersandar dengan lemas di sofa, satu lengan menekan matanya yg terpejam, mencoba menenangkan debar jantungnya yang begitu cepat.
Perlahan membuka mata dan melihat sisa kelopak Peony yang tertinggal beberapa helai, Wei Ying menghela nafas panjang.
1, 2, 3, 4, 5, ... sigh... berapa lama lagi waktu yang tersisa. Masih banyak yang ingin aku lakukan bersama Lan Zhan.
Aku ingin... aku ingin mendaki gunung, main Ski, wisata kuliner, jalan-jalan ke Bali, atau ke Manado makan yang pedes-pedes...dua-duanya deh boleh.
Lalu aku ingin main game bareng..haha! Dia kan belum bisa kalahin skor DDR aku, huh, gak bakal bisa juga sih, aku kan jagoan. Heh.
Ingin ajak Lan Zhan ke Jepang lalu foto berdua pakai Yukata....uu~uh cakep. Ah, tapi Lan Zhan pakai apa saja pasti bagus.
Ah iyaaa, film Kenshin mau ada lanjutannya! Ingin nonton bareng Lan Zhan... hmm.. soundtracknya dari OOR lagi gak yah ?...
Lalu.. lalu.. aku ingin...
Air mata yang tak tertahan mulai mengalir perlahan, lalu semakin deras. Kedua lengan memeluk perutnya dengan erat, berharap bisa mengempiskan kesedihan yang menyesakan dadanya, Wei Ying akhirnya melepaskan tangisnya.
Duduk ditengah sofa panjang, bahu terguncang terisak-isak, sendirian.
Kelopak-kelopak bunga yang telah gugur dilantai, mulai terurai dan perlahan menghilang tak bersisa.
Aku ingin ada dipelukan Lan Zhan
~||~
Telepon genggam tiba-tiba bergetar, Lan Zhan meletakan pena diatas tumpukan laporan yang harus dia review dan mengusap layar handphone untuk membuka chat. Hanya ada lima orang yang tahu nomor pribadinya. Paman Qiren, Huan ge, Ming ge, sekretaris pribadinya dan.... Wei Ying.
Sambil termenung Lan Zhan membaca chat yang baru saja diterimanya
" Lan Zhaaan aku kangeen, kapan bisa ketemuan ? 。◕‿◕。 "
.......
" Lan Zhan... kok di read doang .. ( ・ั﹏・ั) "
.......
" Lan Zhan!! ... aku nangis nih (╥﹏╥) air mataku bercucuran gak karuan gara-gara kamu. Terus nanti mataku bengkak gak bisa liat jelas, kepleset genangan air mata, terus aku jatuh, kepalaku kejeduk, lalu nanti aku amnesia! lupa sama kamu! baru tau rasa!!! "
Seperti biasa, Lan Zhan tak mampu menahan senyum membaca chat Wei Ying. Bisa membayangkan dengan jelas ekspresinya saat menulis pesan. Dahi berkerut konsentrasi. Kadang alisnya turun naik seperti ulat bulu kecil ketika berfikir. Kepala yang kadang-kadang dimiringkan sambil menggigit-bibir bawah, dan ketika mulai frustasi, Wei Ying akan mengerucutkan bibir atau menggembungkan pipinya cemberut. Membayangkan wajah Wei Ying saja membuatnya ingin menyentuh pipi Wei Ying, mencubit gemas sampai bulir air mata mengintip di sudut matanya yang bersinar jahil.
Wei Ying.
Kehadirannya memberi warna cerah pada hidup Lan Zhan yang monokrom. Jika dulu ia menyukai malam, sejak bertemu Wei Ying, Lan Zhan jadi lebih menyukai pagi.
Pagi berarti matahari terbit. Matahari mengingatkan Lan Zhan akan senyuman Wei Ying. Begitu ceria tanpa ikatan, bersinar hangat. Berjalan di bawah sinar mentari, ia merasa tidak akan pernah tersesat dalam gelap.
Tanpa kuasa, Lan Zhan terbawa aliran arus pesona Wei Ying yang begitu kuat. Terus menerus hanya bisa berputar di sekitar Wei Ying, seperti Bulan yang mengorbit pada Bumi, tanpa ada harapan untuk pernah lepas.
Dengan hembusan nafas pasrah, Lan Zhan mengetik balasan untuk Wei Ying.
" Kerja. "
Terkirim. Terbaca. Lan Zhan mematikan HPnya.
Sebenarnya aku... ingin selalu ada disamping Wei Ying
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Paling Berharga ( Wangxian AU )
FanfictionMo Dao Zu Shi, MDZS Alter Universe, Modern AU. Wangxian Angsty with feeling Dewa Pelindung Perasaan cinta terpendam Jadi ini ff pertamaku, yang tercipta karena tugas sekolah di group RP... yep, beneran Setelah dipikir-pikir, ini cerita udah jadi fan...